Doyama adalah segerombolan penjahat jenius yang diberi modal oleh salah satu perusahaan asing untuk mengubah limbah perusahaan nya menjadi ramuan yang dapat merubah karakter serta bentuk ras serupa manusia menjadi iblis dan monster kanibalisme.
Perusahaan tersebut mencampurkan DNA manusia terpilih dengan limbah serta bahan kimia yang ditemukan oleh peneliti untuk menciptakan ras baru yang berada dalam kendalinya yang dimana nanti nya ras baru tersebut menularkan racun kepada manusia normal sehingga menjadi mahluk yang sama yang berada di bawah kendalinya.
Iblis setengah monster setengah manusia itu dinamai Rambi. Rambi sendiri bisa bertindak anarkis bahkan bisa menghasut dan membunuh manusia sesuai dengan apa yang di isntruksikan oleh tuan nya.
Akankah ada pahlawan yang bisa menghentikan wabah buatan ini? Ataukah manusia akan benar-benar musnah dan bumi menjadi milik perusahaan tersebut secara tunggal beserta para budak iblisnya?
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kalimat Fiktif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju Problem Yang Diluar Nalar
Jauh dari pusat kota terdapat sebuah kubangan berisi air limbah berwarna hijau pekat tak ada satupun tumbuhan yang tumbuh disekitaran kubangan tersebut apalagi mahluk hidup yang berkeliaran di area itu.
Hampir tiap sore hari tempat tersebut mengeluarkan bau kimia yang cukup menyengat bahkan konon katanya jika terhirup sering oleh manusia cairan tersebut mampu menimbulkan radang paru-paru berkala.
Tempat yang terselubung dari keramaian itu dijaga oleh beberapa orang bodyguard tinggi besar yang membawa senjata laras panjang mereka memakai helm Perang lengkap dengan baju pdh, Handy talkie dan penutup wajah bermotif tengkorak.
Mereka yang berjaga ditempat itu tiap harinya nampak sibuk berkeliling tidak ada yang diam, mengintai sekitarnya.
"Tolong buka jalur yang depan" Ucap salah satu orang melalui lewat handy talkie si penjaga gerbang depan.
"Siap Pak" Ujarnya dengan sigap dan langsung membukakan pintu berduri kawat di depan nya.
Seketika 2 mobil truck peti kemas dan salah satunya adalah mobil peti kemas yang kemarin mengangkut barang barang aneh ke laboratorium juga berada disana, kedua mobil itu memberi klakson lalu masuk kedalam yang kemudian disambut oleh salah satu petugas berpakaian dokter dengan selang oksigen menggantung di mulutnya. Petugas itu memasukan sebilah pipa kedalam box peti kemas tersebut.
Pipa yang terselubung itu sepertinya menyedot sesuatu dari dalam lubang kubangan yang berwarna hijau pekat itu. Tak aneh, mungkin mobil tersebut adalah kendaraan oprsional tempat perusahaan pembuang limbah itu beroprasi.
*****
Sisa tulang belulang didalam jeruji besi masih berserakan acak dengan darah merah kental yang mulai menempel pekat pada lantai keramik. Sedang Mahluk menyeramkan yang kemarin memakan mayat itu kini sedang terduduk memamerkan punggung nya yang bersisik, membelakangi petugas lab yang lalu lalang.
"Sepertinya ada kendala!" Ucap salah satu petugas yang tengah mengotak ngatik tombol aneh yang berserakan diatas dashboard.
"Ada apakah?" ucap salah satu kawan disamping nya yang kemudian memandangi tabung kaca berisi Oamin.
Terlihat Jarum-jarum yang berada dalam tabung Oamin terlihat tidak bisa menembus kulit tubuhnya yang sudah telanjang bulat itu.
"Coba naikan powernya!"
"Baik"
Mesin itu mulai terdengar bergemuruh lebih kencang hingga pipa yang berada di atas tabung itu pun ikut bergetar lebih kencang dari sebelumnya.
"Masih Tetap tidak bisa!"
"Eugh, bagaimana ini?"
Melihat gelagat anak buah nya demikian Pak gempal yang berada diatas tangga besi mulai turun kebawah hal itu jelas membuat kedua petugas lab tersebut semakin panik.
"Ada masalah?" Suara cempreng yang bikin buluk kuduk merinding tersebut menyahut dari belakang punggung kedua orang petugas itu.
"Ti.. Tidak adaa sir" Balas salah satu petugas dengan gugup nya.
"hemm" Sesaat kedua mata Pak gempal mendelik kearah Tabung memperhatikan ketidak becusan anak buah nya itu.
"Baik tinggalkan itu dan ikut saya" Balas pak gempal yang kemudian memutar badan nya di ikuti dengan dua orang petugas tersebut yang saling tatap berkhias keringat dingin yang berselancar hebat di wajahnya, Lalu kakinya mulai melangkah mengikuti.
Pak gempal nampak membuka pintu jeruji yang menjadi segel mahluk menyeramkan itu berkandang dan kemudian melempar plastik kuning pada kedua orang petugas yang berada disamping nya.
"Pekerjaan kalian sekarang Bersihkan tulang belulang itu" Ujarnya, yang kemudian dengan sigap kedua orang petugas lab itu masuk dan langsung memunguti tulang belulang tersebut.
"Dakkkk"
Tiba tiba saja suara pintu jeruji yang terkunci terdengar yang jelas disusul dengan wajah panik kedua orang petugas lab tersebut yang langsung meloncat ke Arah Pak gempal yang terhalangi dinding jeruji besi.
"Sir, saya mohon jangan sir saya masih ingin hidup!" Ucap dua orang petugas itu memohon sejadi jadinya.
"Tolong Sir, saya janji, saya janji akan memperbaiki kesalahan itu saya minta tolong sir tolong buka pintu nyaa sir tolong!"
"Hemm hehe" Pak gempal membalasnya dengan tersenyum kecut.
"Korak Bantai Mereka berdua!"
Kalimat yang keluar dari mulut sembu si pak gempal terdengar membahana diruangan laboraturium yang sekilas membuat aktifitas terdiam.
Seekor mahluk tinggi besar dengan mata menyala terlihat berjalan merayap dibelakang punggung kedua petugas tersebut yang dimana tubuh nya mulai terlihat bergemetar hebat disusul dengan wajah nya yang sangat pucat seperti menyimpan segudang ketakutan.
"Ja... Jangann sir saya mo.. Mohon" Balas satu petugas Lab berteriak histeris.
Tanpa membutuhkan waktu lama kedua tangan mahluk misterius itu kemudian mencengkram dua kepala petugas lab tersebut dari belakang lalu menjambak kuat rambut nya dan membenturkan dua kepala itu ke satu sama lain nya.
"Kretakk"
Bunyi patahan tulang leher dan tengkorak kepala terdengar renyah. Di ikuti dengan Darah merah yang membucah deras membanjiri tangan serta kuku kuku panjang milik mahluk aneh tersebut.
Tubuh kedua orang petugas itu kemudian mengenjang lalu lemas dan terdiam. Kepala dari kedua orang petugas itu hancur berkeping-keping. Yang kemudian serpihan daging kepala yang tercecer dilantai satu persatu mulai dipungut oleh mahluk tersebut dan gigi taring nya yang panjang terlihat bergoyang-goyang usai memasukan serpihan daging itu dengan santai ia masukan kedalam mulutnya.
*****
"Arsyinn" Seorang perempuan yang usia nya tidak jauh berbeda dengan Oamin saat ini berlari di depan nya berulang kali memanggil manggil nama nya dengan tergesa gesa, kemudian dengan nafas yang masih ngos ngosan perempuan tersebut mencoba menenangkan diri nya sendiri didepan Arsyin.
"Kenapa? Ada apa?" Balas Arsyin kaget.
"Adikmu, Adikmu diculik!" Balas perempuan tersebut, yang tak lain adalah sahabat paling dekat Oamin.
"Diculik? Diculik dimana?" Bentak Arsyin karena terlampau kaget.
"kata si penjaga dimsum dia melihat adikmu, adikmu dibekap 2 orang pria tidak dikenal waktu pulang sekolah di depan toko Bonivia, Kemudian Pria itu membawa kabur adikmu kedalam mobil Jeep lalu kabur" Balas perempuan itu masih dalam ritme nafas yang terengah engah.
Tanpa pikir panjang seketika Arsyin langsung berlari meninggalkan sahabat adiknya itu. Giginya nampak bergerutu kesal dan tangan nya terkepal kuat.
Dari jarak yang cukup jauh perempuan ninja yang beberapa menit yang lalu dilihat oleh Arsyin juga Pak Dosen sekolah an nya, Nampak anteng memperhatikan tingkah laku nya dari puncak pohon Cemara yang tumbuh tinggi di depan hulu sungai.
"Sepertinya tantangan pertama akan segera dibuka" Ketus pak dosen pada perempuan ninja disampingnya.
"kamu yakin pria bodoh itu akan jadi salah satu bagian dari kita?" Balas perempuan ninja tersebut dengan datar.
"Tentunya lebih dari yakin" Balas pak dosen tua tak kalah unjuk gigi.
Kemudian seperti biasa tubuh pak dosen tua iti mengejang sesaat dan lalu berubah wujud menjadi seekor burung Merpati yang melesat terbang ke udara lalu menukik mengikuti Langkah kemana Arsyin berlari.
......
Beberapa saat kemudian pedagang dimsum yang berada di pinggir jalan depan rumah nya sedikit kaget usai Arsyin menggebrak kuat gerobaknya dengan nafas yang terengah engah.
"Siapa, siapa yang menculik adik saya?" Bentak Arsyin dengan nada sedikit memaki maki hingga menjadi sorotan mata dari para pembeli yang sedang mengantri.
"Woyy, sabar kak Arsyin tenang dulu tenang" Balas Si pedagang dimsum.
Gelagat aneh dengam cara mendelay pembicaraan mulai terlihat dari gestur tubuh si pedagang dimsum, bukan tanpa alasan hal ini dia lakukan sebagai setitik kecil pembalasan dendam pada Arsyin atas dasar dimana dirinya sering di tolak mentah-mentah takala mendekati adiknya.
"Aku tidak punya waktu untuk bersabar!" Tangan Arsyin mulai menarik kerah baju si pedagang Dimsum tersebut yang kemudian dibalas oleh si pedagang dimsum dengan kecut.
Sedang dari udara seekor merpati yang tak lain adalah jelamaan dari Dosen nya mendarat hinggap dengan luwes di atas kursi kayu tua yang terletak di seberang gerobak, Tanpa diketahui oleh siapapun bahwasan nya merpati itu bukanlah merpati sembarangan melainkan salah satu hasil dari buah pikir permainan kekuatan Pikiran dan imajinatif
(Bersambung ke Part 5)