~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 5
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"ruang operasi penuh dokter, kecuali jam 2 siang nanti" ucap suster itu dengan raut wajah yang sedih.
"tapi, pasien tidak bisa menunggu lama lagi. Ia harus di tengani segera." ucap azalea yang tengah membersihkan luka lain di tubuh pasien. Untung saja peluru itu tidak mengenai jantung, selain sebuah peluru pria itu juga mengalami beberapa goresan benda tajam.
'apa rumah sakit sebesar ini kekurangan dokter? Bagaimana ini?' azalea membatin. Pengalamanya belum luas dan sialnya. Tugas pertamanya harus berhadapan dengan operasi, bedah membedah di hari pertama.
Setelah mengganti pakaian pasien dengan pakaian rumah sakit yang sebenarnya itu tugas dari perawat. Azalea duduk dan mengawati wajah yang sedang terlelap itu dengan berbagai pikiran rumit. 'mengapa kita harus bertemu di kondisi seperti ini?' azalea terus membatin.
"dokter maaf saya terlambat" seorang suster masuk dengan tergesa gesa menemui azalea.
"tolong periksa ruangan operasi yang sudah kosong" jawab azalea tanpa mengalihkan perhatiannya dari wajah pasiennya.
"baik dok" setelah perawat itu pergi azalea bangkit dari kursinya.
"sus, tolong pasien iGd di pantau terus" azalea pun melanjutkan jalannya menuju ruangannya. Disana sudah ada perawat yang tadi di igd sedang duduk di meja pojok ruangannya.
"bagaimana sus?" tanya azalea setelah ia duduk di kursinya dan membuka ponselnya. Ternyata suzan telah menambahkan nomor ponselnya kedalam grub dokter di rumah sakit itu.
"sudah ada ruang operasi yang kosong dok, dilantai 2" jawab suster itu lagi yang masih fokus dengan komputer di depannya.
"baiklah tolong cek kesiapan anggota operasi" ucap azalea terus men scroll ponselnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"dokter ruangan sudah siap" ucap suster ina yang merupakan asisten azalea.
"baik" azalea berdiri dan berjalan menuju ruang operasi. 2 jam ini ia menggunakan waktu itu untuk mempelajari tentang rumah sakit ini melalui asistennya. Setelah sampai rupanya di sana ada 5 orang yang sedang menggunakan pakaian steril.
"selamat datang dokter azalea" saat pintu terbuka mereka semua menoleh dan melihat azalea di sana. Azalea merasa terharu ia di sambut dengan baik oleh calon rekan rekannya nanti.
"hallo dokter azalea, nama saya gina. Dokter anastesi" ucap gina mengulurkan tangannya yang di sambut baik oleh azalea.
"oke. Teman teman sudahi dulu acara perkenalannya yah, pasien sedang menunggu di sana ayo kita bertindak" ucap suzan ia memberikan kunci loker milik azalea.
Setelah mereka semua siap dan berpakaian operasi mereka berjalan menuju pintu yang terhubung langsung dengan kamar operasi.
Untuk kesekian kalinya jantung azalea berdegub sangat kencang. Mereka mengerumuni 1 pasien yang sedang terbaring lemah tak sadarkan diri setelah di beri obat oleh dokter anastesi.
Di ruang operasi itu dipimpin langsung oleh azalea yang merupakan dokter spesialis bedah umum, meski pun ia baru masuk hari ini namun, pengalaman kerjanya di lapangan tidak bisa di ragukan lagi. Selain lulusan terbaik di kampus luar negri ada beberapa pengalaman kerja yang menambah nilai plus untuk karirnya sendiri.
Kelincahan dan kegesitan setra konsentrasinya yang penuh, mereka mampu bekerja sama selama proses pengeluaran peluru itu berlangsung. Azalea di bantu oleh beberapa dokter untuk memantau ada yang dari dokter jantung dan saraf. Untung saja jantung pasien aman dan hanya beberapa saraf yang terkena namun, dapat mereka atasi sesegera mungkin.
2 jam berlalu, dan operasinya pun berlajan dengan lancar. Sempat mereka mengalami kesulitan di saat proses pengeluaran peluru yang sedikit mengenai pembulu dara kecil. Yang mengakibatkan mereka harus berkonsentrasi penuh terhadap luka yang dalam itu. Terselip di antara tulang dan saraf peluru itu pandai mencari tempat tersembunyi untuk bersarang.
Setelah menjahit seluruh luka dan memberinya perban akhirnya operasi benar benar sudah selesai dan sukses. Meski capek mereka tetap tersenyum senang, inilah kebahagian tersendiri yang mereka rasakan ketika pekerjaan mereka di meja operasi sukses tanpa hambatan.
Sisa menunggu pasien siuman saja, untuk saat ini pasien akan di bawah di ruang pemulihan pasca operasi. Ranjang pasien di dorong oleh beberapa perawat menuju ruang pemulihan.
Azalea keluar dari ruang operasi melalui pintu besar disana. Dapat ia lihat wanita paruh baya yang sedang menangis di kursi tunggu dengan beberapa pengawal pribadi yang sedang berjaga di sana.
"bagaimana dokter" tanya seorang lelaki datang menghampiri azalea bersama rekan rekannya yang baru saja keluar.
"operasinya lancar, pasien sedang masa pemulihan mungkin anda bisa menunggunya beberapa saat lagi" jawab azalea sopan ia membuka sarung tangannya dan menaruhnya kedalam tong sampah yang tersedia di sana.
"bagaimana dengan ponakan saya" wanita paruh baya itu menghampiri azalea sedangkan rekannya yang lain sudah pergi ketoilet bersamaan.
"operasi lancar bu, keponakan anda sedang dalam masa pemulihan saat ini" jawab azalea sopan ia membuka maskernya dan menatap lembut kearah wanita paruh baya yang seumuran ibunya itu.
"terima kasih dokter" ucap wanita paru baya itu sambil menghapus air mata yang mengalir di sudut matanya.
"sudah menjadi tugas saya ibu" jawab azalea membungkuk sopan.
"saya permisi" azalea pamit keruangannya. Selain capek azalea juga belum mengisi perutnya sejak tadi.
"nona azalea" gumam sean.
"apa kamu ngomong sesuatu sean?" tanya wanita paruh baya itu menoleh kearah sean.
"tidak, tante" kilah sean menoleh ke arah lain, mendengar tuannya selamat membuatnya lega.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
azalea merenggangkan otot ototnya yang terasa kaku, belakangan ini ia jarang melakukan olahraga. Setelah istirahat sejenak ia memutuskan untuk mencari makan di kantin rumah sakit.
Azalea sudah berjalan sejak tadi namun, belum juga menemukan kantin. Azalea menyesal mengapa tidak bertanya pada inah tadi, mengapai ia ceroboh kan repot jadinya. Azalea terus menggerutu sambil berjalan.
"eh, mbak jalan menuju kantin di mana yah" azalea bertanya pada cleaning servis yang ia temui sedang mengepel di lorong rumah sakit yang ia lewati.
"anda lurus saja dokter di depan sana ada pertigaan dan belok kanan" jawab si cleaning servis itu dengan ramah.
"terima kasih mbak" ucap azalea kemudian ia pamit dan berjalan lagi menuju depan. Ada banyak orang yang berlalu lalang disana. Ada juga pasien yang sedang di dorong dan sebagiannya lagi keluarga pasien yang sedang menjenguk.
Setelah sampai di kantin, suasananya lumayan senggang mungkin karena ini waktu sore. Azalea mengambil sendiri makanan yang sudah tersedia di meja. Berbagai lauk, ikan, daging dan lainnya lagi.
Azalea hanya mengambil sedikit nasi sayur dan sedikit daging setelah itu ia menuju meja dan makan dengan tenang di sana.
"loh, kok gak ada meja kasir?" tanya azalea pada dirinya sendiri. Ia akan kembali keruangannya namun, saat ia akan membayar makanannya ia tidak menemukan adanya meja kasir di sana. Azalea mencari di sekitar mungkin saja pembayarannya non tunai seperti di rumah sakit tempatnya bekerja sebelumnya. Namun, nihil ia tidak menemukan kode apa pun di sana.
"mbak, saya mau bayar" ucap azalea, pelayan itu menoleh. Dan melihat seorang dokter cantik blasteran dengan gaya bahasa yang kental khas bule. Ia jadi berfikir jika itu dokter baru di rumah sakit ini.
"makanan di kantin ini tidak di jual dokter" ucap pelayan itu membuat azalea melongo, apa? bagaimana? Jika makanan itu tidak di jual apakah basi..
"tidak dijual?" tanya azalea menghampiri pelayan wanita itu.
"em, maksudnya semua makanan di sini tidak di jual, eh gimana sih cara bilangnya" pelayan itu menggerutu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"em, itu dok. Ini fasilitas rumah sakit, iya kantin dan seluruh makanannya rumah sakit yang sediakan untuk umum. Jadi tidak perlu dibayar" akhirnya kening azalea kembali normal, ia mengerti maksud pelayan itu. Setelah mengucapkan terima kasih dan pamit azalea kembali ke ruangannya.