Zahra gadis manis 21 th pintar ramah periang, tiba tiba di hadapkan dengan masalah hidup yang tidak pernah sedikitpun ada dalam bayangan hidupnya, kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan kakak kandung beserta kakak iparnya dalam waktu bersamaan dalam sebuah kecelakaan dan harus memikul beban menyekolahlan ke dua adik kembarnya dan satu orang keponakan berusia 3th.
Bagaimana kisah hidup zahra??, yukkk... kepoin yukk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Brukk...
"Aduhhhh...."
Saat pulang kuliah, Zahra buru buru menuju parkiran, namun apesnya dia bertabrakan dengan seseorang.
"Makanya... klau jalan pakai mata...!!" ketus cowok tampan yang di tabrak oleh Zahra itu.
"Ncek.... jalan itu pakai kaki, bukan pakai mata, ada nih mata kaki, tapi kan ngak bisa lihat!" ketus Zahra juga sambil melotot.
Deg....
"Ya ampun imut banget ini cewek, gemesin klau lagi marah, pengen cium deh, ehhh..." gagap si cowok itu melihat Zahra yang lagi mengomel.
"Ngapain diam di situ, bantuin!" ketus Zahra yang masih terduduk di jalanan itu.
"ha... iya iya..." gagas si cowok tampan.
"Sial biasanya para cewek cewek terpesona sama ketampanan gue, tapi kenapa cewek ini ngak, apa ketampanan gue sudah berkurang, apa karena kaget jadi tampan gue hilang kali ya, buktinya cewek ini tidak terpengaruh sama ketampanan gue" gerutunya.
"Ngak usah ngedumel klau ngak mau bantu" ketus Zahra.
"Ncek... bilang makasih klau sudah di bantu, bukan ngomel" dengusnya.
Zahra hanya acuh dan mengedikan bahunya sambil menatap malas cowok itu.
"Makasih..." Zahra bicara singkat dan pergi tanpa kata dari situ menuju motor matic nya.
"Haii... kita belum kenalan!!" teriak cowok itu.
"Emang harus...." tanya Zahra masa bodo.
"Astaga kenapa cewek cantik itu nyebelin sih...?" kesal nya, melihat zahra yang sudah berlalu dengan motor kesayangannya itu.
"Haiii.... Ren... ngapain loe di sini, sudah pada nunggu loe di sana!" oceh temanya.
Iya laki laki yang di tabrak oleh Zahra tadi adalah Reno prayoga anak pemilik perusahaan Global grup dan mempunyai saham juga di kampus itu, dan satu tingkatan dengan Zahra namun beda jurusan.
Siapa yang tidak mengenal dia, tampan mapan dan juga punya usaha sendiri para cewek cewek sangat mengeluh eluh kan dia, namun tidak dengan zahra, dia tidak mengenal Reno sama sekali.
"Hah... iya tadi ada sedikit kendala, ya udah yuk... kita kesana" ajak Reno kepada Toni sahatnya.
"Loe kek habis lihat hantu..." ledek Toni.
"Bukan hantu, tapi bidadari, sayangnya dia ngak ngaruh sama wajah tampan gue" keluh Reno.
Buahahahaha....
"Sejak kapan seorang Reno terpesona sama cewek, biasanyo loe cuek bebek sama cewek, secantik apa pun dan se **** apa , dan juga loe ngak respon tuh, nah kali ini loe kenapa, apa jidat loe kepentok?!" kekeh Toni sambil terpingkal.
Puk....
"Sembarangan loe klau ngomong, ini tuh... ceweknya beda!" kesal Reno sambil memukul bahu Toni.
"Beda apanya, apa hidungnya kebalik, apa matanya ada tiga?" kekeh Toni.
"Tau ah... ngomong sama loe percuma, ngeselin...!" omel Reno sambil berlalu dari hadapan Toni.
"Woi.... kok gue di tinggal sih... sudah capek capek nyusulin malah di tinggal!" kesal Toni mengejar Reno ke lapangan basket.
Hari ini mereka akan latihan basket karena dua hari lagi mereka akan ada pertandingan dengan kampus lain.
Sementara itu Zahra sudah sampai di rumah.
Assalamualaikum....
Salam Zahra di depan rumah wak sarmi.
Ayamm... ( Waalaikum salam) jawab si gembul mendengar suara bundanya.
"Waalaikumsalam..." sahut wak sarmi.
"Nda... nda.. " anak kecil itu melompat lompat di gendongan Wak Sarmi.
"Hallo... anak bunda... sudah mam belom?" tanya Zahra mengambil Kenzo dari gendongan uwak Sarmi.
"Udah..." sahut Kenzo dengan anggukan dan wajah gemesnya.
"Mam pake apa sayang?" sambil menciumin pipi gembul itu.
"Yayam.. ama tayur" ( Ayam sama sayur)
"Oohh... enak dong, sudah bilang apa sama nenek?!".
"Aci nek..." Kenzo melihat ke arah wak Sarmi dan mengucapkan Terimakasih dengan wajah imut dan senyum manisnya.
"Sama sama cucu nenek" ucap Wak Sarmi dengan senyum, dia gemes melihat Kenzo.
"Makasih... wak, Zahra pulang dulu"
"Ncek... makasih mulu, sudah sana pulang, nanti uwak susul kesana" usir wak Sarmi.
Zahra terkekeh dan pergi meninggalkan rumah wak Sarmi yang tidak jauh dari rumahnya.
Bersanbung....