NovelToon NovelToon
Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Konflik etika / Romansa / Penyesalan Suami / Slice of Life
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.

Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.

Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀

💠Follow fb-ig @pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Impulsif

Alina menoleh, namun kemudian ia menunduk lagi mencengkram pergelangan tangannya yang terdapat luka gigitan ular.

"Kenapa kau berteriak seperti itu" seru Liam dengan suara keras, tak di pungkiri ada kekhawatiran yang di balut kemarahan.

Alina mengerang pelan, ia tak berani menjawab sampai pria arogan itu meraih paksa pergelangan tangan Alina dan matanya menajam sempurna saat melihat dua bekas tusukan yang dalam terlihat jelas di punggung tanga istrinya, dikelilingi oleh kulit yang mulai memerah dan membengkak.

Ketegangan terlihat di wajahnya, dan tanpa berpikir panjang, Liam membungkuk, menempelkan bibirnya pada luka itu dan mulai menghisapnya, mencoba mengeluarkan racun yang mungkin sudah mulai menyebar. Alina terkejut, matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang Liam lakukan. Meski hatinya dipenuhi kekhawatiran, dia merasa tersentuh oleh tindakan impulsif suaminya.

Liam menghisap lalu meludahkan liurnya yang bercampur darah beberapa kali, meski sebenarnya ia tidak yakin tindakannya akan benar benar mengeluarkan racun. Sementara Alina merintih merasakan sakit luar biasa saat suaminya menghisapnya dengan kuat.

"Awhh... Pelan pelan sakit sekali!" rintih Alina.

Liam berhenti, ia menegakkan tubuh dan menyeka sudut bibirnya yang terdapat bercak darah dengan lengan bajunya. Ia menatap wanita bercadar di depannya dengan rahang mengeras, namun ia tak melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tangan Alina.

"Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak ikut campur pekerjaan seperti ini, tapi kau tidak mendengarku! kau pikir kau akan terlihat hebat dengan melakukan semua ini, hah?!" sergah Liam menghempaskan tangan Alina dengan kasar.

Alina menunduk, meneteskan air matanya lagi. Rasanya, semua yang ia lakukan selalu salah. Kemarin hampir saja ia membakar rumah Liam, sekarang ia digigit ular hanya karena ingin membersihkan taman.

"Sekarang ikut aku!" Liam menarik tangannya tiba-tiba, memaksa Alina mengikuti langkahnya yang tergesa.

Dengan kasar Liam membuka pintu mobil, menekan tubuh Alina agar cepat masuk ke dalam kendaraanya, dan begitu Alina masuk Liam menutup pintu mobilnya dengan keras, membuat Alina terkesiap takut.

Di sisinya Liam sudah duduk di kursi kemudi, wajahnya kaku penuh kemarahan yang di tahan. Liam tanpa memperdulikan penampilannya yang belum mandi dan masih mengenakan piyama kusut dengan rambut acak acakan segera menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sepanjang perjalanan Alina semakin kencang meremas pergelangan tangannya, merasakan denyutan nyeri bukan hanya di luka fisik tapi jug batin. Meksi begitu Alina berusaha menahan isaknya agar tak terdengar.

Beberapa menit kemudian kendaraan BMW berwarna hitam itu memasuki area rumah sakit, Liam memarkirkan mobilnya dengan hati hati. Ia keluar lebih dulu, lalu membuka pintu untuk istrinya. Liam menarik tangan Alina dengan tergesa, masih dengan gerakan kasar dan kemarahan yang mendominasi.

"Bisakah untuk tidak terlalu kasar Liam? kalau orang orang tahu apa kata mereka? Namamu akan semakin rusak." ucap Alina mengingatkan Liam akan skandalnya yang semakin memanas.

Liam menghentikan langkahnya, melonggarkan eratan tangannya di pergelangan tangan Alina. Matanya menyapu sekeliling rumah sakit, memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang, sebelum akhirnya kembali menatap Alina dengan senyum sinis.

"Kau benar, bukankah kita sedang sedang berpura pura?"

Liam sadar bahwa netizen sedang membicarakan pernikahannya hanya demi pecitraan meskipun spekulasi mereka itu benar, tapi Liam tak akan akan pernah menunjukannya pada media, sebisa mungkin dia harus berperan sebagai suami yang baik untuk membantah tuduhan tuduhan itu.

Dengan mengejutkan Liam menarik tubuh Alina lebih dekat, melingkarkan tangan Alina ke lehernya, dan mengangkat tubuhnya ke dalam pelukan, seolah-olah menunjukkan kasih sayang yang tak pernah nyata.

Alina tersentak, tubuhnya mendadak terangkat dalam pelukan Liam. Meski hatinya penuh amarah dan kebingungan, ia tak bisa melawan.

Setiap langkah Liam menuju pintu rumah sakit terasa lambat, namun penuh kekuatan, seolah ingin menunjukkan kepada semua orang di sekitar mereka bahwa ia adalah suami yang penuh perhatian. Tapi Alina tahu, ini hanya sandiwara, sebuah ilusi yang dipaksakan oleh pria yang tak pernah memperlihatkan hatinya.

Setibanya di dalam rumah sakit, suster-suster langsung bergegas menghampiri, menanyakan keadaan mereka. Liam menjawab dengan dingin namun tegas,

"Istriku digigit ular. Segera bawa kami ke dokter."

Tanpa menunggu jawaban, Liam melangkah masuk ke ruang gawat darurat, masih memeluk Alina dengan erat. Meski rasa sakit masih mendera di tangannya, Alina bisa merasakan denyut kemarahan yang tak terkendali di dada Liam. Ia bisa merasakan setiap napas berat yang diambil suaminya, setiap hembusan penuh pengekangan.

Sebuah ranjang dorong disiapkan untuk Alina, dan Liam akhirnya menurunkannya dengan hati-hati. Namun, saat ia melepas pelukannya, tatapan matanya tetap dingin, penuh dengan ketegangan yang tak bisa ia sembunyikan.

Alina merasa jantungnya berdebar, bukan karena rasa sakit di pergelangan tangannya, tapi karena kegelisahan yang menggantung di antara mereka.

Saat dokter wanita mulai memeriksa luka di tangan Alina, Liam berdiri di sisi tempat tidur, rahangnya mengeras seolah menahan sesuatu yang ingin diluapkannya.

Mata mereka bertemu sejenak, dan untuk sepersekian detik, Alina bisa melihat kilatan emosi yang lain di mata suaminya, sesuatu yang tak sepenuhnya ia pahami. Apakah itu rasa takut? Khawatir? Atau kemarahan pada dirinya sendiri.

"Saya akan memeriksa lebih dulu, semoga tidak ada sesuatu yang buruk terjadi, ya" ujar dokter, mengalihkan perhatian mereka.

Alina mengangguk pelan, merasa tenang meski luka di tangannya masih berdenyut nyeri. Liam tetap di sana, berdiri melipat tangan ke dada seperti seorang penjaga, meskipun kehadirannya lebih seperti patung kristal yang kaku dan dingin.

"Ular jenis apa yang menggigit Anda?" tanya dokter, sambil mengamati kondisi Alina.

"Cobra," jawab Alina, suaranya lemah namun jelas.

Dokter berhenti sejenak, wajahnya menegang. Liam terkejut, matanya membulat dan wajahnya terlihat lebih cemas.

"Cobra? itu sangat berbahaya," ujar Dokter, lalu mengalihkan pandangannya pada suster.

"Suster, siapkan semua peralatan dan antivenom sekarang!"

Suster langsung bergerak cepat, tapi waktu seolah melambat bagi Liam. Jantungnya berdetak kencang, Dia tidak pernah merasa setakut ini. Tatapan cemasnya terpaku pada Alina yang berusaha menahan rasa sakit, ia melihat keringat Alina membasahi jilbabnya.

"Anda merasa sesak napas?" tanya dokter dengan cepat, memasang stetoskop di dada Alina, suaranya lebih mendesak kali ini.

"Ya... sedikit," jawab Alina, suaranya semakin lemah.

Dokter mengerutkan kening.

"Bisa ular kobra sangat mematikan. Racunnya bisa melumpuhkan sistem saraf dan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani."

Kata-kata dokter itu membuat Liam tercekat. Dia melangkah maju, matanya gelisah, namun tetap mencoba menahan diri. Alina mulai terengah-engah, ia merasakan sesak di napasnya.

"Bagaimana bisa Anda tergigit ular, Nyonya?" tanya dokter cepat.

"Itu karena istriku terlalu rajin membersihkan taman. aku sudah melarangnya tapi dia tidak mendengarnya." Liam menyahut, ada sorot kemarahan dan kepanikan di matanya.

Dokter melirik ke arah Liam, seolah mengisyaratkan agar dia tetap tenang.

"Kita akan memantau keadaannya selama satu sampai dua hari," lanjut dokter sambil mempercepat langkah ke meja perawat.

"Suster, antivenom harus diberikan secepatnya, dan terus pantau tanda-tandanya!" seru dokter.

Liam hanya bisa menonton petugas medis yang menangani Alina, Pikiranya semakin tak karuan, meski tertutup cadar, Liam bisa melihat dari gerakan istrinya yang semakin melemah.

1
Joko Medan
brati hukumn liam lbih mengerikn klw gitu🤣🤣

ud la ngalh salh satu ungkapin prasaan. tpi jangn alina y, liam az yg ungkapi lbih dulu dn bobok ny jang pisah kamar. eh, tpi jangn dulu nti khilaf. blum nikh ulang soal ny😅.
🌷💚SITI.R💚🌷
msh aja saling tertutup blm membùka klu saling mencintai..
🌷💚SITI.R💚🌷
jd gregetan sm alina yg bikin liam tumbang..alina alina sekarang kamu tertawa di atas pr deritasn liam siap² nanti kamu yg nangis liam yg ketawa😁
Joko Medan
klw mau ksih hadiah atw vote ap hrus nonton iklan dulu y kk
Pearlysea🌻: Vote boleh nonton iklan juga boleh, apalagi dua duanya... love love❤❤❤
total 1 replies
Joko Medan
hahahaha, liam2. tringat kawn ku, ku ajk naik kyk gini. abis kq aku dimaki2 ny🤣🤣

ayo hukumn ap dri liam. kn jdi mikir yg gk2😂. ap gk sebaik ny pernikhn mreka ni diperjels y. krna dri awal banyk x perjnjian2 dibuat liam.
Pearlysea🌻: Sabar ya kak lagi proses pdkt dulu🥰
total 1 replies
Sunaryati
Lanjuut, memang begitu Liam agar hidupmu tak monoton, hatimu beku dan pikiranmu kamu, bener kan Alina
Sunaryati
Semoga semakin membaik hubungan mereka,normal layaknya suami istri. Perjanjian kontrak dihapus. Perubahan positif Liam meningkat, serta otw bahagia
Joko Medan
mrtua alina benar2 mmperlakukn alina dgn baik.

sbelum ny liam mmbuat kontrk utk prnikhan mreka. dn skarang liam sprtiny ingin mlanjut kn prnikah sesungguhny. klw bgitu liam dn alina hrus ijab kabul ulang. krna disaat liam mmbuat perjanjian2 itu, ud trmsuk talak. nmany talak mudhaf. talk yg ud ditentukn.
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
🌷💚SITI.R💚🌷
smg alina bisa membuka hatiy buat suamiy dan tdk keras kepala lg kan liam sekarang sdh menyadari kesalahany..smg ke depan lbh baik lg menjadi kel yg samawa tdk ada lg surat perjanjian..dan mereka jd suami istri yg sesungguhnya.. lanjuut
Sunaryati
Nah kan hati telah membeku karena trauma cinta masa perlahan cair karena kamu, Alina. Mungkin Liam memang jodohmu
Joko Medan
ciiieeee,, babang liam mulai membuka hati🥰😂.

ayo alina, bukn kh itu yg kau harapkn. saling mmbuka hati.
🌷💚SITI.R💚🌷
smg rumah tangga mereka ters lbh baik lg dan alina biasa menerima luam dengan sepenuh hati dan menjadikan liasam suami yg sesungguhnya buat alina
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar liam kamu hrs bisa mengambil hati istri kamu, jangan main kasar nanti sakit hati dan ga mau dengan kamu lg...lanjuut
Pearlysea🌻
MasyaAllah💕 terimakasih supportnya kak🙏
Joko Medan
gk sabar nunggui keuwuan mreka. slalu like n komen dong kk. klw poin cukup psti ksih hadiah☺️

sehat2 jga buat author ny. biar bsa doble up😁✌️
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kehangatan dan perubahan liam sm alina trs bahagia dan alina jg bisa menerima perubahan liam,setelah alina bagus sia bisa menerima liam sepenuh hati jg,tdk ada lagi perdebatan diantara mereka..lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kamu bisaaa me jadi penerangan buat liam ya alina..krn sia mshenutuo diriy dr lenenaran
Sunaryati
Semoga benar hatimu telah terkat dengan kuat, jangan goyah jika mantanmu yang sepupuan dengan Alina merayumu. Kau sudah janji pada dirimu sendiri akan melindungi, mencintai, dan tidak akan melukai hatinya
Ku tunggu buktinya Liam.
Joko Medan
uluh uluh liam, bsa sakit jga ternyata 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!