Dario Maverick dan Alice sudah menikah selama lima tahun lamanya. Namun, keduanya tak kunjung memiliki keturunan. Sampai dimana ibu mertua Alice meminta Dario untuk menikah lagi. Di saat itu, Alice memilih pergi agar suaminya bisa menikah lagi.
Namun, siapa sangka. Jika dirinya pergi ternyata sedang dalam keadaan sedang mengandung. Alice tidak membatalkan kepergian nya, justru dia melanjutkan kepergian dan meninggalkan cintanya.
Apakah nantinya Dario dan Alice akan bertemu? Bagaimana status pernikahan mereka setelah Alice memutuskan untuk pergi? Apakah Dario memilih menikah lagi ketika istri nya pergi, ataukah justru mencarinya?
BACA SEGERA!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha yang gagal
Malam hari, Dario sudah bersiap ingin pergi. Dia baru saja mandi dan menghampiri istrinya yang sedang menyiapkan pakaiannya. Pria itu bahkan masih memakai handuk yang hanya menutupi bawah pinggangnya saja. Air di kepalanya menetes membasahi d4da bidangnya yang berotot. Jelas saja, Dario tipikal pria yang suka berolahraga.
"Mas, aku sudah siapkan kemeja untuk kamu." Seru Alice tanpa membalikkan tubuhnya.
"Mau pakai dasi apa tidak? Apa kemeja biasa saja? Jawablah cepat, aku masih harus mencari nya." Seru Alice dengan kesal.
"Maass!! Kamu mau pake ..." Perkataan Alice terhenti saat dirinya merasakan sebuah tangan kekar memeluk perutnya. Siapa lagi pelakunya jika bukan suaminya. Alice pun menghela nafas pelan, dia menghiraukan Dario yang memeluk perutnya.
Karena suaminya tak menjawab pertanyaannya, Alice mengambil asal kemeja yang akan suaminya pakai. Dia mengambil kemeja biru muda dan juga celana bahan hitam. Saat dirinya akan membuka lemari yang berisikan dasi, Tiba-tiba kegiatannya terhenti saat merasakan sebuah tangan menyusup masuk ke dalam bajunya. Bahkan, tangan itu mengelus perutnya yang datar tanpa adanya kain penghalang.
"Kapan kamu akan siap hamil lagi?" Tanya Dario dengan berbisik pelan di telinga Alice, yang mana membuat wanita itu merinding.
"Tidak tahu." Cicit Alice, dia menahan nafasnya saat dirinya merasakan k3cup4n hangat di bahunya.
"Aku ingin segera memiliki anak lagi, aku ingin menyaksikan sendiri bagaimana melihatmu hamil dan melahirkan." Lirih Dario tanpa menghentikan aksinya.
"Mas, bisa menjauh sedikit dariku?" Pinta Alice karena merasa aneh dengan apa yang suaminya lakukan.
"Tidak, aku ingin kamu malam ini." Bisik Dario tepat di telinga istrinya yang mana membuat Alice merinding.
"Bukankah malam ini kamu ada acara dengan Mama? Sudah, cepatlah bersiap. Nanti Mama akan marah." Usir Alice.
Dario menghiraukan perkataan istrinya, dia terus melanjutkan aksinya dan menghiraukan kekesalan wanita itu. Saat Dario ingin mengambil langkah lebih jauh, tiba-tiba keduanya di kejutkan dengan suara pintu yang terbuka kencang.
BRAK!!
"MAAAA! CI LIJA BEL4K, KATANA BEL4KNA ...,"
Perkataan ALexa terhenti saat memergoki kedua orang tuanya yang saling memeluk dengan jarak dekat. Belum lagi, sang daddy yang hanya mengenakan handuk. Mata bulat anak itu mengerjap pelan, mengisyaratkan akan kepolosan bocah menggemaskan itu.
"Daddy nda pake baju, nanti macuk angin loh." Ujar Alexa dengan polosnya.
Tersadar, Alice segera mendorong tubuh suaminya. Dia bergegas merapihkan pakaiannya dan mendekati putrinya yang masih menatap mereka dengan tatapan kebingungan. Sedangkan Dario sendiri, dia mendengus sebal. Dengan kesal, dia meraih pakaiannya yang sudah Alice siapkan dan berjalan menuju ruang ganti pakaian.
"Eliza kenapa?" Tanya Alice menyadarkan keterbingungan bocah itu.
"Itu Lija, bel4kna katana kayak celai ada ailna juga. Pelih katana," ujar Alexa.
"Perih?" Tanya Alice dengan khawatir.
"Iya, itu apa cih namana. Bel4kna itu loh mommy, aduuuh namana cucah. Men ... men ... mencelet! Iya mencelet!!" Seru Alexa dengan semangat.
Mendengar itu, Alice buru-buru pergi ke kamar Freya dimana putrinya berada. Sedangkan Alexa , dia memilih untuk tetap di kamar orang tuanya sembari menunggu Dario selesai memakai pakaian. Tak lama, Dario keluar sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"Daddy mau kemana?" Tanya Alexa dengan kening mengerut.
"Daddy ada urusan sama Oma, Alexa sama Eliza baik-baik di rumah sama mommy yah. Kalau mau jajan, minta aunty Freya ambilkan. Jangan ke dapur sendiri." Pesan Dario sembari meraih sisir dan menyisir rambutnya.
"Lekca boleh ikut nda?" Tanya Alexa yang mana membuat Dario terdiam sejenak.
"Ikut?" Tanya Dario sekali lagi.
"Iya, nanti daddy kecantol pelempuan belambut pilang, kacian mommy halus cali cuami balu."
"Eh?!"
.
.
.
Sesuai dugaan, Dario membawa ikut sweta putrinya pergi menuju kediaman Agatha. Awalnya, Helma tak setuju. Namun, Alexa justru menangis yang mana membuat Dario akhirnya luluh. Kedua orang dewasa itu selalu tertipu dengan rengekan dan air mata jadi-jadian yang Alexa keluarkan.
"Cenangna dalam hati, puna daddy lima. Catuna kacih duit, catuna kacih makan, catunan kacih mainan, catuna ajak jalan-jalan, catuna kaya laya. Enak kali idupna Lekca, kalau bica puna lima daddy kenapa halus catu. Benal kan oma?" Celoteh ALexa dan meminta pendapat pada omanya itu
Dengan pasrah, Helma mengangguk. DIa membiarkan cucunya berceloteh apapun itu selama bocah menggemaskan itu tidak menangis di dalam mobil. Tatapan Helma beralih menatap putranya yang fokus menyetir. Malam ini, Dario sengaja menyetir mobilnya sendiri. Namin, tetap saja dia membawa bodyguard yang mengawal mereka di depan. Untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan.
"Apa kamu akan tetap pindah dari Mama?" Tanya Helma dengan penasaran.
Dario menggeleng, dia melirik sekilas Helma dan kembali menatap ke arah jalan. "Sepertinya aku akan menetap di rumah Mama," ujar Dario yang mana membuat Helma tersenyum lebar.
"Benarkah? Bagus dong kalau begitu!" Seru Helma.
"Tapi tetap saja Ma, ada syaratnya," ujar Dario yang mana membuat Helma terkejut.
"Syarat apaan?! Mama lagi enggak kredit rumah, ngapain sih pakai acara syarat-syarat " Kesal Helma.
Dario tersenyum tipis, dia melirik ke arah putrinya yang sedang anteng memperhatikan jalan. Tatapan Dario pun kembali fokus pada jalan sembari menghela nafas pelan.
"Syarat yang pertama, Mama harus baik dengan istriku. Kedua, Mama tidak boleh membentak istriku, yang ketiga. Jika istriku melakukan kesalahan, Mama cukup bilang padaku. Jangan sebar aib istriku pada orang lain. Yang terkahir, bisakah Mama menganggapnya sebagai putri Mama sendiri?"
Helma terdiam, persyaratan Dario sebenarnya cukup mudah untuk di lakukan. Namun, gengsi Helma begitu tinggi. Dia merasa tak biasa jika bersikap baik pada menantunya. Namun, karena persyaratan dari putranya. Terpaksa, Helma pun menerimanya DIa akan mencoba memahami menantunya itu.
"Baiklah, Mama akan mencobanya." Ujar Helma yang mana membuat Dario tersenyum puas.
Tak lama, mobil Dario pun memasuki gerbang yang menjulang tinggi. Sejenak, Alexa terpana dengan keadaan di sekelilingnya. Bagaimana tidak? Kediaman Agatha sangatlah besar, bahkan rumahnya sudah seperti istana. Alexa mengamati rumah Agatha dengan tatapan berbinar terang.
"Lumahna becal kali, lumah Oma nda cebecal ini." Celetuk Alexa.
"Rumah Oma memang enggak sebesar ini, tapi rumah eyang sebesar ini. Kapan-kapan kita main ke rumah eyang yah," ujar Helma yang mana membuat ALexa bingung.
"Eyang? Nenekna kuy4ng?"
"Hah?!"
Dario menahan tawanya, dia sudah duga jika putri akan mengeluarkan kosa kata baru sesuai dengan otak kecilnya. Pria itu hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya terkekeh pelan. Memiliki putri seperti Alexa dan Eliza, cukup menghibur kehidupannya yang sepi.
"Setelah ini, semoga tidak ada masalah lagi yang datang pada keluarga kecilku." Batin Dario.
____
Jangan lupa dukungannya🥰🥰
Terima kasih, semoga sehat selalu🥰🥰