NovelToon NovelToon
Bayang Yang Terlupakan

Bayang Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Slice of Life
Popularitas:301
Nilai: 5
Nama Author: HARIRU EFFENDI

Di sebuah kota kecil yang diselimuti kabut tebal sepanjang tahun, Ardan, seorang pemuda pendiam dan penyendiri, menemukan dirinya terjebak dalam lingkaran misteri setelah menerima surat aneh yang berisi frasa, "Kau bukan dirimu yang sebenarnya." Dengan rasa penasaran yang membakar, ia mulai menyelidiki masa lalunya, hanya untuk menemukan pintu menuju dunia paralel yang gelap—dunia di mana bayangan seseorang dapat berbicara, mengkhianati, bahkan mencintai.

Namun, dunia itu tidak ramah. Ardan harus menghadapi versi dirinya yang lebih kuat, lebih kejam, dan tahu lebih banyak tentang hidupnya daripada dirinya sendiri. Dalam perjalanan ini, ia belajar bahwa cinta dan pengkhianatan sering kali berjalan beriringan, dan terkadang, untuk menemukan jati diri, ia harus kehilangan segalanya.


---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARIRU EFFENDI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Labirin Tak Berujung

Langit mulai berubah warna, dari oranye cerah menjadi ungu gelap yang menyelimuti dunia tempat Ardan berada. Udara terasa lebih berat, dan suara tawa aneh yang sebelumnya menemani langkahnya kini berganti menjadi keheningan yang menakutkan. Jalan setapak yang ia lewati tiba-tiba berubah menjadi batu-batu licin, membentuk lorong panjang yang sepertinya tak berujung.

"Sepertinya... ini ujian baru lagi," gumam Ardan, mencoba tetap tenang meskipun hatinya mulai terasa cemas.

Tiba-tiba, di depan matanya, sebuah pintu batu besar muncul. Pintu itu dipenuhi ukiran rumit yang tampak kuno, seolah-olah menyimpan rahasia yang telah lama terkubur. Di bagian tengahnya ada sebuah tulisan bercahaya, dengan huruf-huruf yang tak ia kenali.

"Masuk, atau kembali?" suara misterius menggema di udara. Ardan menoleh, tetapi tidak melihat siapa pun.

"Sepertinya aku tidak punya pilihan lain selain masuk," Ardan berkata sambil menghela napas. Ia mendorong pintu batu itu dengan sekuat tenaga, dan perlahan pintu itu membuka, mengungkapkan lorong gelap yang tampak seperti labirin.

Langkah pertamanya ke dalam lorong itu langsung membuat dunia di sekitarnya terasa berbeda. Udara di sini lebih dingin, dan suara gemerisik samar terdengar dari segala arah. Batu-batu di dindingnya dipenuhi lumut bercahaya, memberikan sedikit penerangan yang cukup untuk melihat jalannya.

"Aku tidak suka ini," gumam Ardan, melangkah dengan hati-hati. Ia bisa merasakan tatapan tak kasat mata yang seolah-olah mengawasinya dari dalam bayang-bayang.

Langkah kakinya terhenti ketika ia melihat sesuatu bergerak di ujung lorong. Bayangan kecil itu muncul dan menghilang dengan cepat, seolah-olah sedang bermain petak umpet dengannya. Ardan memutuskan untuk mengejarnya, berharap bisa menemukan jalan keluar dari labirin ini.

Namun, saat ia berlari, lorong itu tiba-tiba bercabang menjadi tiga arah.

"Kanan, kiri, atau lurus?" Ardan bertanya pada dirinya sendiri.

Ia memilih jalur kanan, berharap instingnya benar. Tapi tak lama kemudian, ia mendengar suara langkah kaki berat di belakangnya. Ketika ia menoleh, seekor goblin kecil dengan ekspresi aneh muncul, membawa kantung besar di punggungnya.

"Kau lagi?" Ardan terkejut, mengenali goblin yang sama dari pertemuannya sebelumnya.

Goblin itu melompat-lompat mendekatinya dengan penuh semangat. "Hei, kau tersesat juga? Aku sudah berkeliaran di sini selama berhari-hari!" katanya dengan nada ceria, meskipun wajahnya terlihat lelah.

"Berhari-hari?" Ardan mengernyit. "Bukankah kau yang menabrak pohon waktu itu?"

Goblin itu tertawa kecil, menggaruk kepalanya. "Itu... ups, ya. Tapi aku serius, tempat ini seperti perangkap. Setiap kali aku mencoba keluar, aku selalu kembali ke tempat yang sama!"

"Kau tahu jalan keluar?" tanya Ardan, mencoba menahan rasa frustrasi.

Goblin itu mengangkat bahu. "Tidak tahu, tapi ada satu ruangan besar di tengah labirin ini. Aku dengar ada sesuatu yang penting di sana."

Tanpa berpikir panjang, Ardan memutuskan untuk mengikuti goblin itu. Meskipun ia tidak sepenuhnya mempercayai makhluk kecil itu, ia merasa lebih baik daripada sendirian.

Saat mereka berjalan, suara aneh mulai terdengar dari balik dinding labirin. Suara geraman rendah, seperti makhluk besar yang sedang mengintai. Ardan merasakan bulu kuduknya berdiri, tetapi goblin itu tampak santai, seolah-olah tidak peduli.

"Jangan khawatir," kata goblin itu sambil tertawa kecil. "Makhluk-makhluk di sini tidak terlalu pintar."

"Tidak terlalu pintar? Apa maksudmu?" Ardan bertanya dengan nada bingung.

Namun, sebelum goblin itu bisa menjawab, seekor golem raksasa muncul dari salah satu lorong. Tubuhnya terbuat dari batu, dengan mata merah menyala yang menatap tajam ke arah mereka. Golem itu mengaum keras, membuat seluruh labirin bergetar.

"Larilah!" Goblin itu berteriak, melompat ke arah lain.

Ardan mengikuti tanpa berpikir, tetapi golem itu mengejar mereka dengan langkah berat yang mengguncang lantai. Ketika mereka berbelok ke sebuah tikungan, goblin itu tiba-tiba berhenti dan menunjuk ke arah lubang kecil di dinding.

"Masuk ke sana!" katanya.

"Serius? Aku tidak akan muat!" Ardan memprotes, tetapi golem itu semakin dekat.

Goblin itu melompat ke dalam lubang dengan mudah, sementara Ardan mencoba memaksa tubuhnya masuk. Namun, sebelum ia berhasil, golem itu terpeleset oleh batu kecil dan jatuh ke tanah dengan keras, membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.

Ardan tertegun, menatap puing-puing golem itu. "Itu... terlalu mudah."

"Seperti yang kubilang, mereka tidak pintar," goblin itu berkata dari dalam lubang, lalu keluar sambil menepuk-nepuk tubuhnya.

Dengan rasa lega yang aneh, mereka melanjutkan perjalanan. Akhirnya, setelah berjam-jam berjalan, mereka tiba di sebuah ruangan besar seperti yang disebutkan oleh goblin. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah portal bercahaya dengan simbol-simbol aneh yang melayang di sekitarnya.

"Itu... jalan keluar?" Ardan bertanya dengan penuh harap.

"Mungkin," jawab goblin, tampak ragu. "Tapi hati-hati. Portal seperti itu biasanya memiliki penjaga."

Seolah menjawab ucapan goblin, suara tawa menyeramkan terdengar dari dalam bayang-bayang. Dari kegelapan, muncul sesosok kuntilanak dengan wajah pucat dan senyum lebar yang tidak wajar.

"Ah, tamu baru," kata kuntilanak itu dengan nada menggoda. "Kau ingin pergi? Kau harus melewatiku dulu."

Goblin itu langsung bersembunyi di belakang Ardan. "Aku sudah bilang, ada penjaga!"

Ardan menatap kuntilanak itu dengan tegang, tetapi sebelum ia bisa bereaksi, kuntilanak itu melayang mendekat dengan gerakan cepat. Namun, tiba-tiba ia tersandung oleh batu kecil di lantai dan jatuh ke tanah, kehilangan keseimbangannya.

"Kau bercanda, kan?" Ardan menghela napas, merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Kuntilanak itu bangkit dengan canggung, terlihat kesal. "Tunggu, itu tidak seharusnya terjadi!"

Namun, sebelum kuntilanak itu bisa menyerang lagi, goblin itu melempar sebutir batu kecil ke arahnya, membuatnya menghilang dalam sekejap dengan ledakan kecil yang konyol.

"Kau serius?" Ardan bertanya, tidak tahu harus tertawa atau menangis.

"Serius. Batu ini spesial," kata goblin itu dengan nada bangga.

Tanpa halangan lagi, Ardan melangkah menuju portal itu. Ia menoleh ke goblin itu, tetapi goblin itu hanya tersenyum. "Aku akan tinggal di sini. Dunia ini terlalu menyenangkan untuk kutinggalkan."

Ardan mengangguk dan melangkah ke dalam portal, berharap bahwa perjalanan berikutnya akan membawanya lebih dekat ke jawaban dari teka-teki yang ia hadapi.

1
Dzakwan Dzakwan
Sudah jadi fans berat cerita ini, semoga thor cepat update lagi.
HARI_MURU45MP3: Terima kasih banyak atas dukungannya! Senang banget tahu cerita ini bisa dinikmati. Update berikutnya akan segera hadir, jadi tungguin terus ya!
total 1 replies
Yoh Asakura
Aku udah binge-reading sampe tengah malem gara-gara cerita ini, teruskan ya thor! 💕
HARI_MURU45MP3: Terima kasih banyak atas dukungannya! Senang banget tahu cerita ini bikin kamu binge-reading sampai tengah malam 😄 Aku bakal terus berusaha memberikan yang terbaik. Jangan lupa kasih tahu pendapatmu tentang bab-bab selanjutnya, ya! 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!