Hidup Anna berubah setelah dirinya diadopsi seorang lelaki tampan dan awet muda bernama Victor. Karena saking tampannya Victor, Anna sampai tak bisa menahan diri untuk tidak jatuh cinta pada ayah angkatnya sendiri.
Namun suatu hari, Anna mengetahui fakta mengejutkan tentang Victor. Ternyata Victor adalah seorang vampir dan dianggap raja oleh sebuah sekte setan. Saat itulah Anna juga menemukan fakta kalau alasan dirinya diadopsi oleh Victor karena akan dijadikan tumbal. Bagaimana kelanjutan cerita Anna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23 - Perubahan Anna
"Berpakaianlah! Lalu turun dan makan malam!" kata Bibi Inez.
Anna mengangguk sambil meletakkan ponsel ke lemari. Dia segera masuk ke dalam walk in closet. Anna memilih menggunakan kaos oblong dan celana pendek sepangkal paha.
Lagi-lagi Anna terpana menyaksikan kecantikan dirinya sendiri di cermin. Ketika sudah puas, barulah dia beranjak. Namun langkahnya terhenti saat melihat ponsel.
Anna buru-buru mengambil ponsel karena ingin menghubungi Tara. Dia telepon temannya tersebut.
Akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali dari Tara. Bahkan di percobaan telepon Anna yang puluhan kali.
"Dia kemana?" gumam Anna. Atensinya kala itu tertuju ke ruang chat dirinya dan Tara. Ia sangat heran karena semua chat yang ada di sana terhapus. Termasuk salah satu pesan yang dikirim Tara terakhir kali.
"Apa-apaan ini? Jangan bilang Bibi Laura yang melakukannya," gumam Anna. Dia tentu langsung menduga begitu, karena orang yang terakhir kali memegang ponselnya adalah Bibi Laura.
Anna pun keluar dari kamar. Namun dahinya berkerut heran. Karena keluarganya tidak terlihat lagi. Anna bergegas pergi ke ruang makan. Di sana dirinya hanya bisa melihat sosok Victor.
"Makanlah, Anna. Ayo kita makan bersama," ajak Victor seraya tersenyum.
"Kemana semua orang, Dad?" tanya Anna yang masih celingukan ke segala arah.
"Mereka sudah pulang. Lagi pula ini sudah larut malam. Tidak mungkin mereka bermalam di sini kan?" tanggap Victor.
"Tapi rumah ini besar. Muat untuk semua orang," sahut Anna sembari duduk ke kursi.
Di meja telah tersaji berbagai hidangan lezat. Hingga membuat Anna telan ludah. Anna tentu merasa lapar sekali. Mengingat sejak tadi pagi dirinya menghabiskan waktu untuk menjalankan ritual.
Dengan cepat Anna mengambil hidangan yang ada. Ia makan dengan sangat lahap. Apalagi dia merasa semua makanannya terasa enak sekali.
"Pelan-pelan, Anna. Makanan ini cukup untuk perutmu. Kalau pun kau ingin tambah, aku pasti akan berikan untukmu," ujar Victor.
"Ini enak sekali, Dad. Lagi pula aku sejak tadi pagi belum makan..." sahut Anna dalam keadaan mulut yang sibuk mengunyah makanan.
Victor tak mengatakan apapun. Ia hanya memperhatikan Anna dengan seringai di bibirnya.
Namun seringai itu memudar tatkala melihat Anna belum berhenti makan. Semua hidangan yang ada di meja, nyaris dilahap habis oleh Anna.
Kini Victor mengerutkan dahinya. Seolah apa yang dilakukan Anna sekarang, telah membuatnya sedikit cemas.
"Anna! Aku pikir kau sudah terlalu banyak makan," tegur Victor.
Anna tidak bisa menjawab langsung. Dia menelan makanan yang memenuhi mulutnya terlebih dahulu. Terlihat ada banyak sisa makanan di sekitar bibir Anna.
"Benarkah? Tapi aku belum merasa kenyang. Apa aku boleh tambah?" balas Anna.
"Apa? Kau ingin tambah makan?" Victor tercengang. Dia sempat terdiam sejenak. Namun dirinya segera menyuruh Beth untuk membawakan makanan ke meja.
Beth saja dibuat kaget dengan sikap Anna. Padahal biasanya perempuan itu hanya makan sedikit. Namun sepertinya sekarang berubah jadi seratus delapan puluh derajat.
Meskipun begitu, Beth tetap membawakan makanan untuk Anna.
Hampir setengah jam Anna menikmati waktu makannya. Di akhir, terdengarlah suara sendawa yang cukup mengganggu.
Anna langsung membekap mulutnya sendiri. "Maaf, Dad! Aku tak bisa menahannya," ucapnya.
Victor hanya terkekeh. Dia menyuruh Anna untuk ke kamar agar bisa beristirahat.
Anna sudah bangkit dari tempat duduk. Ia hampir beranjak. Namun Anna tiba-tiba teringat sesuatu dan menoleh ke arah Victor.
"Ronde kedua akan berlanjut kan?" tukas Anna. Untuk pertama kalinya, dia mengukir senyuman nakal.
"Anna..." Victor tak bisa berkata-kata.
"Karena tubuhku sekarang sangat indah, Dad. Lihat! Kau menyukainya kan?" ujar Anna sembari menyingkap kaos bajunya, kemudian dia singkap juga branya ke atas. Sampai buah dada Anna bisa terlihat oleh Victor.
Lagi-lagi, Anna lupa dengan Tara dan keanehan chat yang dihapus dari ponselnya.
critanya bagus bikin kyk ada didunia legenda vampire beneran hehe...