Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
....
"bleeeeee"
"aku cantik kan? iyakan? itulah alasan kamu jatuh cinta ke aku dulu dan sekarang, iyakan?"
"lihat lihat!! aku tuuhh langsing! body goals! cocok bangeeeeet jadi istri kamu Dokter rain, kamu juga cocok banget jadi suami hakim se hebat aku" bangga Aluna
bibi tertawa gemas melihat Aluna yang terus bertingkah di depan cctv yang sebenarnya diam diam di pasang rain namun dengan cepat di ketahui oleh Aluna
"akuuuuhhhh cinta kamu, muach"
sedangkan rain yang sedang istirahat terus tertawa gemas melihat tingkah Aluna dan suara manja gadis itu
"rain? lu sehat kan?" ujar roi mulai khawatir
"sehat kok"
"terus? lu kok ketawa ketawa terus sih?!"
"Aluna cantik banget"
"huek!! cantik dari mananya?! dia itu bod-"
lio terdiam saat rain menoleh ke arahnya dengan tatapan tajamnya, bahkan rasanya lio ingin segera meninggalkan tempat duduknya sekarang
"gue di bebas tugasin" ujar Rio
"serius?"
"iyalah" angguk tio
"ngomong ngomong, kapan lu free? pulang gih ke Indonesia" ajak Lio
"nanti aja, kalau Aluna udah balik ke Australia"
"aelah, sok bucin lu berdua!!" sinis Rio
"kenapa? mentang-mentang jomblo lu sinis sama gue? cari juga dong" ledek rain
"ck"
"lu.... nggak sibuk kan?" tanya Tio
"ehm nggak sih, soalnya udah seminggu ini gue cuma pulang sebentar habis itu kembali ke RS, banyak pasien soalnya"
"jadi sekarang free?"
"iya"
"HEI! GIVE ME MANY BEER!!!" Teriak Lio
"Lu sanggup kan?" tantang Rio
"oke! gue terima! tapi yang mabuk duluan bayar tiket kepulangan kita nanti ke Indonesia? gimana?!" tawar Rain
"setuju!!"
jauh dari mereka, seorang gadis tengah membantu bibi membereskan seisi apartemen itu, entah mengapa rasanya Aluna senang sendiri meskipun beberapa kali kesal dengan ponsel nya yang berdering
"angkat aja non"
"iya bi"
"halo? excuse me!"
"ka-kak? ini aku raisa"
"oh, kenapa?"
"kak rain mana?"
"lagi sibuk"
"di rumah sakit?"
"nggak"
"ehmmm boleh nggak raisa ketemu kak rain?"
"nggak"
"kenapa? ada yang harus raisa bahas dengan kak rain cuma kak rain yang bisa nolongin aku ka-"
"raisa.... kamu itu masa depannya masih panjang, jangan ambil kesempatan dengan menjadi orang ketiga, susah susah kamu ke Inggris, nyampe di sini malah jadi pelakor, jadi jangan ya? udah bye!!!"
tut tut tut
"aaaaaahhh sebelnya!"
"kenapa non?"
"bi? bibi pernah dengar nggak dari rain tentang cewek yang dia.... ehm di bawah perlindungan nya lah"
"nggak non"
"serius bi?"
"iya, ini kali pertama bibi tau den rain dekat dengan cewek cuma sama non Aluna"
"ah gitu" gumam Aluna
"kenapa non?"
"bibi tau! cewek ini kelewat ganjen!! kesal banget aku! apa cuma orang Indonesia yang budaya nya merebut milik orang lain? ish" sinis Aluna
"mungkin aja haus kasih sayang non"
"mana ada gitu bi" kesal Aluna
Aluna menghela nafas kesal kemudian segera duduk di sofa bed yang berada di ruang tengah, ia tertidur hingga tengah malam
namun bibi yang merasa kasihan dengan Aluna yang sudah seharian membantunya membereskan apartemen rain, bibi dengan penuh kasih sayang menyelimuti Aluna yang kelelahan
"tidur yang nyenyak ya non?" lembut bibi
"ehmmm"
"eh non? maafin bibi yah udah bangunin non"
"ah bibi, biasa aja bi"
Aluna meraih ponselnya dan melihat jam yang tertera, sudah menunjukkan pukul 11.50 AM namun rain tak juga pulang bahkan tak menghubungi Aluna
"rain kemana ya? sesibuk itu kah?" gumam Aluna
dert dert dert
"rain?!"
"halo? rain? kamu di mana?"
"dihati kamu sayang"
"hah? apasih kamu?! aku serius! kamu di mana?"
"di hati kamu Aluna"
"rain aku serius"
"ha-halo? apa ini kak aluna?"
"sio?" gumam Aluna
"i-iya ini kak Aluna sio, ada apa?"
"kak rain dan teman temannya mabuk! sekarang lagi di apartemen teman teman kakak!"
"oh ya? ka-kakak ke sana, jaga kak rain ya?"
"iya kak"
Aluna segera meraih blazer nya dan berlari meninggalkan apartemen, sedangkan bibi yang mendengar nya hanya bisa tersenyum gemas
. ....
tok tok tok
"itu kak Aluna!!"
ceklek
"ALUNA??!!!" jerit lili kewalahan
"lihat! si trio kembar dan kekasih kamu itu!!!" kesal Kia
"ya ampun" gumam Aluna
grep
"Aluna.... itu kamu? kamu semakin cantik dari terakhir aku melihat kamu sayang"
"terakhir?" kaget sio
"ehm i-ini efek mabuk!! bi-biar aku bawa rain pulang ya? ka-kalian tangani saja ya? byeee"
Aluna memapah rain meninggalkan apartemen teman temannya itu, namun sepanjang perjalanan rain terus meracau tak jelas
"Aluna...."
"ehm?"
"sayang?"
"ehm?"
"kenapa kamu nggak datang di sisa nafas ku hari itu? kenapa? kenapa kamu memilih ikut bersama laki-laki tak sempurna itu!! hiks! Aluna.... aku mati matian tak meninggalkan ingatan momen kita padamu agar kamu bisa melanjutkan hidup! tapi kenapa?! hah?! kenapa?!! aku.... haaaaa aku tersiksa Aluna! aku tersiksa! kamu meninggal karena aku..... hiks maafkan aku"
grep
"rain.... maafin aku, aku nggak tau sama sekali bahwa ajal akan mendekati ku, maaf kan aku"
brugh
Aluna terjatuh saat memapah tubuh rain yang lebih tinggi darinya bahkan lebih berat dari bobot tubuhnya yang sedikit kurus
"lalu? lalu bagaimana?! ehm? kamu pikir aku akan memaafkan kamu? kamu nggak memenuhi janji kamu Aluna"
"rain....." lirih Aluna
"aku bisa melihat bagaimana rapuhnya mama kehilangan papa, aku bisa melihat menderitanya mama melihat aku tergeletak di lantai, aku.... aku bisa lihat bagaimana hancurnya mama melihat ku drop! tapi aku bilang pada mama... kalau mama merindukan rain, Aluna ada kok, dia adalah rain, aku hidup di dalam diri Aluna.... tapi kamu?!!! kamu merusak semuanya Aluna" tangis rain
"rain.... maaf"
"tapi.... sekarang berjanji! kamu nggak akan melakukan hal nekat itu lagi! janji?"
"selama kamu nggak ninggalin aku lagi.... aku akan memenuhi janjiku" lembut Aluna
"tentu! aku akan menikah dengan mu! ayo... a-yo"
brugh
"eehmmmm Aluna.... ayo ulang semua momen indah itu" lirih rain mulai tertidur
"ayo, kita buat versi bahagia nya sayang"
bibi yang sejak tadi mendengarkan menghapus air matanya dan segera membantu Aluna memapah tubuh rain untuk masuk ke dalam, setelahnya Aluna kemudian bersandar pada headboard sambil mengusap surai Rain
"ingat momen ini? inilah momen yang membongkar semua kebusukan hati kamu! ck"
"tapi sekarang.... kita mengulang nya untuk menghibur kesedihan masing-masing"
"alun.... aku mencintaimu" igau rain
Aluna terkekeh sambil mengusap surai rain, tapi entah mengapa rasanya ia ingin memarahi keempat pria ini bisa bisanya mereka mabuk mabukan bersama
"aku nggak akan maafin kalian! liat aja!!"
. ....
bersambung