NovelToon NovelToon
Hangatnya Bersama Mu

Hangatnya Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Udumbara

Warm Time With You
(Hangatnya Bersama mu)

....

Kalau penasaran dengan ceritanya langsung aja baca yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Udumbara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

Keesokan harinya dikediaman Tuan Zenaraga.

Sebastian Zenaraga, pria matang yang berusia 50 tahun itu tengah sarapan sendiri. 25 tahun sudah ia hidup kesepian setelah bercerai dengan istrinya, Rana Zenaraga yang sekarang istrinya itu tidak memakai marganya lagi dan menjadi Raja Raharja.

Tuan, hari ini syuting pertama yang dilakukan Nona Amanda. Apa Tuan mau ketempat syuting untuk bertemu Nona atau ingin membicarakan soal kontrak kerja dengannya?" tanya sang asisten pribadi, Tobi.

Sebastian meraih minumnya dan meneguk nya. "Jadwal di kantor bagaimana?" tanyanya.

"Hanya ada meeting di sore hari, Tuan."

Sebastian manggut-manggut dan membuka ponselnya yang masih menggunakan wallpaper anaknya yang menghilang itu. la tersenyum getir saat melihat itu.

"Apa belum ada kabar tentang anakku yang menghilang, Tob?"

Tobi menundukkan kepalanya. la merasa kasihan dengan atasannya itu. Hidup dengan harta yang melimpah bukanlah kebahagiaan bagi seorang Sebastian Zenaraga. 25 tahun Sebastian menghabiskan hari-harinya hanya untuk bekerja-bekerja dan mencari orang untuk melacak keberadaan anaknya. Jangankan mendapatkan keberadaan sang anak, ia saja belum mengetahui siapa yang sudah menculik anaknya itu.

"Sudah 25 tahun berlalu, Tuan. Mencari keberadaan Tuan Muda sangat susah jika hanya mengandalkan foto masa kecilnya." kata Tobi benar adanya.

Wajah sewaktu bayi hingga dewasa tidak selamanya sama dan rupa bisa berubah-ubah setiap waktunya.

Sebastian menghela napas dalam. "Setiap keturunan Zenaraga biasanya memiliki tanda lahir di punggung atau pinggang. Dan aku ingat kalau anakku memiliki tanda lahir di bagian pinggang. Kamu bisa katakan itu pada mereka agar anakku cepat ketemu," ujarnya memberitahu namun tidak memberitahu bagaimana bentuk tanda lahir itu.

"Bagaimana kalau diumumkan pada media saja, Tuan? Tapi, saya khawatir akan banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai Tuan Muda." saran Tobi namun kurang yakin.

"Lakukan saja. Aku kan memeriksanya sendiri nanti," pungkas Sebastian berdiri. "Kita akan ke lokasi syuting pagi ini," lanjutnya.

"Baik, Tuan."

Sebastian beranjak menuju kamarnya untuk mengganti pakaian formal.

***

"Ah, anak mama tampan sekali." puji Amanda pada anaknya itu.

Saat ini Amanda dan anaknya di mobil. Tadi malam Amanda menyuruh seseorang untuk membelikan stroller dan pakaian bayi yang berumur satu tahun untuk Zyan. la sudah berniat untuk membawa anaknya ke lokasi syuting, untuk itu ia membelikan perlengkapan anaknya.

"Uuuhhh, gemesnya..." Amanda mencubit gemes pipi gembul sang anak dan membuat bayi itu menatapnya.

"Mam?" Zyan menawarkan biskuit yang sedang ia makan itu pada Amanda.

Amanda terkekeh dan menggeleng pelan. "Mama tidak suka biskuit bayi," kekehnya.

"Mam.." kata Zyan lagi.

"Makan saja kamu, Sayang." Amanda mengarahkan tangan kecil itu ke mulut sang bayi.

Zyan menggeleng pertanda tidak ingin memakan biskuit itu lagi. "Nen," pintanya.

Amanda menatap managernya yang sibuk memainkan iPad tersebut. la tidak mungkin memberikan asi pada Zyan di depan sang manager.

"Nen pake dot dulu, ya. Mama gak bisa kasih asi sekarang," bisiknya pada sang anak. Ia memberikan dot pada Zyan.

Amanda bernapas lega karena Zyan memahami keadaannya sekarang. la tersenyum melihat Zyan yang lahap menghisap dot tersebut.

*****

Tak lama, mereka sampai di lokasi syuting yang ternyata sudah ada Rafli di sana menunggu Amanda.

"Mau apa lagi dia? Ck," decak Amanda kesal karena ia masih marah terhadap kekasihnya itu. "Bella, kamu harus jaga Zyan dari Rafli, oke? Jangan biarkan Zyan dipegang oleh Rafli." pintanya pada Bella.

"Baik, Nona." kata Bella yang mendorong stroller Zyan.

Mereka berjalan masuk dan tiba di depan Rafli, pria itu menahan pergelangan Amanda.

"Sayang, maaf atas perlakuanku kemarin, ya?" pungkas Rafli meminta maaf.

Hm," jawab Amanda singkat.

"Dimaafin, 'kan? Aku janji hari ini akan menemani kamu seharian di lokasi syuting." kata-kata manis keluar dari mulut buaya.

"Gak perlu. Ada Zyan yang menemani hari-hariku," sahut Amanda ketus.

Rafli melirik zyany yang anteng di stroller itu. la tersenyum manis. "Bukankah lebih semangat kalau aku dan bayi ini yang menemanimu?"

"Zyan namanya."

"Iya, Sayang. Aku dan Zyan yang menemanimu,"

"Terserah." kata Amanda lanjut berjalan dan diikuti oleh Bella.

Rafli tersenyum miring dan mengikuti kekasihnya itu. "Semoga Tuan Zenaraga datang," batinnya berharap.

Amanda langsung duduk di meja rias untuk bersiap seraya membaca ulang skrip miliknya. Sedangkan Rafli duduk di sofa sambil bermain ponsel dan Bella yang mengasuh Zyan.

"Sebenarnya aku sulit memerankan ini karena karakternya jauh berbeda dengan karakter asliku," celetuk Amanda menatap kertas dialognya.

"Kami yakin Nona pasti bisa." kata kang rias itu.

"Semoga saja." ujar Amanda.

Penata rias itu tersenyum senang karena Amanda termasuk gadis yang tidak terlalu mengatur dan mengkritik hasil make up mereka.

Satu jam Amanda bersiap, akhirnya selesai juga. Disini ini memerankan film action sebagai pemeran utama wanita. Karena film bioskop ini bergenre action, make up Amanda pun dibuat seperti gadis pemberani atau badas.

"Tuan?" Amanda tersenyum manis saat tiba-tiba melihat Tuan Zenaraga masuk ke dalam ruangan rias itu.

Mendengar suara kekasihnya, ia menoleh dan melihat Tuan Zenaraga itu Rafli langsung berdiri dan menyambut hormat Tuan Zenaraga.

"Tuan,"

Fokus Tuan Zenaraga bukan pada Amanda ataupun Rafli, tapi pada Zyan yang tengah memegang empeng itu.

Melihat tatapan Tuan Zenaraga pada Zyan, Amanda mendekati sang anak. "Maaf, Tuan. Saya membawa anak angkat saya bekerja karena saya tidak yakin meninggalkannya di rumah. Tapi, saya berjanji kalau anak saya tidak akan mengganggu syuting saya," pungkasnya.

Tuan Zenaraga tidak menjawab, ia melangkahkan kakinya mendekati Zyan.

"Apaapa,,,," celoteh Zyan tertawa senang menatap kearah Tuan Zenaraga.

Tuan Zenaraga berjongkok dan menatap wajah Zyan. "Dimana orang tua aslinya?" tanyanya menatap Amanda.

🌸🌸🌸🌸🌸

1
Isya Alam
lanjutkan kaaa
Mari🧝‍♀️16
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
gakki
Gak sabar nih nunggu kelanjutannya, semangat thor!
Hanan Jkhan
Aku udah baca beberapa cerita disini, tapi ini yang paling bikin saya excited!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!