NovelToon NovelToon
Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ristha Aristha

Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mega Terlalu Percaya Diri

...Rumah Narti...

Narti pingsan setelah Bara berhasil membuat mereka Syok.

Bara yang masih muda itu menjawab perkataan ayahnya. Mereka sudah kenyang dihina. Sekarang giliran mereka yang mulai panik.

Baru saja mengetahui tentang itu, Narti langsung pingsan. Apalagi jika, nanti mereka sudah tau Dirga sebenarnya dan latar belakang keluarganya. Tidak tahu lagi bagaimana kondisi kesehatan Narti nanti.

Gendis buru-buru pulang dari tempat ia bekerja, saat ia di beri kabar bahwa ibunya pingsan.

"Dimana ibu?" tanya Gendis saat masuk kedalam rumah.

Dia belum tahu penyebab apa yang membuat ibunya pingsan. Karena Denok mengabarinya dan memintanya untuk segera pulang.

"Ini, Ibumu sudah sadar kok!" jawab Dewi yang baru saja keluar dari kamar Narti.

Gendis mempercepat langkahnya ke kamar sang ibu. Terlihat Narti sedang duduk di atas ranjang. Sedangkan Denok memijat pundak sang kakak.

"Apa yang terjadi? kenapa ibu pingsan? Apa ibu sedang sakit?" tanya Gendis pada ibunya, karena yang ia tahu ibunya tidak sakit. Tadi pagi sebelum ia berangkat kerja ibunya baik-baik saja.

Ya, Gendis masih bekerja. Meskipun sekarang ia sedang hamil muda.

"Ibumu pingsan, ketika dia bertemu dengan Bara tadi!" ucap Dewi.

"Bara?" ulang Yuna mengernyitkan dahi.

"Iya Bara, adiknya Mentari. Kita ketemu tadi dia di rumah sebelah itu!" jelas Dewi.

"Dirumah sebelah? Kenapa mereka ada di sana?" Gendis penasaran.

Kenapa lagi dan lagi harus berhubungan dengan Mentari.

"Itulah yang membuat ibumu pingsan tadi. Bara tadi bilang, jika dia dan keluarganya pindahan kerumah mewah itu!" ucap Dewi.

"Apa? Jadi apa yang dikatakan oleh Mentari tidaklah bohong?" Gendis tidaklah mau mempercayainya. Ini hanyalah mimpi, Mentari tidak mungkin memiliki rumah mewah itu.

"Kita harus selidiki ini! Ingin tidak percaya, namun Mentari dan sekeluarga berada di sana. Mungkin benar jika suaminya Mentari itu anak orang berada!" terka Dewi.

"Enggak mungkinlah, Wi! Jelas mereka itu pembantu dan sopir, ibu mertuanya Mentari sendiri bilang jika mereka hanya seorang pembantu !" ujar Denok kekeh.

Teringat saat pertama kali mereka bertemu di acara lamaran Mentari. Dita sendiri yang mengaku bahwa dirinya adalah pembantu dan suaminya sopir. Hal itu yang selalu diingat-ingat oleh Denok, mana mungkin sopir bisa beli barang-barang mahal, berapa sih gajinya? Pasti hanya cukup untuk makan mereka.

"Sudahlah kalian jangan bahas mereka lagi. Semakin sakit ini kepalaku mendengarnya!" Narti tak mau mendengarkan lagi tentang Mentari, karena hati dan pikirannya semakin sakit.

"Biar aku periksa Bu, serta nanti aku beri obat!" ucap Gendis.

"Iya Dis, segera periksa ibu, sepertinya tensi ibu juga naik. Kepala ibu sangat sakit dan terasa tegang", keluh Narti.

Gendis memeriksa ibunya, Narti merasa lehernya semakin menegang.

...****************...

...Rumah Mentari...

"Masa pingsan?" Bara tertawa saat Mira kakaknya menceritakan tentang Narti yang pingsan di depan pintu gerbang rumah mereka.

Namun tak ada satupun keluarga Mentari yang keluar untuk menolongnya.

Hanya satpam saja yang bekerja dirumah itu dan beberapa pekerja yang lain. Mereka membantu menggotong tubuh Narti ke rumahnya.

"Iya, dia pingsan tadi Mbak lihat sendiri dari balik jendela. Sepertinya di rekaman CCTV dia pingsan juga ada!" jawab Mira memberitahu adeknya.

Bara tersenyum puas. Sebab kata-katanya berhasil menusuk-nusuk hari mereka. jika bukan Mentari yang pamer. Bara berpikir dia harus menghadapi saudara dari ayahnya itu.

"Rasain, kapok! Selama ini mereka selalu menghina keluarga kita. Jadi di saat kehidupan keluarga kita berubah, mereka tidak terima. Untung saja bulek Narti tidak kena serangan jantung!" ujar Bara dan kembali tertawa.

Di ruang keluarga hanya ada Laras dan kedua anaknya. Sedangkan Mentari sibuk mengurus kebutuhan Dirga.

"Sudah, kalian itu jangan menertawakan Bulek, bagaimanapun dia itu baru saja mengalami musibah. Harusnya kalian kasihan", ucap Laras.

Laras tidak mau kedua anaknya menertawakan Narti seperti itu. Bagaimanapun Laras tetap ingin anak-anaknya memiliki adab sopan santun kepada yang lebih tua.

"Iya maaf Bu, tapi bulek Narti itu sudah sangat keterlaluan. Sesekali kita boleh tertawa kan? karena dia itu sangat kepo dengan kehidupan kita. Satpam tadi bilang padaku, bahwa mereka tadi manjat gerbang saking penasarannya dengan siapa yang tinggal dirumah ini", jelas Mira.

"Yang benar kamu? Sampai manjat paga?" Laras justru tidak tahu tentang hal ini.

"Satpam yang bilang padaku. Kalau ada orang habis jatuh saat berusaha memanjat gerbang".

Laras mengelus dadanya dan beristighfar saat mendengar apa yang sudah dilakukan oleh adik iparnya itu.

...****************...

...Rumah Bambang...

Semua karyawan pabrik heboh. Karena mereka diundang untuk acara resepsinya pernikahan dari pemilik pabrik itu

Mama dari Reza yaitu Mega juga antusias mendengarnya. Diapun mendapatkan undangan untuk acara resepsi semewah itu.

Mereka semua pikir bahwa Beni adalah pemilik pabrik itu. Namun kabar ini telah di dengar oleh semua karyawan. Beni memberi tahu bahwa pabrik itu sebenarnya adalah milik kakak kandungnya.

"Mama tidak sabar ingin tahu siapa pemilik pabrik itu. Yang selama ini telah bekerja sama dengan catering milik, Mama", ucap Mega pada suaminya.

 Bambang saat itu sedang sibuk memberi makan ikan kesayangannya yang ada di aquarium, dia menoleh menatap istrinya.

"Ternyata dugaan kita selama ini salah. Bukan pak Beni pemiliknya, melainkan kakaknya. Sepertinya topik ini akan hangat untuk beberapa hari kedepan. Beberapa dari mereka mencoba untuk menerka-nerka siapa sebenarnya kakak dari pak Beni".

Bambang menggandeng lengan istrinya dan mengajak untuk duduk di sofa panjang.

"Ada apa?" tanya Mega.

"Papa, mau Mama berhenti menjelekkan Mentari. Apalagi mencari masalah dengan mereka. Biarkan saja mereka melakukan apa, asal tidak merugikan kita", Bambang memperingatkan istrinya.

Mega yang dinasehati suaminya, wajahnya langsung berubah kesal. Tidak terima dengan perkataan suaminya.

"Mentari memang pantas dijelekkan, karena tidak ada bagusnya. Apapun yang Mama lakukan bukan urusan Papa. Tidak usah menasehati!" Mega dengan sikap angkuhnya tidak terima.

"Masa kontrak pabrik dengan catering Mama akan segera habis. Semoga saja mereka masih melanjutkan kerja sama ini. Karena, Mama sudah sangat ingin membelikan mobil dan rumah baru untuk Reza. Agar dia bisa tinggal bersama istrinya, dan tak lagi dirumah mertuanya ", ujar Mega yang kali ini membicarakan tentang catering nya.

"Semoga masih di perpanjang, Ma", ucap Bambang.

"Iya pa, Mama sedang menunggu jawaban. Mama yakin jika kerja sama kita dengan pabrik itu tidak akan pernah berakhir. Karena sudah cocok dengan segi harga dan rasa!" ucap Mega dengan yakin.

1
Dhee
lanjut up kak... penasaran reaksinya budenya mentari
Ay400
lanjut
Greenindya
namanya 6g bnr Amanda apa mentari
Aristha Dhea: Mentari
total 1 replies
Uchiha Itachi
Kagum banget! 😍
VagaBond
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Aku jadi pengen jadi tokoh di cerita ini!
boludin amo a shiro
Menambah wawasan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!