Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 8 RASA KAGUM VANESA
Kemudian Adrian mulai mengambil satu buah potongan batu yang sebelumnya mengeluarkan cahaya di matanya.
"Kakek coba belah kan potongan batu ini!" ujar Adrian.
"Adrian apa maksudmu?" Kakek Setiawan terkejut mendengarnya.
"Apakah maksudmu di dalam potongan batu ini masih ada giok," sambung kakek Adrian.
"Ya benar, aku menilai batu ini terdapat sebongkah giok," balas Adrian.
Kakek Setiawan dan Vanesa di buat semakin bingung dan tidak percaya oleh Adrian, bagaimana mungkin batu sisa potongan memiliki giok di dalamnya. Jika memang ada sudah pasti mereka terlebih dahulu mengetahuinya dan tidak mungkin membuangnya.
Namun setelah kejadian sebelumnya di mana Adrian dapat mengetahui bahwa di tumpukan batu sebelumnya tidak ada giok nya, hal itu membuat Kakek Setiawan semakin penasaran.
Kakek Setiawan mulai membelah potongan batu yang di maksud oleh Adrian secara perlahan-lahan. Namun Kakek Setiawan mulai kaget melihat cahaya hijau berkilau dari dalamnya.
"Ada isinya," ujar Kakek Setiawan.
Vanesa juga terkejut melihatnya, sedangkan Ardian hanya tersenyum dan sangat puas dengan kekuatan matanya.
Begitu selesai terbelah terlihatlah sebuah batu giok hijau berukuran hampir sebesar bola golf.
"Wah ini adalah giok hijau dengan kualitas terbaik" ujar Kakek Setiawan.
"Kamu sungguh hebat Adrian, lagi-lagi kamu membuatku terkejut," sambung kakek Setiawan.
Vanesa juga kagum terhadap Adrian, bahkan Vanesa juga perlahan mulai tertarik terhadap sosok Adrian ini.
"Giok hijau kualitas terbaik?" ujar Adrian.
"Kalau begitu berapa nilai dari giok hijau tersebut?" sambung Adrian bertanya.
"Giok hijau dengan kualitas terbaik seperti ini dan dengan ukuran sebesar ini, paling tidak harganya tidak kurang dari 2 milyar," jawab Kakek Setiawan.
"Ha... 2 milyar," ulang Ardian.
Ardian tidak menyangka bahwa batu giok itu memiliki harga jual yang sangat mahal. Bukankah sama saja dirinya baru saja menemukan sebuah harta Karun.
"Benar 2 milyar, bahkan bila di buat menjadi beberapa perhiasan nilainya bisa mencapai 3 milyar," tegas Kakek Setiawan.
Adrian mulai tersenyum puas, tidak di sangka sebelumnya dia memikirkan cara cepat untuk mendapatkan uang dengan cepat, kini malah muncul dengan sendirinya.
Jika bisa mendapatkan beberapa batu giok seperti ini, bukankah akan mendapatkan uang yang sangat banyak pikir Adrian.
"Tampaknya aku harus masuk dalam industri perbatuan ini," pikir Adrian.
Kemudian batu itu di beli oleh Kakek Setiawan untuk di olah menjadi perhiasan. Dan Adrian kini perlahan uangnya semakin banyak dan bertambah banyak.
Adrian kini sudah pergi meninggalkan toko milik Kakek Setiawan. kemudian sebuah mobil mewah melintas pelan di sampingnya.
Kaca mobil mewah itu dalam kondisi terbuka sehingga Adrian dapat melihat orang-orang yang ada di dalam mobil. Adrian tampak terkejut melihat sosok pria gemuk yang tidak asing di dalam mobil itu.
Pria gemuk itu ternyata adalah Doni yang sedang duduk di kursi belakang sambil merangkul seorang wanita muda di sebelahnya.
Adrian dapat melihat jelas wanita yang berada di sebelah Doni karena kemampuan hebat dari matanya. Hanya saja yang membuat Adrian bingung adalah wanita yang di sebelah Doni bukanlah Angel melainkan wanita lain.
100 meter di depan Adrian, mobil mewah itu berhenti di depan sebuah hotel. Turunlah wanita itu dari dalam mobil, sementara mobil itu lanjut berjalan pergi dengan Doni di dalamnya.
"Bukankah dia sekarang adalah kekasih Angel, lalu siapa wanita itu, apa Angel di selingkuhi?" pikir Adrian.
Adrian yang penasaran mulai menghampiri wanita muda itu. Ardian hanya ingin tahu saja, jika benar Angel di selingkuhi maka itu adalah karma pikir Adrian.
Wanita muda itu terlihat sangat seksi dengan pakaian ketat dan rok mini. Wajahnya di tutupi bedak dan riasan yang tebal. Hanya saja bila di lihat secara teliti Angel masih lebih cantik bila di bandingkan dengannya.
"Nona," ujar Adrian kepada wanita itu.
"Ada apa?" tanya wanita itu sambil melihat Adrian dari atas ke bawah.
"Kalau boleh tahu apa hubungannya anda dengan pria barusan?" tanya Adrian to the poin.
"Siapa kamu, apa urusanmu bertanya seperti itu," jawab wanita itu.
Wanita itu melihat Adrian cukup tampan dan dengan penampilannya rapinya yang sekarang, orang akan langsung mengira bahwa Adrian adalah seorang bos besar.
"Tapi jika kamu memberikan ku sebuah mobil, aku bisa saja menemanimu malam ini," ujar wanita itu dengan memperlihatkan bentuk dadanya untuk menggoda Adrian.
"Tidak perlu, mobil terlalu mahal untuk wanita seperti anda," balas Adrian merasa jijik dengan wanita model seperti itu.
"Brengsek, jika kamu tidak memberikan apa yang wanita inginkan, jangan harap kamu bisa mendapatkannya," wanita itu pergi masuk ke dalam hotel dengan kesal.
Adrian mulai berpikir sejenak dan mengambil kesimpulan, bahwa wanita barusan bersama dengan Doni karena uang. Jadi dia berpikir bahwa Angel juga sama seperti wanita barusan.
Adrian merasa bersyukur karena sudah berpisah dengan Angel. Adrian merasa wanita seperti itu tidak cocok dengan dirinya.
Satu hari kemudian Adrian mendapatkan undangan dari Kakek Setiawan untuk makan malam bersama. Hal itu sebagai rasa terima kasih atas pertolongan dan bantuan Adrian sebelumnya.
Mereka makan malam di salah satu restoran terbaik di kota itu. Kakek Setiawan dan Adrian terlihat sangat asik mengobrol. Sangat terlihat bahwa Kakek Setiawan begitu menyukai Adrian.
"Aduh aku melupakan sesuatu," ujar Kakek Setiawan.
"Ada apa kakek Setiawan?" tanya Adrian.
"Kucing di rumah sudah ku beri makan, namun belum ku beri minum, aku takut akan tersedak," jawab kakek Setiawan.
"Kalau begitu aku pulang dulu, kalian lanjutkan saja makannya," sambung kakek Setiawan.
Kakek Setiawan berjalan pergi dengan tergesa-gesa sambil menyembunyikan senyum di bibirnya.
"Kucing... bukankah kucing kakek sudah mati 2 hari yang lalu," pikir Vanesa.
Kini di meja makan restoran itu hanya tinggal tersisa Adrian dan Vanesa saja. Vanesa terus makan dan Adrian diam-diam terus memperhatikannya.
"Kamu terus melirikku, apa kamu tidak makan juga?" ujar Vanesa.
"Melihatmu saja sudah membuatku menjadi kenyang," balas Adrian tersenyum.
"Uhuk..." seketika Vanesa langsung berbatuk.
Pipinya tampak memerah, bisa-bisanya Adrian mencoba menggodanya di saat dia sedang mengunyah makanan pikirnya.
"Aku ke toilet sebentar," ujar Vanesa mulai salah tingkah.
Vanesa mulai berjalan pergi menuju ke toilet. Sampai di toilet Vanesa hanya berdiri di depan sebuah kaca cermin yang besar sambil memandangi wajahnya yang memerah.
15 menit telah berlalu, Vanesa juga tak kunjung kembali. Adrian sedikit khawatir dan kemudian mencoba menyusul Vanesa.
Di sebuah koridor menuju ke toilet, Adrian melihat Vanesa yang sedang di pojokan oleh seorang pria di dinding. Pria itu menyudutkan Vanesa seolah ingin memakannya.
"Sayang hari ini kamu sangat cantik," ujar pria itu kepada Vanesa.
"Rudi kamu menyebalkan sekali," balas Vanesa yang tidak bisa bergerak karena terbentur tembok di belakangnya.
Rudi adalah seorang anak dari penguasa kaya yang selama ini sangat menyukai Vanesa. Rudi terus mengejar Vanesa, namun Vanesa selalu menolaknya.
"Aku sudah bilang, bahwa aku sudah mempunyai kekasih," sambung Vanesa.
Vanesa membohongi Rudi agar Rudi berhenti dan tidak lagi mengejar-ngejarnya.
"Vanesa kamu jangan menipuku lagi, aku sudah menyuruh seseorang untuk menyelidikinya, kamu sama sekali belum mempunyai kekasih," balas Rudi sambil mengintimidasi.
Rudi sangat tergila-gila oleh Vanesa yang begitu sangat cantik. Bahkan air liurnya saja hampir menetes ketika melihat bentuk tubuh sempurna milik Vanesa.
"Aku setulus hati mencintaimu Vanesa, jadi bagaimana jika kamu pertimbangkan untuk menerima ku," ujar Rudi.
Tangan Rudi hendak menyentuh wajah Vanesa, sehingga membuat Vanesa mulai merasa takut. Namun Adrian yang melihat itu tentu saja tidak bisa tinggal diam.
"Hentikan!" ujar Adrian sambil menangkap tangan Rudi.
"Brengsek, siapa kamu," Rudi tampak terkejut dengan kemunculan dari Adrian.
"Beraninya kamu mengatai ku," balas Adrian.
Adrian mencengkram pergelangan tangan Rudi dengan keras sehingga membuat Rudi kesakitan.
"Sialan, lepaskan tanganku," Rudi memicingkan mata merintih kesakitan.
"Lepaskan, baiklah," ujar Adrian.