Naira berbalik menghadap Nauval ."wah kalungnya bagus Nai ,ada huruf inisial N," Kata Naira sambil tersenyum.
"N untuk Naira, N untuk Nauval juga, jadi di mana pun kamu nanti nya akan selalu ingat sama aku Nai ," Kata Nauval sambil tersenyum.
"Bisa aja kamu Val , makasih ya, aku akan jaga baik baik Kalung ini ,"ucap Naira senang sambil memeluk Nauval.
Nauval terdiam saat Naira memeluknya,ada rasa nyaman yang dia rasa, seakan tidak mau jauh lagi dari sahabat nya itu.dia membalas pelukan itu sambil mengusap kepala Naira .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Maryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 pantai
Naira dan Nauval melanjutkan ke pantai untuk menikmati masa pacaran mereka karena baru jadian Setelah menonton film, Nauval dan Naira memutuskan untuk melanjutkan kencan mereka di pantai. Angin laut yang sepoi-sepoi dan deburan ombak yang menenangkan menciptakan suasana yang romantis. Matahari sore mulai tenggelam, melukis langit dengan warna-warna jingga dan merah muda yang indah.
Nauval dan Naira berjalan beriringan di tepi pantai, sesekali tangan mereka saling bertautan. Suasana terasa begitu tenang dan damai. Mereka berbincang-bincang tentang berbagai hal, dari hal-hal sepele hingga hal-hal yang lebih serius. Nauval menceritakan tentang pertemuannya dengan Alya, dan Naira mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Aku senang kamu menceritakan semuanya padaku, Val," ujar Naira, suaranya lembut. "Aku tahu kamu tidak ingin menyembunyikan apapun dariku."
Nauval tersenyum, merasakan rasa syukur yang mendalam. Ia bersyukur memiliki Naira, seorang kekasih yang pengertian dan penuh kepercayaan. Ia tahu bahwa hubungan mereka masih baru, tetapi ia merasa memiliki ikatan yang kuat dengan Naira.
Mereka duduk di atas pasir, menikmati pemandangan matahari terbenam. Nauval memeluk Naira dari samping, kepala Naira bersandar di bahu Nauval. Suasana terasa begitu intim dan hangat. Mereka berpelukan dalam diam, menikmati momen indah bersama.
"Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu, Na," ujar Nauval, suaranya pelan.
"Aku juga, Val," jawab Naira, suaranya terdengar bahagia. "Aku merasa sangat nyaman dan aman bersamamu."
Nauval mencium kening Naira dengan lembut. Ia merasa sangat bahagia memiliki Naira. Ia berjanji untuk selalu menjaga dan melindungi Naira, dan untuk selalu jujur dan terbuka dalam hubungan mereka. Mereka berdua menikmati sisa waktu mereka di pantai, menikmati keindahan alam dan kehangatan cinta di antara mereka. Matahari telah sepenuhnya tenggelam, mengantarkan mereka pada malam yang penuh bintang dan kenangan indah. Malam itu, pantai menjadi saksi bisu awal perjalanan cinta mereka yang penuh harapan dan kebahagiaan.
Sedangkan vino menatap wajah cia dan mengajak cia pergi makan malam romantis karena vino ingin mengatakan sesuatu tentang perasaan nya kepada ciaSenyum Vino melebar, sebuah senyum yang tulus dan bahagia. Ia tidak menyangka Cia akan membalas perasaannya. Ia merasa seperti sedang melayang di awan. Semua kegugupan dan keraguannya sirna seketika.
"Benarkah?" tanya Vino, suaranya masih sedikit bergetar karena rasa bahagia yang luar biasa.
Cia mengangguk, matanya berbinar. "Iya, aku juga suka padamu, Vin. Aku… aku juga sudah lama menyimpan perasaan ini."
Vino meraih tangan Cia, mencengkeramnya dengan lembut. "Aku… aku sangat senang," katanya, suaranya bergetar karena menahan air mata. Ia tidak pernah menyangka perasaannya akan terbalas. Ia selalu merasa Cia terlalu baik untuknya, terlalu cantik dan menarik.
Cia tersenyum, merasa hatinya dipenuhi kebahagiaan. Ia juga tidak menyangka perasaannya akan terungkap. Ia selalu merasa canggung dan ragu untuk mengungkapkan perasaannya kepada Vino. Ia takut akan merusak persahabatan mereka.
"Aku juga senang, Vin," jawab Cia, suaranya sedikit terisak. "Aku… aku takut kau akan menolakku."
Vino menggelengkan kepala. "Tidak akan pernah," katanya, menarik Cia lebih dekat. Ia memeluk Cia dengan erat, merasakan kehangatan tubuh Cia yang membuatnya merasa aman dan nyaman.
Mereka berpelukan dalam diam, menikmati momen indah yang baru saja terjadi. Suasana romantis di restoran tepi pantai semakin menambah keindahan momen tersebut. Lampu-lampu yang redup, musik yang syahdu, dan pemandangan laut yang indah menjadi saksi bisu awal kisah cinta mereka.
Setelah beberapa saat berpelukan, Vino melepaskan pelukannya. Ia menatap mata Cia dengan penuh cinta. "Jadi… apakah ini berarti kita resmi berpacaran?" tanyanya, suaranya penuh harap.
Cia tersenyum, mengangguk dengan mantap. "Iya, Vin. Kita resmi berpacaran."
Vino kembali memeluk Cia, kali ini lebih erat. Ia merasa sangat bahagia. Ia tidak pernah menyangka akan memiliki hubungan spesial dengan Cia, gadis yang selalu membuatnya tertawa dan merasa hidup. Ia berjanji untuk selalu menjaga dan melindungi Cia, dan untuk selalu membuat Cia bahagia. Malam itu, di restoran tepi pantai yang romantis, Vino dan Cia memulai babak baru dalam hidup mereka, babak baru yang penuh cinta, kebahagiaan, dan harapan.