NovelToon NovelToon
Cinta Di Antara Kaset Dan Surat Cinta

Cinta Di Antara Kaset Dan Surat Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan
Popularitas:903
Nilai: 5
Nama Author: mom alfi

Di era 90-an tanpa ponsel pintar dan media sosial, Rina, seorang siswi SMA, menjalani hari-harinya dengan biasa saja. Namun, hidupnya berubah ketika Danu, siswa baru yang cuek dengan Walkman kesayangannya, tiba-tiba hadir dan menarik perhatiannya dengan cara yang tak terduga.

Saat kaset favorit Rina yang lama hilang ditemukan Danu, ia mulai curiga ada sesuatu yang menghubungkan mereka. Apalagi, serangkaian surat cinta tanpa nama yang manis terus muncul di mejanya, menimbulkan tanda tanya besar. Apakah Danu pengirimnya atau hanya perasaannya yang berlebihan?

“Cinta di Antara Kaset dan Surat Cinta” adalah kisah romansa ringan yang membawa pembaca pada perjalanan cinta sederhana dan penuh nostalgia, mengingatkan pada indahnya masa-masa remaja saat pesan hati tersampaikan melalui kaset dan surat yang penuh makna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom alfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Rasa Cemburu yang Menggelitik

Hari itu terasa berbeda. Matahari bersinar terik, namun Rina merasakan sedikit kegelapan di hatinya. Entah kenapa, sejak pagi, ada perasaan gelisah yang menghinggapi dirinya. Ia mencoba mengabaikannya, berpikir mungkin hanya rasa lelah atau mood yang sedang tidak bagus. Namun, semakin siang, perasaan itu semakin menguat. Sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, seperti ada yang mengganggu.

Di kelas, seperti biasa, Rina duduk di bangkunya bersama Sari, sahabat sejatinya. Sari adalah orang yang selalu tahu bagaimana cara membuatnya tertawa, sekaligus mengerti kapan harus memberikan nasihat. Mereka sering berbicara tentang segala hal, termasuk masalah hati. Tapi hari itu, Rina tidak bisa merasa tenang. Mata Rina terus melirik ke arah Danu, yang sedang duduk di barisan belakang.

Rina tahu Danu selalu duduk di dekat jendela, menikmati pemandangan luar sambil mendengarkan lagu di Walkman-nya. Sejak surat ketiga yang diterimanya, hatinya benar-benar berdebar setiap kali melihat Danu. Meskipun mereka belum mengungkapkan perasaan secara terang-terangan, semua tanda-tanda menunjukkan bahwa keduanya saling tertarik. Tapi, pagi itu, sesuatu berbeda.

Di depan kelas, Danu sedang berbicara dengan Nina, teman sekelas mereka yang cukup terkenal di sekolah. Nina adalah gadis ceria, ramah, dan mudah bergaul. Ia sering kali dikelilingi teman-teman dan selalu menjadi pusat perhatian. Rina tidak bisa menahan rasa penasaran ketika melihat keduanya tertawa bersama. Danu terlihat sangat santai, seolah-olah mereka sudah lama saling mengenal.

Rina merasakan sesuatu yang aneh. Cemburu. Ya, perasaan yang tidak pernah ia duga sebelumnya muncul begitu saja. Ada sesuatu di dalam dirinya yang menolak melihat Danu begitu dekat dengan Nina. Rasanya, dia ingin berlari ke sana dan menyela percakapan mereka. Namun, ia hanya bisa duduk terdiam di bangkunya, matanya terkunci pada kedua sosok itu.

Sari yang menyadari perubahan ekspresi Rina, menoleh dan memberikan senyuman nakal. “Eh, kenapa? Kenapa kamu kelihatan bingung gitu?” Sari bertanya dengan nada menggoda.

Rina mencoba tersenyum, tapi jelas sekali bahwa hatinya sedang tidak tenang. “Gak tahu deh, Sar. Aku cuma merasa… aneh aja lihat Danu sama Nina.”

“Eh, jangan bilang kamu cemburu?” Sari bertanya dengan nada setengah bercanda, tapi juga penasaran.

Rina menunduk, merasa malu dengan pengakuannya sendiri. “Gak tahu kenapa, Sar. Aku gak suka lihat mereka ngobrol kayak gitu. Tapi, ya, kan mereka temen juga, ya? Jadi kenapa juga aku harus cemburu?”

Sari tertawa kecil, seolah-olah sudah mengetahui jawabannya sejak awal. “Yah, Rina, kamu pasti udah mulai suka sama Danu, kan? Gitu deh kalau udah suka, apa-apa jadi merasa punya hak gitu.”

Rina membuang pandangan ke arah Danu dan Nina, yang masih asyik bercanda. Rasa cemburu itu semakin menggelitik, membuatnya merasa seolah-olah ada yang terlewat. “Aku… aku bingung, Sar. Kadang aku mikir, apa aku beneran suka sama Danu, atau cuma ngerasa ada yang berbeda karena surat-surat itu?”

Sari mengangguk paham, lalu menepuk bahu Rina dengan lembut. “Tenang aja, Rin. Semua itu bakal ketemu jalannya. Cuma, kalau kamu udah merasa cemburu kayak gitu, mungkin udah saatnya kamu ngomong sama Danu, deh.”

Rina mengangguk pelan, meskipun dalam hatinya ada perasaan ragu. Rasa cemburu yang menggelitik itu membuatnya semakin bingung, namun di sisi lain, ia merasa sedikit lega karena Sari sudah memberikan sedikit pencerahan. Ia pun memutuskan untuk mencoba mendekati Danu dan membicarakan semuanya, meskipun ia masih tidak yakin bagaimana harus mulai.

Namun, kelas berakhir dengan cepat, dan Rina harus bergegas untuk kembali ke rumah. Danu dan Nina sudah selesai berbicara, dan Danu tampak sedang mengepak buku-bukunya, bersiap untuk pergi. Tanpa berpikir panjang, Rina berjalan mendekat.

“Danu!” Panggil Rina dengan suara sedikit cemas.

Danu menoleh, melihat Rina dengan senyum lebar. “Eh, Rina! Mau kemana?”

“Eh, nggak, cuma mau bilang, kita bisa jalan bareng gak sih, setelah sekolah? Aku pengen beli kaset baru, nih,” kata Rina dengan cepat, mencoba bersikap santai.

Danu mengangguk antusias. “Oh, iya, aku juga mau ke toko kaset, kok. Pasti seru tuh, kita bisa pilih kaset bareng-bareng!”

Rina tersenyum lega. Meski perasaannya masih sedikit gelisah, setidaknya ia bisa melanjutkan percakapan lebih jauh di toko kaset nanti. Setelah itu, mereka pun berjalan keluar sekolah bersama, menyusuri trotoar yang penuh dengan kenangan indah.

Di toko kaset, suasana semakin santai. Mereka berdua mengelilingi rak-rak kaset, saling merekomendasikan album-album terbaru yang mereka suka. Rina merasa lebih tenang saat berada di sini, di antara kaset-kaset dengan sampul warna-warni yang memancarkan kenangan masa muda. Lagu-lagu yang diputar di toko itu seakan menjadi penghubung bagi mereka berdua.

Tiba-tiba, Danu mengambil sebuah kaset dengan sampul yang menarik dan menghadapkannya kepada Rina. “Eh, ini kaset yang kamu suka banget, kan? Aku lihat di rak, jadi aku bawa. Jangan bilang, kamu udah beli, ya?”

Rina tertawa kecil. “Enggak, kok. Aku belum beli, tapi aku udah lama pengen punya kaset ini. Kamu ini bener-bener peka ya, Danu.”

Danu tersenyum, matanya berbinar-binar. “Ya, kan? Aku kan udah mulai ngerti apa yang kamu suka.”

Rina merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam cara Danu berbicara kali ini. Seperti ada kedekatan yang semakin terasa. Mungkin, perasaan yang sempat terkubur dalam-dalam kini mulai muncul dengan sendirinya. Rina tahu, dalam hati, perasaan cemburu yang tadi menggelitik, adalah sebuah tanda bahwa dia mulai merasa lebih dari sekadar teman kepada Danu.

Namun, meskipun mereka masih saling berkomunikasi dengan cara yang ringan, ada ketegangan kecil yang tak terucapkan di antara mereka. Rina tahu bahwa Danu juga merasa hal yang sama. Tapi entah kenapa, keduanya masih belum berani untuk mengungkapkan secara langsung. Mungkin karena keduanya masih takut jika perasaan itu terlalu mengganggu persahabatan yang sudah terjalin begitu baik.

Setelah membeli beberapa kaset baru, mereka pun berjalan keluar dari toko dengan hati yang lebih ringan. Namun, rasa cemburu yang tadi menggelitik dalam hati Rina kini terasa sedikit lebih tenang, meskipun ia tahu bahwa kedekatan mereka berdua akan segera membawa mereka pada sebuah pengakuan yang tak bisa ditunda lagi.

Sementara itu, Sari yang mengamati dari kejauhan, hanya bisa tersenyum geli. Dia tahu, perjalanan cinta Rina dan Danu baru saja dimulai, dan dia tidak sabar untuk melihat bagaimana kisah ini berkembang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!