Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rumah kita
"Ehem!!, maaf Chef, sebenarnya kemarin setelah pulang kerja saya langsung ketiduran dan tidak sempat makan. Bisa tidak sekarang makan nasi aja?" Vika minta izin karena hampir setiap makanan yang masuk kedalam tubuhnya harus melalui uji coba Arya dulu
"Sepagi ini mana ada restoran yang buka" tanpa bertanya mau makan apa, mata Arya justru mencari restoran yang bisa mereka singgahi
"Cari makanan yang di pinggir jalan aja, kalau pagi pasti banyak" Vika berusaha bernegosiasi
"Mana boleh"
"Kenapa?" Vika heran
"Sudah kamu makan saja itu dulu, nanti setelah sampai baru makan nasi"
Vika hanya bisa menuruti apa yang Arya katakan, walaupun di dalam hatinya penuh kekesalan karena perutnya sangat lapar dan makanan yang ada di depan matanya sama sekali tidak dia suka
Sedangkan Arya terus melajukan kendaraannya sampai ke tempat tujuan, yang kebetulan memang jaraknya sudah tidak jauh lagi. Mobil Arya melaju memasuki sebuah komplek perumahan yang tenang, sejuk dan asri. Di sana juga tersusun rapi bangunan mewah namun lebih cenderung ke kesederhanaan, sangat cocok untuk karakter Vika yang apa adanya. Lokasinya juga tidak jauh dari kampus, rumah Mahesa, juga restoran. Arya benar-benar bekerja keras untuk mencari hunian ini dalam satu malam suntuk, dan juga langsung membayarnya lunas ketika sudah merasa sangat cocok, Hanya saja tinggal surat-surat yang harus ditandatangani atas nama pemilik barunya yaitu Vika
"Ini rumah siapa?" Vika turun dari mobil yang dibantu Arya
"Rumah untuk kita"
"Kita?!"
Lah dia kan bilang pernikahan ini hanya 1 tahun saja, masa harus ada rumah juga?
"Bukankah ini kewajibanku untuk menempatkan kamu di hunian yang nyaman?"
"Iya. Tapi kan kita hanya sementara?"
"Panjang atau pendeknya pernikahan ini, tapi bukankah kamu sekarang adalah istriku?"
Aku masih belum mengerti sebenarnya apa sih yang dia inginkan?
"Ayo masuk. Hari ini jangan kerja dulu, kamu bereskan semua barang-barang di kosan dan secepatnya pindah ke sini"
"Saya nggak mau!"
"Kenapa?"
"Di rumah sebesar ini masa harus tinggal sendiri? Saya tau Chef tidak akan setiap hari bersama saya kan?" Vika menyepelekan Arya karena dia tau betul banyak kegiatan yang harus pria itu lakukan diluar sana, selain pekerjaan masih ada Chika, juga keluarganya yang harus setiap hari dia jumpai
"Tidak lah,!! tenang saja nanti Bu Ina akan tinggal di sini juga "
"Beneran? Tapi nanti orang rumah tahu kalau Bu ina disini dan tentang perjanjian kita gimana?"
"Jangan pikirin itu, Bu Ina satu-satunya orang yang aku percaya untuk pernikahan ini." Sebenarnya bu ina lah yang memberi pendapat untuk ku segera menikahi mu Vika
"Tapi Chef lagi nggak jadiin aku simpanan kan?"
"Kenapa pikiranmu selalu tidak baik tentangku?. Apakah suamimu seburuk itu? Kalau saatnya tiba saya akan memberi tau alasannya, sekarang jangan terlalu banyak berpikir. Nikmatilah saja hidupmu" Arya mengacak-acak rambut Vika seperti anak kecil
Saya akan memberikan semua yang kamu suka dan yang kamu mau, sampai saatnya tiba kau bisa menerimanya, sama seperti pertama kali aku menyentuhmu
"Ih apa sih.." dia merapihkan rambutnya "Baiklah saya tunggu" Vika segera memasuki rumah itu karena memang sudah tidak sabar ingin melihatnya
Aku akan tetap cari tahu lewat Bu Ina nanti, karena hanya dia kunci satu-satunya yang tau alasan manusia ini menikahi ku.. awas saja kalau bukan masalah yang sangat serius. Aku tidak akan memaafkan dia mempermainkan kehidupanku
Saat memasuki rumah itu, Vika tertegun karena langsung disuguhkan dengan pegunungan yang jauh di ujung pandangannya, serta ada air terjun menghiasi beberapa titik pengunungan itu, tumbuhan yang natural membuat udara di sana juga sangat sejuk dan segar. Sangat jauh berbeda dengan kosan yang sekarang di tempatnya.
"Bagaimana, kamu suka?". Arya mengejutkan Vika saat terkagum dengan indahnya alam semesta
"Chef yakin ini rumah untuk kita?"
"Kenapa? Kamu tidak suka?"
"Aku gak nyangka aja bisa tinggal di tempat yang bahkan jauh dari hayalan sekalipun"
"Jadi, apa masih curiga kalau aku kan melakukan hal yang buruk padamu?"
"Hehehe.. bukan begitu. Ya.!! cuma aneh aja, zaman sekarang mana ada orang tiba-tiba menikah dan memberikan ini itu tanpa ada imbalan atau sesuatu yang harus dilakukan"
"Ada." Seketika Arya serius "banyak yang harus kamu lakukan" Arya perlahan mendekati Vika dengan tatapan tajam
Ada banyak? Maksudnya apa?. Dia gak akan melakukan hal buruk kan di tempat sepi ini?
"Maksudnya gimana ya?" Vika ikut mundur beberapa langkah menjauh dari pria itu
"Kamu tidak boleh membantah semua yang aku katakan" Arya semakin dekat padanya
"Ya.. Kalau gak masuk akal saya akan bantah lah" Vika agak ketakutan karena sekarang ujung tumitnya sudah menyentuh kaki sofa diruangan itu
"Apakah seperti ini tidak masuk akal?" Arya langsung memeluknya setelah Vika tidak bisa mundur lagi
"Pak ini di luar perjanjian kita lho". Vika agak mendorong sedikit tubuh Arya dari tubuhnya agar tidak terlalu menempel
"Aku bahkan belum melihat isi perjanjian itu apalagi di tandatangani. Jadi, semuanya belum sah" kemudian dia lebih mempererat lagi pelukannya
Ya tuhan!! Kenapa pelukannya senyaman ini, tubuh Chef Arya sangat kekar, bahkan aku bisa merasakan otot-ototnya,aroma parfumnya, juga nafasnya
Vika tenggelam pada pelukannya, dua pasang mata suami istri itu larut dengan tatapan yang begitu dalam, sampai gadis itu tidak sanggup untuk menolaknya
"Saya tidak tahu kenapa, tapi posisi seperti ini membuat hatiku tenang" Arya berbicara dengan mata yang terus menatapnya tajam
"Apakah ini alasan Chef beli rumah untuk kita?, agar setiap saat bisa memelukku?" Vika menantangnya tanpa menolak pelukan itu
"Tidak, tapi memang ada kaitannya dengan tubuhmu" sambil tersenyum mengejeknya
"Chef mau ngambil ginjal aku ya?" Vika langsung mendorong tubuh Arya
"Kenapa semua pemikiran kamu tidak berdasarkan dengan akal sehat?" Arya menarik kembali tubuh itu dan kemudian memeluknya lebih erat
"Karena Chef tidak terus terang. Oh atau kejadian waktu itu membuat Chef bersalah?" Vika mencoba membaca teka-teki jalan pikiran Arya "Chef!! denger ya. Aku aja udah gak mau inget itu lagi. semua adalah kesalahan yang sebenarnya Chef tidak perlu bertanggung jawab, apalagi sampai menikahi ku. Masalah itu kan Chef sudah ganti rugi, jadi jangan merasa bersalah dengan hal yang akan membuat hubungan antara Chef dan Chika hancur"
"Sttt.. jangan terlalu banyak bicara saat saya sedang memelukmu" Arya meletakan jarinya di bibir Vika tanda dia harus diam dan nikmati momen ini
Begitu pula dengan Vika dia juga sama sekali tidak ingin melepaskan pelukan itu. Sikap Arya yang seperti ini membuat dirinya menjadi seorang istri sungguhan. Entah perasaan apa yang ada di dalam diri Vika bahkan dia rela kalau pria yang memiliki tubuh sempurna itu melakukan hal lebih padanya.
Setelah melihat Vika yang tidak menolak dengan sentuhannya, Arya berinisiatif mengecup sekilas bibir lembut itu, namun siap sangka Bahkan dia masih diam saja seolah memberi isyarat kalau dia boleh melakukannya lagi, kemudian Arya mengulanginya kembali kali ini dengan sedikit gairah. Betapa terkejutnya pria itu karena Vika membalas dengan perlahan
"Kau suka?" Arya tersenyum puas lalu mengulanginya kembali tanpa menunggu jawaban dari Vika