PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AYANA SAKIT
Rayan mengerutkan alisnya menatap Ayana.
"Apa belum ada yang menjelaskan ini sebelumnya..? Monolog Rayan dalam hati
Rayan menatap kedua wanita yang duduk di depannya itu dengan perasaan iba sekaligus salut pada wanita tegar yang baru dia kenal . Wanita kuat yang rela bekerja begitu keras demi sebuah pengobatan anaknya.
Tapi kemana suaminya..? itu yang jadi pertanyaan Rayan saat ini yang belum terlontar dari bibirnya
“Ayana, Bu, apa dokter Mika gak menjelaskan pada kalian soal ini..?” Tanya Rayan memastikan. Karena saat menyampaikan soal tadi, Ayana seperti baru mengetahui..
“Dokter Mika udah ngomong sama saya.. Tadi saya berharap ada penjelasan yang beda versi yang mungkin ada celah untuk Yuki sembuh.. Tapi ternyata sama..” Jawab Ayana menunduk sedih
Rayan menarik nafasnya dan menghembuskannya kasar. Dia menyesal sudah menyampaikan sedetail itu pada Ayana dan Ibunya. Meski bisa saja Mika sudah menjelaskan lebih dari itu
“Kapan jadwal check up lagi..?” Tanya Rayan kemudian
“ Tiga hari lagi..” Jawab Ayana pelan
“Suami ikut juga..?” Akhirnya pertanyaan soal suami terlontar juga dari bibir Rayan
“Haduuuhh.. Kenapa bisa keceplosan sih..” Rutuk Rayan dalam hati dengan mengusap mukanya dengan kedua telapak tangan
Ayana menggeleng pelan. Sementara Ibunya hanya bisa diam mendengar pertanyaan Rayan.
Jujur saja. Sejak pertemuan mereka pertama, hingga saat sekarang ini, Ayana mampu menarik perhatian Rayan. Naluri simpatiknya muncul secara natural tanpa bisa iya cegah. Rayan sendiri pun tak bisa mengerti. Karena ini pertama kali baginya.
Tapi ketika tahu Ayana adalah seorang istri dan ibu dari satu anak, ada sedikit kekecewaan yang timbul di hatinya. Namun Rayan mencoba terlihat santai depan Ayana.
“Baiklah saya pulang dulu.. Nanti kalau ada apa-apa, jangan sungkan menghubungi saya.. Insya Allah saya akan bantu..” Ucap Rayan tersenyum
“Terima kasih dokter.. Maaf kami sudah merepotkan dokter..” Ucap Ibu dengan tulus
Rayan tersenyum dan pamit pulang. Ayana mengantar Rayan hingga depan rumah. Satu lagi persyukuran Ayana, dia kembali di pertemukan dengan orang orang baik oleh Allah.
Seulas senyum terukir di bibirnya mengantar kepergian Rayan hingga mobil yang di tumpangi Rayan hilang dari pandangan matanya.
***
Tiga hari sudah berlalu. Kini saatnya Yuki kembali check up ke rumah sakit tempat Rayan bekerja.
Setelah selesai pemeriksaan, Ayana keluar dari ruangan dokter Mika menuju apotek. Ayana yang merasakan kepalanya pusing, berjalan lambat dengan Yuki yang berada dalam gendongannya.
Dengan susah payah dia terus memaksakan diri melangkah menuju apotik. Setelah selesai, Ayana segera keluar meninggalkan rumah sakit menuju halte menunggu angkutan umum
Sempat terlintas di benaknya untuk meminta bantuan pada Rayan. Tapi kemudian dia urungkan lagi karena merasa segan
Dengan susah paya, akhirnya dia dan Yuki pun tiba di rumahnya dan disambut oleh Ibunya di depan pintu. Sang Ibu terlihat khawatir melihat kondisi Ayana yang pucat.
Ibunya bergerak mengambil Yuki dari gendongan Ayana namun Ayana melewati ibunya berjalan menuju kamarnya dan menidurkan Yuki di ranjang
Ayana terlihat begitu lemas. Wajahnya semakin pucat membuat sang Ibu begitu khawatir
“Nak, kamu kenapa..?” Tanya sang Ibu
“Kepala aku pusing Bu..” Jawab Ayana memijat keningnya
“Badan kamu hangat nak.. Kamu istirahat aja dulu biar ibu ambilkan obat..” Ucap Ibunya berlalu keluar kamar
Tidak menunggu lama, ibunya Ayana kembali dengan membawa segelas air dan sebutir obat penurun panas yang selalu tersedia di rumah
Setelah selesai minum obat, Ayana tidur sambil memeluk tubuh Yuki penuh sayang. Entah apa yang dia rasakan, air matanya menetes perlahan dari sudut mata indahnya itu. Hingga dia terlelap menyusul Yuki ke alam mimpi.
Sang Ibu diam termenung menyaksikan anak dan cucunya yang sudah terlelap dalam tidurnya.
"Kamu anak yang baik. Kamu istri yang berbakti. Kamu seorang ibu yang penuh tanggung jawab. Ibu bersaksi itu nak.. Semoga Allah senantiasa mencurahkan Rahmat dan Kasih sayang-Nya untukmu Ayana, anakku.. Aamiin.." Suara hati bu Lela, Ibunya Ayana mengusap kepala sang anak
**BERSAMBUNG
MOHON DUKUNGANNYA TERUS YA TEMAN TEMAN.. TERIMA KASIH SEBELUMNYA. 🙏🙏💞💞**