NovelToon NovelToon
Embrace The Journey

Embrace The Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Bellaetrix

Ini adalah novel romansa. Yang menceritakan karier dan cinta. Mengisahkan cinta yang bahagia tentang meraka yang jatuh, gagal, bangkit lagi, dan tumbuh bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellaetrix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EUNOIA (YUNOYA)

Ku lihat jam di dinding, rupanya masih jam 09:28. Eza akan tiba di rumah sekitar jam 12 lebih. Rupanya masih lama untuk berangkat ke rumah bude. Bosan tak ada kegiatan yang bisa ku lakukan, tiba tiba saja aku ingin makan spaghetti bolognese. Aku akan membuatnya, ku langkahkan kaki ku ke dapur , ku buka pintu kulkas ternyata bahan yang ingin ku masak tidak ada. Ku lihat juga persediaan di kulkas hanya tinggal beberapa saja. Aku berinisiatif untuk pergi ke supermarket. Ku ambil jaket ku di kamar ku raih helm dan kunci motor milik mamah di tempat penyimpanan kunci.

"Mah, Aya pamit keluar sebentar ya? Aya mau membeli sesuatu "

"Iya hati hati dijalan, gak usah ngebut ngebut"

"Siap"

Ku keluar kan motor dari garasi. Ku lajukan motor ku ke arah supermarket terdekat dari rumah.

Tiba di supermarket ku ambil troli dan mencari bahan bahan yang sudah aku list di dalam ponselku. Tiba tiba saja aku di kagetkan oleh seseorang yang menepuk pundak ku.

"Ya Tuhan" Aku benar benar kaget ku lihat ke belakang rupanya Aska.

"Aku kira kamu siapa ska?, ngagetin aja"

"He he he sorry Ra " Dia tertawa sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Ya dari dulu dia memang memanggilku dengan Ra, bukan ay, Aya, atau cahya seperti yang lainnya. Saat aku bertanya kenapa memanggilku Ra tidak seperti yang lain? Jawabannya

"Ra itu juga bagian dari namamu kan?, jadi, kenapa tidak boleh aku panggil Ra? Apa kamu keberatan aku panggil Ra?"

Ya namaku Cahyaka Candrarini, kalau kalian lupa.

"Enggak, aku gak keberatan kamu panggil Ra, hanya penasaran saja kenapa memanggilku berbeda dengan yang lain"

Ya seperti itulah singkat nya kenapa dia memanggilku dengan Ra bukan seperti yang lainnya.

"Kamu lagi apa disini ?"

"Ehmm, aku lagi beli bahan persediaan di kulkas, kamu sendiri lagi apa?"

"Lagi beli ini"

Dia memperlihatkan sebungkus rokok kepadaku.

Sejak kapan dia merokok ?, aku baru tau kebiasaan dia yang baru ini.

Aku ingin bertanya tapi ya untuk apa juga aku bertanya.

"Aku kira tadi bukan kamu, tapi kok seperti kamu, jadi aku beranikan diri buat menghampiri eh ternyata beneran kamu"

"Iya tapi bisa dong manggil dulu jangan langsung main tepuk pundak, aku kan kaget dan parno jadinnya. Kamu udah beres dari kasir?( Kulihat dia hanya menganggukkan kepalanya) Ya sudah kalau gitu aku ke kasir dulu"

"Ya sudah gih, aku keluar dulu"

Kulangkahkan kakiku meninggalkan dia di belakangku . Aku tak memperhatikannya setelah perbincangan kami. Aku keluar dari supermarket ini dan kulihat dia rupanya sedang duduk di bangku yang disediakan oleh supermarket ini,sambil menyesap satu batang rokoknya. Dia menoleh ke arahku dan memanggilku dengan melambaikan tangannya Rupanya dia masih disini Kuhampiri dia dan duduk di depannya. Dia menyodorkan sebuah paperbag ke depanku.

"Apa ini?"

"Buka aja"

Kubuka paperbag tersebut dan harumnya langsung masuk ke indra penciumanku. Rupanya dia masih ingat cemilan kesukaanku.

"Masih suka ngemil ini kan?"

Aku menganggukkan kepala ku dan menatapnya. Dia tersenyum kepadaku.

"Syukurlah aku kira kamu sudah gak suka makan itu".

"Masih kok, terimakasih ya. Boleh aku makan sekarang?"

"Boleh"

Churros dengan lelehan coklat yang sangat menggiurkan dan satu cup teh chamomile yang dipesankan olehnya. ku gigit churros ini dan rasanya lezat. Rupanya dia memperhatikanku yang sedang menikmati makanan ini.

" Kamu mau?"

Aku bertanya karena dia terus menatapku dan membuat aku menjadi agak canggung.

"Enggak kamu habiskan saja"

Tiba tiba handphonenya berbunyi. Dia mengangkat panggilan itu agak menjauh dariku.

"Ra, maaf banget aku harus balik ke kantor ada klien yang ingin bertemu, kamu pulang sendiri gak apa-apa kan? Atau mau ikut ke kantor ku? Belum pernah ke sana kan? beres sama klien aku ajak kamu room tour di kantor aku, gimna?"

" Emmm, gimana ya? Aku habis dhuhur harus pergi, ada acara di rumah bude. Sekarang sudah jam 10:25, memang kantormu jauh dari sini?"

"Enggak Deket kok, gak sampai 20 menit dari sini "

Aku berfikir sejenak lalu,

"Ya udah deh, tapi aku gak bisa lama lama ya di sana"

"Iya gak apa apa, kamu tadi kesini naik apa?"

"Tuh pakai motor mamah" ku tunjuk sebuah motor matic di parkiran.

"Motor kamu tinggal disini aja kamu ikut aku pakai mobil"

"Enggak, aku tetep pakai motor kesana, biar kalau pulang nanti gak ribet"

"Ya sudah, kalau begitu "

Kami meninggalkan supermarket tersebut tak lupa ku bawa belanjaan ku dan paperbag pemberiannya, karena aku belum selesai memakannya. Aku berada tepat di belakang mobilnya ku ikuti arah mobilnya. Ternyata benar kantornya tak jauh dari supermarket tempat kami tadi. Ku parkir motorku di tempat parkir, ku buka helmku dan meletakkannya di atas spion. Ku lihat dia keluar dari dalam mobil dan menghampiriku.

"Ayo masuk"

Ku amati bangunan ini sambil berjalan. Ku lihat sebuah papan nama, ya nama firma hukumnya.

EUNOIA LAW FIRM

"Kenapa Ra? Kok seperti sedang memikirkan sesuatu?"

"Emmm penasaran aja kenapa nama kantor kamu seperti itu? Agak sulit untuk di baca ya, emang artinya apa?"

" Kamu bisa menyebutnya yunoya, kata yunoya ini ku ambil dari kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani. aku suka dengan artinya yang mendefinisikan sebuah perasaan dan niat baik yang di miliki seseorang, dimana perasaan tersebut menjadi dasar dalam membangun hubungan dengan orang lain. Jadi aku berharap dengan nama yunoya membuat orang percaya dengan firma hukum kami"

Aku hanya mendengarkan penjelasan nya sambil sesekali menganggukkan kepalaku.

Aku memasuki salah satu ruangan, aku pikir ini adalah ruangannya tapi setelah memasukinya tidak ada meja kerja hanya ada sofa dan pantry saja.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu.

"Permisi pak, pak Baskara sudah menunggu bapak di ruangan bapak"

"Ya sebentar lagi saya ke sana, oh iya tolong jaga tamu saya sebentar ya Van,"

"Baik pak"

"Aku temui klien dulu ya, kamu duduk aja dulu kalau perlu sesuatu bisa minta tolong sama devano, kalau mau rebahan jangan lupa tutup pintunya biar Devan jaga di luar, Sofanya bisa di ubah jadi kasur kok"

"Baiklah"

"Aku tinggal sebentar ya?"

Aku menganggukkan kepalaku kepadanya. Ku perhatikan dia sampai benar benar tak terlihat oleh pandangan ku.

" Ibu butuh sesuatu atau mau saya buatkan minum?"

" Ahh tidak perlu"

Ini terasa agak canggung bagiku, kulihat dia mungkin usianya di bawahku tapi tidak terlalu jauh sekitar satu atau dua tahun di bawahku. Aku tak pernah di panggil ibu oleh orang lain selain bawahanku di kantor.

"Baik lah kalau begitu Bu, kalau ada perlu sesuatu tolong katakan kepada saya,"

"Iya terimakasih, tapi kamu gak perlu manggil saya ibu segala panggil saya Aya saja, saya bukan atasan kamu terlebih kalau di lihat usia kita gak terlalu jauh. Atau karena wajahku seperti ibu ibu makanya kamu panggil saya ibu"

Aku mencoba sedikit bercanda kepada nya agar suasana tak terlalu kaku.

"Maaf Bu kalau saya membuat ibu tersinggung, tapi saya tidak enak dengan bapak kalau saya harus memanggil ibu dengan nama saja"

"Oh ayolah saya hanya teman atasan kamu bukan siapa siapa, jadi santai saja"

Laki-laki ini hanya tersenyum tanpa menjawab ucapan ku. Kulihat dia berdiri di depan pintu. Ini aneh aku seperti sedang di awasi saja.

"Kamu kalau ada kerjaan lain silahkan, aku gak kemana mana kok tenang aja"

"Saya hanya menuruti perintah bapak untuk menjaga ibu"

Ahh sudah lah percuma saja bicara dengannya. Lama lama aku bosan di sini tak ada yang bisa ku lakukan, hanya memainkan ponselku saja. Kulihat jam tanganku, rupanya aku sudah lama berada disini aku harus cepat cepat pulang. Pertemuannya dengan klien lebih lama dari pada dugaan ku, mungkin kasusnya lumayan berat. Ku lihat dia masih tetap ada di depan pintu. Aku keluar dari ruangan ini.

"Oh iya, nanti tolong beri tahu ska kalau aku harus pulang sekarang, dia sudah tau kalau aku ada urusan"

"Baik Bu nanti akan saya sampaikan kepada Bapak, apa perlu saya antar?"

"Tidak perlu, aku bawa motor sendiri"

Dia hanya menganggukkan kepalanya. Aku keluar dari kantor nya. Kunaiki motorku dan bergegas untuk pulang.

1
Bellaetrix
terimakasih atas dukungannya
Anisa
bagus banget kak ceritanya di tunggu ya episode selanjutnya/Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!