Wanita kuat dengan segala deritanya tapi dibalik itu semua ada pria yang selalu menemani dan mendukung di balik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syizha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pengejaran
Kegelapan malam semakin dalam, namun Akselia merasa tak ada satu pun tempat di dunia ini yang benar-benar aman. Pikiran tentang Proyek Elysium terus berputar di kepalanya. Ayahnya, yang selama ini ia anggap sebagai pahlawan, ternyata memiliki ambisi yang jauh lebih besar dari yang ia duga. Dunia yang dikendalikan oleh algoritma, keputusan-keputusan yang diatur oleh mesin, tampak sangat menggiurkan bagi mereka yang menginginkan kontrol mutlak. Namun, bagi Akselia, ini adalah mimpi buruk yang harus dihentikan.
Reina dan Mikael berdiri di seberangnya, memberi ruang untuk Akselia berpikir. Wajah Mikael terlihat serius, seolah ia sudah menyadari bahwa apa yang mereka hadapi lebih besar dan lebih berbahaya daripada yang semula mereka bayangkan.
"Akselia," Reina memulai, "Kita tidak bisa menunggu lebih lama. Jika Lucas sudah mengetahui kita berada di sini, mereka pasti sedang mencari cara untuk menangkap kita. Kita harus bergerak cepat."
Akselia mengangguk pelan, namun pikirannya masih terfokus pada Proyek Elysium dan apa yang akan mereka temui selanjutnya. Jika ini benar-benar proyek yang dirancang oleh ayahnya, maka ada satu pertanyaan besar yang harus dijawab: Mengapa ia tidak pernah tahu tentang ini? Kenapa ayahnya memilih untuk menyembunyikan semua ini darinya?
"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Akselia dengan suara yang lebih tenang daripada yang ia rasakan di dalam.
Mikael menatap layar perangkat di tangannya dan berkata, "Kita sudah mendapatkan informasi yang sangat penting. Jika kita melacak sumber utama Proyek Elysium, kita bisa menemukan pusat kendali yang lebih besar. Itu bisa menjadi titik di mana kita bisa menghentikan semuanya—sebelum mereka benar-benar mengendalikan dunia."
Akselia merasa beban tanggung jawab di pundaknya semakin berat. Tidak hanya ayahnya yang terlibat dalam semuanya, tetapi juga orang-orang yang ia anggap sebagai sekutu, kini menjadi ancaman besar. Lucas dan Sentinel sudah semakin dekat, dan mereka tahu lebih banyak tentangnya daripada yang Akselia inginkan.
"Ayo kita pergi," Akselia berkata dengan tegas. "Kita tidak bisa tinggal di sini. Kita harus menemukan pusat kendali itu dan menghentikan mereka."
Malam itu, mereka memulai perjalanan ke tempat yang jauh lebih tersembunyi, tempat di mana mereka berharap bisa menemukan sumber utama dari Proyek Elysium. Mereka bergerak cepat dan hati-hati, menghindari jejak mereka terdeteksi oleh Sentinel. Setiap langkah terasa penuh perhitungan, setiap keputusan bisa menjadi yang terakhir. Akselia tahu mereka semakin dekat dengan inti masalah, dan rasa cemas semakin menyelimuti pikirannya.
"Jangan terlalu terburu-buru," bisik Reina, menyadari ketegangan yang semakin membungkus Akselia. "Kita harus tenang. Jika kita ceroboh, mereka akan menangkap kita lebih cepat dari yang kita pikirkan."
Akselia mengangguk, berusaha menenangkan diri. Setiap detik yang berlalu semakin mendekatkan mereka pada bahaya, namun ia tidak bisa berhenti. Apa yang mereka temui di pusat kendali itu akan menentukan takdir dunia ini—dan juga takdir dirinya sendiri.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka sampai di sebuah gedung yang tampaknya tidak pernah terdeteksi oleh sistem pengawasan Sentinel. Gedung itu tampak usang dan terlupakan, namun Akselia tahu bahwa inilah tempat yang mereka cari.
"Ini dia," kata Mikael, membuka pintu dengan hati-hati. "Aku rasa pusat kendali mereka ada di dalam sini."
Akselia menghela napas, menyadari bahwa mereka berada di ambang teror yang lebih besar dari sebelumnya. Apa yang akan mereka temui di dalam sana?
Mereka memasuki gedung itu dengan cepat dan teratur, menerobos melalui lorong-lorong gelap yang terasa menyesakkan. Di ujung koridor, mereka melihat sebuah pintu yang tertutup rapat. Akselia merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Jika pintu ini terbuka, mereka akan menemukan jawaban atas segala pertanyaan. Namun, jawaban itu bisa jadi lebih mematikan daripada yang mereka bayangkan.
Tanpa ragu, Mikael mulai meretas pintu tersebut. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka, mengungkapkan sebuah ruangan yang penuh dengan layar monitor dan mesin-mesin canggih. Namun, ada sesuatu yang lebih mencolok—di tengah ruangan itu, sebuah hologram besar menampilkan peta dunia yang sangat rinci, dengan titik-titik yang menandai lokasi-lokasi penting. Proyek Elysium telah mencapai tahap yang sangat maju. Seluruh dunia seakan berada di telapak tangan para pengendali sistem ini.
Akselia merasa hatinya berdebar semakin kencang. Ini bukan sekadar teknologi. Ini adalah senjata yang bisa mengendalikan hidup manusia.
Di samping hologram itu, sebuah layar monitor besar menyala, memperlihatkan wajah Lucas. Mata Akselia membelalak saat melihatnya.
"Akselia," suara Lucas terdengar, penuh kepastian. "Kau sudah menemukan kami. Tidak ada lagi yang bisa kau lakukan untuk menghentikan ini. Proyek Elysium sudah berjalan, dan dunia yang kau kenal akan segera berakhir."
Akselia merasa sebuah gelombang amarah menguasai dirinya. **Lucas!** Seorang pria yang telah lama dianggap sekutu, kini berubah menjadi musuh terbesar yang harus dihentikan.
"Kau salah," kata Akselia dengan suara penuh tekad. "Kami akan menghentikan Proyek Elysium. Tidak ada yang akan membiarkanmu mengendalikan dunia ini."
"Kalau begitu, kalian akan melawan sistem yang tak bisa dihancurkan," jawab Lucas dengan senyum dingin. "Aku sudah mempersiapkan semuanya. Tidak ada yang bisa melawan Proyek Elysium."
Akselia mengalihkan pandangannya pada Reina dan Mikael. Mereka tahu, tidak ada lagi pilihan selain melawan. Namun, mereka juga tahu bahwa apa yang mereka hadapi adalah kekuatan yang hampir tak terkalahkan.
Dengan cepat, Akselia melangkah ke layar utama dan mengetikkan perintah untuk mengakses data lebih lanjut. Sementara itu, Mikael bekerja dengan cepat untuk mematikan sistem keamanan yang ada, sementara Reina mengawasi pintu, memastikan tidak ada ancaman yang datang.
"Ini dia," kata Mikael dengan suara cemas. "Jika kita bisa mengakses kode sumbernya, kita bisa menghentikan sistem ini."
Akselia menatap layar monitor dengan ketegangan. Jika ini gagal, mereka semua akan menjadi bagian dari dunia yang dikuasai oleh Lucas dan Sentinel.
“Bersiaplah,” ujar Akselia kepada timnya. “Ini adalah pertarungan terakhir.”
Dengan itu, mereka mulai bekerja keras, berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan Proyek Elysium sebelum terlambat.