NovelToon NovelToon
Cinta Tak Harus Kamu

Cinta Tak Harus Kamu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: dtyas

Saat sedang menata hati karena pengkhianatan Harsa Mahendra -- kekasihnya dengan Citra -- adik tirinya. Dara Larasati dihadapi dengan kenyataan kalau Bunda akan menikah dengan Papa Harsa, artinya mereka akan menjadi saudara dan mengingat perselingkuhan Harsa dan Citra setiap bertemu dengan mereka. Kini, Dara harus berurusan dengan Pandu Aji, putra kedua keluarga Mahendra.

Perjuangan Dara karena bukan hanya kehidupannya yang direnggut oleh Citra, bahkan cintanya pun harus rela ia lepas. Namun, untuk yang satu ini ia tidak akan menyerah.

“Cinta tak harus kamu.” Dara Larasati

“Pernyataan itu hanya untuk Harsa. Bagiku cinta itu ya … kamu.” Pandu Aji Mahendra.

=====
Follow Ig : dtyas_dtyas

Saran : jangan menempuk bab untuk baca y 😘😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CTHK 25 ~ Kecewa

“Sudah lebih nyaman?” tanya Dara setelah menurunkan kepala ranjang agar kembali sejajar.

“Iya, cukup.”

Dara masih berada di rumah sakit, menemani Jaya yang baru saja minum obat dan akan istirahat. Pandu juga masih ada di sana, tapi sedang berdiskusi dengan Surya dan asisten Jaya. Tentu saja yang dibicarakan terkait perusahaan.

“Kamu pulang saja, ada yang jaga opa di sini.”

“Iya, setelah opa tidur. Apa perlu aku usir mereka? Seperti tidak ada waktu dan tempat lain saja, masih membicarakan tentang bisnis. Bagaimana Opa tidak kolaps, setiap saat terus saja memikirkan hal yang sama. Kalau aku boleh saran, Opa fokus saja dengan kesehatan dan nikmati hidup. Biarkan saja perusahaan di tangani  Om Pandu dan Papa Surya.”

Jaya terkekeh pelan. “Saranmu boleh juga. Opa ingin berlibur kalau perlu keliling dunia. Kamu mau temani opa?”

“Tentu saja,” jawab Dara agak bersorak, sampai ketiga orang yang sedang berdiskusi pun menoleh ke arahnya. “Tapi pria gondrong itu, pasti akan menolak pengajuan cuti aku dan akan menurunkan jabatan aku lagi,” tutur Dara sambil berbisik.

Jaya lagi-lagi tergelak. Selama ini belum ada yang berani bicara jujur dan terbuka baik padanya juga ditujukan pada keluarganya. Rata-rata orang akan membina hubungan baik dengan selalu memuja dan menuruti apa yang dia minta atau bahkan menjil4t.

“Tenang saja, itu urusan Opa.”                                          

“Aku tunggu, ya. Hm, sekarang Opa istirahat.” Dara memperbaiki letak selimut pria itu juga tiang infusan.

Jaya sudah memejamkan matanya, Dara tidak lagi mengajak bicara dan menunggu pria itu benar-benar terlelap. Asyik dengan ponselnya, tidak menyadari kalau Pandu sudah berdiri di sampingnya.

“Ayo pulang,” ajak Pandu pelan.

“Loh, sudah selesai?” tanya Dara lirih sambil menoleh ke arah sofa. Hanya ada asisten Jaya di sana, Surya sudah pergi dan tidak pamit karena Papinya memang sudah tidur.

“Hm.”

Saat berjalan menuju parkiran, Pandu meminta kunci mobil Dara. Membuat gadis itu keheranan, walau berharap Pandu akan mengganti dengan mobil yang lebih nyaman dan keren tentunya.

“Kita pulang bareng pakai mobilku,” usul Pandu.

“Bagaimana dengan mobilku? Besok aku harus berangkat pagi sekali dan akan susah cari taksi.”

“Ck, nanti ada orang yang bawa mobil kamu pulang.”

“Hah!”

Sebenarnya Dara ingin sekali bertanya kenapa Pandu berubah baik dan lebih perhatian. Bagaimanapun ia perempuan dan mudah baper dengan semua sikap Pandu, tidak ingin pula jatuh cinta apalagi sampai bertepuk sebelah tangan.

Sudah dua kali ia menoleh ke arah Pandu yang sedang fokus mengemudi. Meskipun di benaknya sudah tersusun pertanyaan, entah mengapa rasanya ragu untuk disampaikan. Khawatir pria itu mengira dirinya terlalu percaya diri.

“Tidak usah dipastikan berkali-kali, wajahku memang ganteng.” Ternyata Pandu menyadari kalau Dara beberapa kali mencuri pandang.

“Pede banget sih.”

“Nggak pede gimana, kenyataannya begitu. Aku kasih tahu ya, kalau dipandang terus lama-lama kamu bisa jatuh cinta.”

Dara berdecak pelan dan bergumam mengejek Pandu karena kesombongan yang hakiki.

“Semoga aja nggak, saya masih trauma sama yang namanya cinta.”

“Trauma karena cinta, obatnya ya … cinta lagi,” sahut Pandu yang mulai menyukai pembahasan ini.

“Hm, saya boleh tanya nggak?”

Pandu menoleh sekilas lalu kembali fokus pada kemudi. Pertanyaan Dara dia boleh bertanya atau tidak tentu saja boleh, bahkan lebih dari itu pun dia sangat siap.

“Boleh, tanyalah sesukamu.”

Dara menggeser duduknya agak menyerong agar bisa menatap Pandu, karena yang akan dibahas olehnya cukup serius. “Om Pandu, kenapa sekarang berubah?”

Kebetulan mobil berhenti karena lampu lalu lintas, Pandu mengetuk-ketuk kemudi lalu menoleh.

“Berubah seperti apa? Aku masih Pandu Aji, tidak ada berubah jadi batman apalagi … Auw. Dara, sakit,” keluh Pandu mengusap pinggangnya karena cubitan yang dilakukan oleh gadis itu.

“Saya serius, Om. Jangan bercanda, deh.”

“Bagian mana dari aku yang tidak serius. Justru mulut kamu sering menjawab dengan asal dan aku tahu itu hanya bercanda,” tutur Pandu lalu kembali melaju karena lampu sudah berubah hijau. “Berubah seperti apa maksud kamu?” Ia kembali bertanya. Meski tahu maksud Dara kalau ia berubah karena perhatiannya.

“Kita bukan abege lagi, akhir-akhir ini saya merasa Om Pandu agak perhatian dan itu membuat ....” Dara menghela nafasnya pelan. “Saya takut terbawa perasaan lalu jatuh cinta dan harus berakhir kecewa.”

Ternyata yang diutarakan Dara cukup serius, bukan hanya mempermasalahkan perhatian yang mulai ditunjukan, tapi ada penekanan kalau Dara menolak perasaan yang akan diberikan untuknya. Pandu menepikan mobil dan berhenti meski kondisi mesin masih menyala.

“Jangan takut, biarkan saja mengalir dan ….”

“Maaf, saya tidak bisa. Saat ini saya sedang menata hati.”

Mereka bertatapan meski dengan penerangan lampu jalan, tapi dapat terlihat jelas kalau keduanya … kecewa. Dara masih kecewa karena kisah sebelumnya, sedangkan Pandu harus kecewa sebelum kisahnya dimulai.

\=\=\=

Pembaca : Timpukin author

Author : Biar aja Pandu usaha dulu, malu sama rambut kalau langsung nyerah

Pandu : Hmmm😏😏

1
Yayat Sadiah
semangat mas panduu
Yayat Sadiah
/Joyful/
⚘️ɛ.
lah, Mas Karyo..
Atun mo dikemanain, mas?
Yayat Sadiah
/Facepalm/
Asri Devi
KARYONO...???? 🤣🤣🤣🤣
Gak salah????
Asri Devi
kiss Dara... yuk bisa yuuuk😁😁
Asri Devi
makin kesini makin kesana ya
Asri Devi
bajiirrr pandu 🤣🤣🤣
⚘️ɛ.
dan pada akhirnya dua²nya gagal..
⚘️ɛ.
jadi ceritanya: "kau khianati aku, kugaet pamanmu." 🙂‍↕️
⚘️ɛ.
aah, lemah adek yg gondrong² bwangg..
⚘️ɛ.
yaiyalah mepet² mak tiri, calon suaminya sultan, kan mayan kecipratan juga..
⚘️ɛ.
maunya kamu rekam, Ra..
⚘️ɛ.
kebalik neng, Harsa yg tidak pantas utk kamu..
Siti Sarifah
Luar biasa
Asri Devi
dihh ngarep
Asri Devi
nah lho...jealous 😄
Maria
Luar biasa
Maria
Lumayan
Dang Antie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!