Namanya adalah Ryan Clifford. Dia adalah seorang Pangeran yang akan mewarisi tahta kerajaan Utara. Wajahnya tampan, polos dan sangat sederhana. namun, siapa sangka dibalik kepolosannya itu, tersembunyi kekuatan yang maha dahsyat. dia terlahir membawa takdirnya sendiri. ayahnya yang seorang Raja telah menorehkan sejarahnya sendiri. oleh karena itu, dia juga ingin mencatat sejarahnya sendiri.
walaupun seorang pangeran, tidak sekalipun dia memamerkan identitasnya. dan perjalanannya yang seru di mulai disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
...Bab 14...
Keesokan harinya, Ryan diantar langsung oleh Violet ke Wilbur University.
Setelah berpesan ini dan itu, akhirnya Violet pun meninggalkan Ryan yang berdiri memperhatikan kepergian mobil SUV itu, barulah dia berjalan menuju gerbang kampus.
Beberapa orang yang melihat dia menghajar Pedro dan orang-orangnya kemarin langsung menghindar dan berjalan menyamping. Sepertinya mereka takut diperhatikan oleh Ryan.
Ryan tidak memperhatikan para kecoa ini. Baginya hanya satu. Hanya dia yang boleh mengintimidasi orang lain. Orang lain jangan coba-coba mengintimidasi dirinya jika tidak ingin dihajar.
Tiba di kelas, Ryan memperhatikan semua mahasiswa dan mahasiswi yang berada di kelas tersebut menatapnya dengan tatapan campur aduk. Ada yang antusias, ada yang takut, ada pula yang datar.
Dia mungkin tidak tau bahwa dimulai dari dirinya berselisih dengan Pedro, dirinya sudah menjadi bahan perbincangan para mahasiswa. Tanpa dia sadari, dia telah menjadi selebriti di kampus.
Bagi Ryan sendiri, menjadi selebriti itu sudah biasa. Di kampung misterius, dia adalah Nenek moyang. Di camp pelatihan militer, dia adalah instruktur termuda dan tergalak yang tidak sungkan memberikan hukuman kepada siapa saja yang melanggar aturan. Di istana Utara, dia adalah pangeran. Jadi, dalam hal popularitas, Ryan jelas memiliki segalanya.
Terkadang ada juga rasa jenuh dihatinya karena popularitas tersebut. Semua keinginannya akan terpenuhi tanpa sedikitpun penolakan. Di sini dia ingin mencari suasana baru, dimana orang-orang tidak mengenalnya dan dia bisa menjalani kehidupan seperti orang biasa yang tidak diistimewakan. Karena, baginya dirinya adalah dirinya. Apa yang dia dapatkan bukanlah hasil dari usahanya, melainkan hasil perjuangan orang tuanya.
Ryan Clifford mengabaikan tatapan orang-orang dan berjalan menuju ke bangku tempat duduknya. Berpura-pura tidak menyadari kalau dirinya sedang ditatap dan fokus menunggu dosen yang akan memberikan mata kuliah.
"Nama mu Ryan Clifford kan?" Tanya salah seorang yang duduk didepannya.
Ryan mengangguk.
"Perkenalkan. Nama ku Harvey," katanya sambil mengulurkan tangannya.
Ryan tidak sombong. Jadi, dia segera menyambut uluran tangan pemuda didepannya itu dan menjabat tangannya sambil tersenyum.
"Aku tidak menyangka bahwa anak baru seperti dirimu ternyata bisa membungkam Pedro," puji Harvey dengan tulus.
Ryan memasang ekspresi wajah acuh. Kemudian dia bertanya. "Apakah Pedro yang terkuat di sini?"
Harvey kontan menggeleng, kemudian menjelaskan. "Wilbur University ini adalah universitas elite yang memiliki sejarah panjang. Bahkan, Raja Utara pun dulunya adalah alumni di sini. Dengan sejarah panjangnya, Wilbur University menjadi pilihan para generasi ketiga dari keluarga kaya raya. Jika dibandingkan dengan Pedro, dia hanyalah semut didepan para mahasiswa tuan muda kaya yang menjadi mahasiswa di sini. Kau orang baru, jadi masih belum familiar dengan kampus ini," jawab Harvey dengan sangat lancar. Lagaknya sudah seperti seorang pemandu yang tau banyak hal.
"Hmmm. Bagiku, jika aku tidak diprovokasi, maka mereka akan aman,"
"Sialan," Harvey nyaris tersedak mendengar perkataan dari Ryan barusan. Seberapa menakutkan para anak orang kaya itu.
"Menurut ku, kau harus tetap berhati-hati. Pedro itu adalah penjilat ulung di kampus ini. Dia memang sangat kejam kepada orang yang dianggap miskin dan lemah. Namun, di depan para tuan muda itu, dia bagaikan seekor anjing yang tidak akan malu untuk menjilat demi menyenangkan mereka,"
"Oh," hanya itu saja kata-kata yang keluar dari mulut Ryan sebagai tanggapan.
"Nanti aku akan memperkenalkan mu kepada sahabat-sahabat ku. Itupun kalau kau bersedia. Banyak teman, banyak rejeki. Biasanya kami di sini saling bantu. Maklumlah, kami yang jauh dari perkampungan dianggap sebagai perantau di Shelter City ini. Karena merasa satu nasib, maka kami pun bersahabat dengan baik,"
"Boleh. Aku tidak pernah mengkategorikan seseorang. Bagiku, yang mau berteman dengan ku, ya aku akan dengan senang hati berteman dengan mereka. Yang tidak mau berteman dengan ku, juga tidak masalah. Selagi tidak mengusik, aku orangnya santai," kata Ryan berpura-pura menjadi orang yang sangat santai. Andai warga kampung misterius mendengar perkataannya ini, mungkin mereka akan muntah darah seketika. Santai apanya? Jika dia bisa bersikap santai, bukan Nenek moyang julukannya.
"Baiklah. Nanti setelah kelas selesai, akan aku perkenalkan kamu dengan teman-teman ku,"
Ryan mengangguk.
Saat mereka dengan asyik mengobrol, dua anak dara yang cantik pun memasuki ruang kelas. Siapa lagi kalau bukan Rania dan Alice.
Melihat kedua mahasiswi itu memasuki kelas, Harvey yang punya Bakan sebagai seorang pemandu pun menjelaskan kepada Ryan.
"Kau lihat dua gadis itu kan?"
"Ya. Kenapa?" Tanya Ryan cuek.
"Mereka adalah dua dari tiga bunga kampus di Wilbur University ini. Yang berjalan di depan itu namanya Rania. Dia putri dari pengusaha bahan material. Seluruh proyek di Shelter City ini, perusahaan keluarga nya lah yang menjadi pemasok terbesar bagi bahan-bahan material. Dia adalah cucu tertua dari keluarga Clarke. Nah, kalau yang dibelakang itu, namanya adalah Alice. Dia juga adalah putri tertua dari keluarga Obery. Ayahnya, Tuan Carlo Obery adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang industri otomotif. Di wilayah Utara ini, tidak terhitung berapa banyak cabang Showroom mobil dan motor yang dikelola oleh perusahaan milik keluarganya. Konon kekayaan mereka nyaris mencapai dua puluh miliar dolar. Tapi kau jangan coba-coba untuk mendekatinya. Kabarnya, Tuan muda Duncan yang bernama Martin sudah lama mengincarnya. Orang seperti aku ini, hanya bisa mengagumi keindahan dan keelokan rupa nya dari kejauhan. Terlalu tinggi untuk digapai,"
"Kalau ada tiga, siapa yang satunya lagi?"
"Nah. Yang satunya lagi sedang magang. Baru saja dalam tiga bulan yang lalu. Kabarnya dia magang di perusahaan miliknya sendiri yaitu Salazar Family yang bergerak di bidang farmasi. Bahkan kabar angin yang aku dengar, dia langsung menjadi Direktur di departemen penjualan. Namanya Violet Salazar. Diantara semua bunga kampus di Wilbur University ini, pesona Nona Salazar ini luar biasa. Ada aura kepemimpinan yang terpancar pada dirinya. Temperamen seperti itu tidak dimiliki oleh dua orang lainnya. Dia terbiasa mandiri walaupun seorang wanita. Jika anak orang kaya lainnya akan menyewa ataupun membeli apartemen, dia lebih memilih hidup sederhana dan tinggal di asrama. Sayang dia hanya seorang wanita. Jika tidak, mungkin dia adalah kandidat terkuat penerus kepala keluarga Salazar,"
"Oh. Hebat juga," gumam Ryan. Dia jelas tau siapa yang dimaksud oleh Harvey barusan. Bukankah Violet Salazar itu adalah gadis yang nyasar ke meja makannya dan meminta agar menjadi pacar palsu untuknya.
"Sebenarnya, ada satu lagi gadis yang cantik di Wilbur ini. Tapi orang ini terlalu penyendiri. Bahkan terkesan tidak suka bergaul dengan orang lain. Kemana-mana akan ada setidaknya empat orang bodyguard yang mendampinginya. Namanya Felicia Blunt. Satu-satunya putri dari empat bersaudara dari generasi ketiga keluarga Blunt. Keluarga ini bergerak di bidang perhiasan dan mengelola beberapa rumah lelang. Aset yang dimiliki oleh keluarga Blunt ini bisa dikatakan berada di atas tiga keluarga yang aku sebutkan tadi. Hanya ada satu orang saja yang berani memprovokasi wanita sombong ini. Karena keluarga mereka sama-sama bergerak di bidang perhiasan dan lebih besar dari yang dimiliki oleh keluarga Blunt. Yaitu tuan muda dari keluarga Tomson yang bernama Anthony,"
padahal ceritanya Sangat Bagus
kereen banget .
lope lope utk mu Thor..
suka banget dgn sifat Ryan..