Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 : MENUDUH DAN SALING TUDUH
''APA!''
Teriak ibu Sonya dan Seno secara bersamaan, mereka sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh ibunya Siska.
Apalagi Seno tidak pernah merasa jika dirinya sudah memberikan uang sebesar dua ratus juta pada ibunya Siska. Lantas kenapa mereka berkata seperti itu.
''Maksud ibu apa ya ... siapa yang memberikan uang sebesar itu pada ibu.'' akhirnya Seno bertanya dengan raut wajah bingung.
Siska pun bingung, apa lagi kedua Orangtuanya yang bingung. Di sana bingung di sini bingung pembacaan pun bingung. Yang tidak bingung hanya Nandini seorang.
''Ha ha ... Kenapa nak Seno itu terus saja berpura-pura tidak tahu, mau bikin kejutan ya?'' Ibunya Siska terkekeh lalu melanjutkan perkataannya, ''Bahkan bukan hanya uang saja yang ada di paket tersebut, melainkan beberapa perhiasan juga ada. Ini, lihatlah.''
Ibunya Siska menunjukkan pergelangan dan lehernya, di mana beberapa perhiasan milik ibu Sonya terpakai dengan cantik di leher ibunya Siska. yang mana membuat Ibu Sonya terbelalak kaget dengan kedua matanya ingin keluar dari tempatnya.
Ibu Sonya berdiri dengan garang.
''Siapa yang memberikan emas itu! Aku tidak pernah merasa memberikan semua emas milikku kepadamu.''
Ibu Sonia sudah naik pitam ... Bagaimana perhiasan yang sudah ia kumpulkan begitu banyak berada di tangan orang lain. Ibu Sonya lantas menoleh pada menantunya dan berkata, ''Siska! Apa yang sedang terjadi, kenapa semua emasku ada di tubuh ibumu!'' Bentak Ibu Sonya.
Siska yang mendengar bentakan dari ibu mertuanya langsung menggeleng dengan kuat, ia saja tidak tahu bagaimana bisa perhiasan mertuanya ada pada ibunya.
''Saya nggak tahu, ibu.''
''Apa yang kamu bilang nggak tahu! Sudah jelas-jelas perhiasanku ada di tubuh ibumu.'' Teriak Ibu Sonya melengking.
Siska melangkah ke arah ibunya dan memegang tangan ibunya, ''Maa ... Tolong jelaskan apa maksud Mama. Kenapa semua perhiasan ibu mertuaku ada padamu.''
Ibunya Siska terkejut dan bingung ... Bukankah uang dan perhiasan ini dari anak dan menantunya? kenapa semuanya berekting seperti tidak tau apa-apa.
Di saat semua orang sedang kebingungan, ibu Sonya melangkah dan merampas semua emas yang di pakai ibunya Siska. ''Lepaskan! Semua perhiasan ini milikku, berani-beraninya kamu memakai barang milik orang lain.''
Ibunya Siska sangat terkejut dengan tindakan kasar besannya tersebut.
''Tunggu, tunggu. Ini bisa kita bicarakan dengan baik-baik, sepertinya ada kesalah pahaman.'' tutur bapaknya Siska, yang sejak tadi diam mengamati.
Siska mengangguk kuat selalu menatap suaminya dan berkata, ''Mas! Gimana ceritanya sih, kok bisa perhiasan itu ada di ibu aku.''
Seno yang sejak tadi diam, menatap Siska dengan tajam.
''Bukan kamu yang seharusnya bertanya padaku! Seharusnya aku yang bertanya pada kedua orangtua mu, kenapa ini bisa terjadi. Tolong ceritakan dari awal, karna aku tidak pernah memberikan uang pada kalian.''
PLAK!
Tiba-tiba saja ibu Sonya menampar Siska.
''Tidak tahu diri kamu! Aku sangat yakin dalang dari semua ini adalah kamu Siska. Selama ini di rumah ini belum ada barang satu pun yang hilang dari pandanganku!
Kamu juga yang tahu kode brankas milik kami!Sekarang aku tanya, di mana semua perhiasan dan uang anakku! Pasti kalian kan yang menyembunyikan semuanya.''
Siska terkejut bukan main, bagaimana ibu mertuanya bisa menuduhnya yang mencuri semua uang dan perhiasan.
''Ibu itu ngomong apa sih, bukan aku ibu. Ibu jangan menuduh sembarangan kalau tidak ada bukti!'' sentak Siska yang sudah geram karna tuduhan tidak berdasar dari mertuanya.
Ibu Sonia terkekeh dengan pandangan meremehkan pada Siska, instingnya selalu kuat tentang segala hal.
''Kamu bilang bukti? Siska ... sudah jelas-jelas di depan mata kamu adalah buktinya. Kalian buodoh atau tholol!'' sungut ibu Sonya yang sudah geram.
''Nggak ibu! Aku nggak pernah ambil perhiasan dan uang itu.'' kekeh Siska.
''Seno! Kenapa kamu diam saja, Hah. Apa kamu tidak curiga pada istrimu ini, dia yang tahu semua kode pin brankasmu dan brankas ibu dan tiba-tiba saja hilang. Semua harta benda kita hilang Seno, Ibu yakin jika istrimu yang mengambil semuanya.''
''Ibu! Jangan sembarangan ... Aku bukan maling dan aku tidak mengambil semua perhiasanmu.'' Teriak Siska prustasi.
''Bohong! Bohong kamu Siska. Ibu yakin itu adalah kamu. Kamu yang sudah mengambil semua harta kami.''
''Wow ... besan, jangan seperti ini dan menuduh anakku yang tidak tidak.'' Ayah Siska angkat bicara.
''Diam kalian! Kalian membelanya karena kalian bersekongkol.'' Bentak ibu Sonya.
Ibu Sonia terus saja menyudutkan Siska, karena ia yakin jika Siska lah yang telah mengambil seluruh harta benda mereka. Karena siapa lagi yang tahu kode brankas mereka selain Siska? Lena saja tidak tahu apalagi Nandini.
Itu yang ada di pikiran ibu Sonya.
Siska langsung berlari ke arah Seno dan mengeratkan genggamannya pada sang suami. ''Mas, kamu percaya sama apa yang diomongin ibu? aku nggak mencuri Mas, a-aku yakin Nandini lah yang mencuri semua uangmu Mas.''
Seno yang tadi diam langsung menoleh ke arah Siska yang terus membawa-bawa nama Nandini ... Kenapa Siska sangat yakin jika Nandini lah yang telah mencari uangnya.
''Kenapa kamu yakin Andini yang mengambil uangnya?'' Tanya Seno.
Siska gelagapan, ia juga tidak tau namun yang jelas ia harus menyelamatkan dirinya dan keluarganya terlebih dahulu.
''Si-siapa lagi kalau bukan dia yang mengambilnya, Mas. Aku yakin jika perempuan kampung itu yang mengambilnya.''
Ibu Sonya semakin geram.
''Jangan pernah mengkambing hitamkan orang lain Siska! Sudah jelas-jelas kamu pencurinya.'' Bentak Ibu Sonya tidak suka dengan Siska, yang terus saja mengkambing hitamkan Nandini yang jelas-jelas ia tahu bahwa Nandini pergi tanpa sepeserpun uang, bahkan Nandini pergi hanya memakai baju yang dia pakai saja.
Siska langsung pucat.
''Mas, demi tuhan! Aku tidak mencuri uangmu, Mas'' Siska berlutut dan menangis.
Hiks ... Hiks ... Hiks.
''Seno! Paksa istrimu untuk membuka mulutnya, uang itu bukan uang sedikit. Perhiasan Ibu lebih dari ratusan juta Seno. Jangan biarkan mereka memanipulasi kamu, ibu tidak ikhlas jika mereka mengambil seluruh harta kita.''
Seno hanya menghela nafasnya, ia sangat pusing samapi-sampai kepalanya ingin meledak. Memang uang itu tidak sedikit dan tidak akan membuat dirinya sampai bangkrut, tapi jika di ingat tumpukan uang itu membuat dirinya ingin menangis darah karna kehilangan setengah hartanya.
''Siska, tolong jujur dan katakan yang sebenarnya ... apa kamu yang mengambil semua uang mas yang ada di dalam brangkas?'' Tanya Seno pada akhirnya, dengan suara lemas tidak bernyawa.
''Siska mendongkak dan menatap suaminya, ''Tidak Mas, aku tidak pernah mengambil semua uangmu aku tidak mungkin setega itu. Aku sangat mencintaimu dan tidak mungkin membuat kamu menderita.''
Ibu Sonia mendengus tidak suka saat Siska memainkan peran lemahnya di depan Seno, iya sangat yakin jika mereka yang mengambil seluruh hartanya.
Tiba-tiba...
''Besan, Nak Seno ... ini saya kembalikan uang dan perhiasannya, saya tidak pernah mengambil uang dan perhiasan kalian apa lagi berniat untuk bersekongkol mencuri harta kalian.
Tadinya saya kesini untuk mengkonfirmasi dan berterima kasih karena nak Seno sudah memberikan kami uang dan perhiasan, Ibu pikir itu adalah hadiah dari kalian.
Tapi, tanpa sepengetahuan kami ... ternyata di sini sedang mengalami musibah. Tapi percayalah, anak kami bukanlah seorang pencuri dan kami pun tidak pernah mendidik anak kami untuk mencuri. Apalagi dengan jumlah yang sangat besar.''
Tutur ibunya Siska panjang lebar, dan membuat ibu Sonya diam namun dalam hati masih kesal.
Seno semakin bimbang dan bingung, mana yang harus ia dipercaya?
•••
...LIKE.KOMEN.VOTE ...
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕