QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Nara dan Nevan
Nara dengan sengaja menunjukkan kelemahannya di depan ayahnya karena Nara ingin membingungkan ayahnya, Nara sama sekali tidak bermaksud jahat kepada ayahnya, dia hanya ingin melihat ayahnya merasakan emosinya.
Saat Nara sedang berjalan dengan santai, secara tiba-tiba dia justru ditabrak oleh seseorang dengan cukup keras.
Bruk ..
"aduh ...," kaget orang yang menabrak Nara, mereka benar-benar tabrak dan itu cukup keras sampai-sampai membuat kedua mundur.
"ssttt ..., kalau jalan kaki itu dipakai, mata buat ngeliat jangan merem!" Nara dengan nada yang terdengar kesal, mata Nara juga masih terlihat memerah karena aktingnya tadi.
Angkasa meringis mendengar perkataan Nara yang sangat nyelekit, angkasa hanya bisa berkata dengan wajah malu-malu, "Nara ..., aduh gue benar-benar minta maaf, gue tadi bener-bener nggak lihat lo," ujarnya sambil garuk-garuk rambutnya sendiri.
tadi dia sedang kejar-kejaran bersama dengan saudara kembarnya yaitu meteor, tapi siapa sangka begitu dia akan berbelok dia justru akan menabrak Nara, meskipun mereka dulu pernah berteman tapi Nara memang selalu bersikap galak.
melihat wajah malu angkasa Nara tidak lagi melanjutkan, awalnya dia berniat untuk pergi tapi tiba-tiba saja Nevan justru menarik tangannya.
Nara menatap bingung ke arah Nevan seolah-olah bertanya ada apa?
Nevan menatap Nara dengan serius, dia melihat mata Nara yang terlihat tidak normal seperti seseorang yang habis menangis Nevan merasa tertekan," kita bicara berdua ..," Nevan, tanpa memberikan waktu bagi Nara untuk menolak Nevan langsung menariknya pergi.
angkasa, meteor, Alvian, dan juga Dion terkejut dengan tindakan Nevan. mereka tidak menyangka kalau Nevan sangat berani, meskipun kemarin mereka bisa dibilang membantu Nara, tapi mereka tidak akan pernah menyangka kalau hubungan Nara dan juga Nevan akan membaik dengan sangat cepat.
"kayaknya kapal gue yang terbengkalai akan segera berlayar kembali," meteor dengan senyuman lebar.
"gue rasa sih gitu ...," balas angkasa yang menatap kepergian Nevan dan juga Nara dengan senyuman penuh arti.
Alvian dan Dion juga setuju, mungkin jika tidak terjadi masalah di antara mereka, atau lebih tepatnya jika Nara tiba-tiba tidak menjauhi mereka, mungkin saja perahu Nara dan juga Nevan sudah lama berlayar.
"nguping yuk ....," ajak Alvian dengan senyuman yang sangat cerah di bibirnya, ke-4 orang itu saling bertatapan dan tersenyum misterius.
Sementara itu saat ini Nevan justru membawa Nara ke kantin, Nara bingung dia sendiri tidak tahu kenapa Nevan justru membawanya ke kantin, dia tidak lapar lagian dia sudah sarapan tadi pagi di rumah.
"lo ngapain bawa gue ke kantin?" tanya Nara dengan tanda tanya besar di kepalanya.
Nevan tersenyum lembut, tapi ketika memikirkan mata merah Nara yang terlihat seperti dia habis menangis Nevan justru kembali merasa tertekan.
"mbak es krim sama kue coklat 1," Nevan yang justru memesan makanan.
Nara bingung, sampai seorang pelayan kantin mengantarkan pesanan Nevan, Nevan langsung menyodorkan nya di depan Nara.
"hah?" beo Nara.
"makanan ke sukaan Lo, dulu setiap kali lo sedih atau gak mood lo bakal pesan es krim, sama kue coklat buat naikin mood Lo,"
Nara terdiam bahkan meskipun mereka tidak lagi saling berkontakan selama hampir 2 tahun, Nevan tidak pernah melupakan makanan kesukaannya dan juga kebiasaannya, mereka benar-benar teman masa kecil itulah yang Nara pikirkan.
"Lo ternyata masih inget ...," Nara, Nara juga tidak bersikap malu-malu dia langsung memakan apa yang diberikan Nevan padanya, sementara Nevan hanya menatap Nara makan dengan senyuman di wajahnya.
bisa kembali berbicara dengan Nara adalah hal yang selama ini Nevan nanti-nantikan, tentu saja dia sangat bahagia karena akhirnya bisa kembali lagi berbicara dengan teman masa kecilnya sekaligus orang yang dia sukai.
"ngomong-ngomong kenapa kamu nangis?" tanya Nevan, dia benar-benar sangat mengkhawatirkan Nara sehingga dia ingin tahu apa saja yang terjadi padanya sehingga membuat gadis yang biasanya tampil kuat itu menangis.
Nara terdiam menatap Nevan, sambil sesekali memasukkan kue ke dalam mulutnya," hmmm ..., sebenarnya bukan masalah besar sih, cuma ...," Nara terdiam, dia sangat ragu untuk bicara dengan Nevan, setelah kematiannya di kehidupan pertama entah mengapa Nara menjadi sedikit khawatir dan takut dikhianati kembali.
Nevan yang melihat kegelisahan Nara tahu kalau Nara tidak siap untuk cerita saat ini,"nggak papa, aku nggak maksa kamu buat cerita." Nevan dengan senyuman lembut dan pengertian.
Nara tersenyum, Nevan masih sama seperti Nevan yang ada di ingatannya perhatian dan juga penuh dengan kelembutan," makasih."
sementara itu inti domino sedang mengintip mereka dari balik pintu kantin, mereka saling berdempet-dempetan hanya untuk melihat bagaimana bos mereka mencoba mendekati Nara.
"gila bos lembut banget ...,"meteor menjadi orang pertama yang berkomentar.
"ini pertama kalinya gue liat bos lembut gitu, padahal biasanya mukanya kusut banget kayak kain pel."angkasa yang ikut berkomentar.
"gue setuju," Dion yang tersenyum cerah.
"gue rasa nggak butuh waktu lama lagi untuk perahu double N berlayar ...," Alvian.
"kak Alvian, kak meteor, kak Dion kak angkasa kalian ngapain ada di sini?"
tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan suara seseorang yang berada di belakang mereka, karena terkejut angkasa yang berada di posisi paling bawah di antara mereka langsung berdiri tegap, yang membuat ketiga temannya terkejut dan sebelum mereka bereaksi mereka sudah terlebih dahulu jatuh ke lantai.
Brukk ..
Bruk ..
" Aduh pantat gue ...," meteor berseru.
Angkasa hanya bisa meringis ketika melihat ketiga temannya terduduk di lantai dengan ekspresi bodoh, kesal dan juga jengkel.
"hehehe ..., sorry gue pikir tadi guru,"angkasa yang merasa bersalah kepada teman-temannya.
Sementara itu Lana yang melihat itu juga tidak bisa menahan senyum, Lana berfikir mereka pasti sudah ditakdirkan untuk bertemu di sini.
"kak Dion, kak meteor, kak Alvian kalian gak papa?" Lana yang berniat untuk membantu ketiga pria tersebut.
Tapi dengan cepat ketiganya justru menghindar dan bangkit dengan sendiri-sendiri.
"hehehe ..., nggak usah repot-repot Lana kita bisa bangun sendiri kok," meteor.
Dion dan Alvian menganggukan kepala mereka setuju, lagian terakhir kali Mereka melihat ekspresi bos mereka saat menatap Lana seolah-olah ingin memakannya hidup-hidup, apalagi setelah terakhir kali Nara menjauh dari mereka, mereka baru menyadari kalau mungkin itu ada sangkut pautnya dengan Lana meskipun belum ada bukti tapi mereka lebih memilih menjauh.
Lana yang ditolak secara terus terang merasa terhina dan kesal, tapi dia dengan cepat merubah ekspresinya dan berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"oh ..., tapi kakak-kakak ngapain di sini?" tanya Lana dengan ekspresi lembut di wajahnya, jangan lupakan senyuman nya yang seperti malaikat, tatapan matanya terlihat ingin tahu juga polos, yang membuat semua orang bisa salah paham terhadapnya.
"kita ..., kita, kita ..., kita mau makan, iya kita mau makan ...," Alvian menjawab dengan terburu-buru, lagian dia tidak mungkin mengakuinya kalau saat ini mereka sedang menguping kan?
Lana yang mendengar jawaban dari Alvian justru merasa aneh, tanpa sadar dia melihat ke arah kantin, dan betapa terkejutnya dia saat melihat kakaknya kembali lagi akur dengan Nevan, bahkan saat ini mereka sedang tertawa bersama.
Kedua tangan Lana terkepal dengan sangat kuat tanpa dia sadari, sementara inti Domino lainnya justru melihat keanehan pada Lana, ekspresi wajahnya yang tadi terlihat lembut kini justru digantikan dengan ekspresi kemarahan dan kecemburuan yang terlihat jelas.
"gue rasa otak adiknya Nara agak bermasalah," bisik meteor pada Dion.
"gue juga rasa gitu ..," balas Dion berbisik.
Sementara Lana sudah tidak lagi memperdulikan inti Domino yang lain, saat ini dia benar-benar sangat marah dan juga cemburu, kenapa kakaknya justru kembali dekat dengan Nevan? apa hanya karena kemarin Nevan dan teman-temannya menolong kakaknya Nara?
Orang yang paling Lana sukai dan impi-impikan di dalam hidupnya adalah Nevan, dia ingin memiliki hubungan dengan Nevan tapi sayangnya Nevan tidak pernah menunjukkan ketertarikan apapun padanya.
Bahkan dulu Lana terpaksa harus mengancam Nevan, setelah itu Nevan dan kakaknya menjauh satu sama lain, awalnya Lana mengira kalau dia memiliki kesempatan nyatanya sikap Nevan justru semakin dingin padanya.
"kakak ....," Lana memanggil Nara dengan nada pelan tapi terdengar jelas kalau saat ini dia sedang menahan kekesalannya.
Nara menatap ke arah Lana, melihat bagaimana ekspresi yang saat ini Lana coba sembunyikan Nara merasa lucu.
"Lana ada apa?" tanya Nara dengan lembut, tapi dengan sengaja Nara justru menggenggam tangan Nevan.
Nevan terkejut dia sama sekali tidak bereaksi, dan tatapannya hanya tertuju pada tangannya dan juga Nara yang saling bersentuhan, ujung telinganya memerah dan dia terlihat seperti pemalu.
Sementara Lana yang melihat itu semakin marah, dia saat ingin menarik tangan Nara menjauh dari Nevan," kakak ...., sebagai seorang gadis baik-baik kakak gak boleh asal menyentuh seorang pria," Lana dengan senyuman lembut, tapi matanya tidak bisa menyembunyikan kecemburuan.