Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Jendral Manik
Ketika terjatuh di jurang dan membuat dirinya terluka, seberkas cahaya telah menimpa dirinya, cahaya yang berasal dari pantulan sinar bulan yang kuat bertemu dengan sinar yang keluar dari kalung yang dipakainya.
Kalung pemberian kakeknya itu memiliki kekuatan energi yang besar yang mungkin tidak diketahui oleh siapa pun.
Kalung yang memiliki banyak elemen positif membuat dirinya seakan memiliki beribu energi.
Nakki begitu mudah menangkap setiap gerakan tari yang diajarkan, begitu pula saat berlatih drama, Nakki tidak kesulitan menghafalkan semua dialog serta menjalankan peran yang diberikan.
Dalam waktu singkat, Nakki mampu menjadi idola dan panutan gadis-gadis sebayanya dalam kelompok sirkus tersebut.
Nakki menjadi idola baru, tidak saja dalam kelompok sirkus tapi juga di seantero negeri, setiap tempat yang mereka singgahi gadis cantik itu menjadi buah bibir.
Kecantikan, kecerdasan dan kepiawaiannya dalam memainkan setiap peran yang diberikan.
Bahkan Nakki dapat mengendalikan binatang yang menjadi bintang sirkus, ular, harimau, singa, kuda dan monyet.
Memahami bahasa binatang, Nakki dapat dengan mudah menjinakkan hewan-hewan buas itu.
Meski menjadi bintang, Nakkid tetaplah gadis yang rendah hati, ia tahu, setiap pertunjukan memiliki bintangnya Masing-masing, karena itu ia hanya bersedia tampil jika bintang pertunjukan berhalangan tampil, ia memilih menjadi cadangan.
Nakki juga menguasai beberapa jenis bela diri, namun ia memfokuskan diri pada pentas drama dan tari.
Dengan bermain drama ataupun tari yang dilakukan secara berkelompok Nakki merasa dirinya cukup aman, karena gadis itu merasa seakan dirinya masih selalu dikejar-kejar oleh anggota keluarga Jendral.
Nakki ingin melupakan semua kenangan tentang Jendral Manik dan keluarganya, berada diantara mereka hanya membuatnya sakit hati.
******
Bagaimana halnya dengan Jendral Manik? Apa pria itu begitu sibuk dengan tugas-tugas negara hingga melupakan keluarganya?
Jendral besar yang memiliki ambisi besar untuk terus mengembangkan pasukannya itu, tidak menganggap pernikahan sebagai sesuatu yang penting melebihi tugasnya sebagai seorang pemimpin tertinggi dalam pasukannya yang berjumlah ribuan.
Beberapa bulan lalu, Jendral Manik menyempatkan diri untuk menengok keluarganya.
Bagaimana pun Jendral gagah dan perkasa itu menyadari, dirinya memiliki tiga orang istri, dimana ia seharusnya dapat memberikan perhatian kepada ketiganya.
Meskipun Jendral Manik menikah di usia yang masih sangat muda dan pernikahan itu bukan didasarkan oleh rasa cinta dan keinginan hatinya, namun kecerdasan dan kelembutan hatinya membuatnya memahami arti tanggung jawab pada keluarga.
Meski jauh di dalam lubuk hati Jendral tampan itu terbersit rasa kecewa pada wanita-wanita yang telah dinikahinya, namun Jendral Manik dapat bersikap tenang.
Bulma, wanita yang sangat cantik itu belum mampu mempesonanya dengan semua prilaku lembut dan manja sejak dinikahinya, sebagai hadiah dari ayah Bulma, bahkan banyak hadiah lain yang diberikan karena Jendral Manik berjasa dalam menjaga rute yang dilaluinya dalam perdagangan.
Kemudian raja juga memberikan hadiah yaitu putri Desy, Jendral Manik tahu apa dibalik maksud raja tersebut, tapi akan berbahaya bila Jendral Manik menyatakan penolakan.
Kepulangan Jendral Manik tentu sangat membahagiakan kedua istrinya, sekaligus mengejutkan mereka, namun mereka telah menyiapkan jawaban atas kepergian Nakki.
Kedua istri Jendral memiliki waktu masing-masing untuk bersama Jendral Manik.
Saat berada di Istana Nyonya Bulma, wanita itu telah menyiapkan dirinya sesempurna mungkin.
Memakai gaun sutra yang sangat tipis, menunggu suaminya di tepi pembaringan.
Anaknya yang sudah berusia 6 tahun, yang sudah pandai bercerita apa saja, sudah dibawa jauh-jauh oleh pengasuhnya agar tidak mengganggu ritual orang tuanya.
Padahal putri kecil itu pun sejak pagi, sejak mengetahui kedatangan ayahnya, tidak berhenti berceloteh riang.
Sayang ibunya lebih merasa membutuhkan perhatian daripada putri lucunya.
Bunyi derik pintu, spontan membuat Nyonya Bulma sedikit terlonjak, buru-buru memperbaiki dandanannya.
Ia seperti gadis remaja yang sedang jatuh cinta, tapi memang benar, ia selalu berdebar dengan kedatangan suaminya itu.
Ia benar-benar jatuh cinta pada Jendral Manik yang tampan dan perkasa, pesona pria itu mengalihkan seluruh perhatiannya.
Meskipun seringkali Jendral Manik mengabaikannya dan tidak bersikap sesuai harapannya.
Nyonya Bulma tidak berputus asa, ia memiliki seribu macam cara untuk menjebak suaminya dalam permainan cintanya.
Dan ia tahu betul, suaminya tetaplah pria yang membutuhkan belai manja seorang wanita.
"Kanda, ....".Bulma segera bangkit dan berjalan menghampiri suaminya yang muncul dari luar.
Pria normal manapun tentu akan meneguk air liur melihat tubuh putih mulus di balik kain setipis itu, tak terkecuali Jendral Manik, namun kemarahan yang ditahannya diujung tenggorokan membuat pria itu merasa tidak betah.
Bagaimana bisa wanita ini berkonspirasi hendak melenyapkan seorang bocah yang menjadi wasiat kakeknya, tidak habis fikir, tidakkah ia sadar, itu artinya melawan suaminya sendiri?
Untuk sebuah tanggung jawab ia merelakan dirinya berada disana membiarkan wanita itu bergayut manja ditubuhnya dan berceloteh dengan suara merdunya yang terkesan dibuat-buat.
Secangkir teh hangat disuguhkan kepada Jendral Manik, dan pria itu meraihnya dengan malas, dan menyeruput dengan sekali tegukan.
Bulma tersenyum tipis, jebakannya berhasil lagi, tidak lama kemudian, Jendral Manik sudah seperti cacing kepanasan yang haus belaian, dan dengan senang hati, Bulma menjalankan kehendaknya.
Akhirnya, apa yang diinginkan Nyonya Bulma terwujud, sebuah penyatuan yang lama diimpikannya, karena tugas suaminya yang jauh.
Sesungguhnya ia benci mengetahui suaminya menikahi beberapa wanita, ia tidak rela berbagi peluh dengan wanita mana pun, namun ia tidak mungkin menunjukkan rasa bencinya pada putri Perdana Menteri.
Kecuali Nakki, wanita kampung itu tidak akan dibiarkan ikut merebut suaminya.
Ia tahu suaminya akan menemui Nyonya Desy setelah dirinya, meski benci memikirkan hal tersebut, ia masih bisa memikirkan hal yang positif.
Berbagi suami dengan seorang putri Perdana Mentri adalah suatu kehormatan, terlebih Nyonya Desy masih keponakan langsung dari raja yang agung.
Pagi-pagi, jendral Manik meninggalkan kediaman Bulma segera, ia memilih membersihkan diri di kediaman pribadinya.
Nyonya Bulma masih terbaring, meski ia hanya pura-pura tertidur diperaduannya ketika Jendral Manik keluar dari dalam kamar.
Rasa senang namun juga geram tersirat di wajah cantiknya, ia belum mampu meraih hati Jendral Manik seutuhnya.
Sementara Jendral Manik mengamati beberapa laporan di meja kerjanya.
Beberapa laporan masuk ke telinganya di saat menjalankan tugas di negeri tetangga, tentang bagaimana perlakuan kedua istrinya kepada Nakki, istri ketiganya.
Jendral Manik begitu murka saat tidak menemukan Nakki di istananya. Nakki adalah wasiat kakeknya, dan itu jauh lebih penting dari apapun.
Meskipun Nakki masih anak-anak dan Jendral Manik tidak memiliki perasaan apapun pada gadis tersebut, Jendral Manik berjanji dalam hati akan tetap menjaganya.
"Apa yang kalian dapatkan?" Suara itu berat terdengar
"Nona Nakki tidak ada di kebun milik kakeknya tuan." laporan itu membuatnya semakin kesal.
Tampak gurat kekesalan di wajah Jendral Manik mendengar berita itu.
"Nona Nakki tidak pernah pulang kesana, Tuan, karena rencana pangeran Diaz bukan mengembalikannya kesana. " Jendral Manik diam mendengarkan.
"Diam-diam pangeran Diaz memiliki rencana sendiri, ia mau memiliki Nona Nakki untuk dirinya, dia bermaksud membawanya pergi, namun sayang, kemungkinan nona Nakki berontak di tengah jalan."
"Berani sekali dia." Tangan Jendral Nakki mengepal menahan marah. Dia pun tidak menyangka persekongkolan istri-istrinya untuk mencelakai Nakki begitu rupa.
Kasihan bocah itu. Apa tidak ada jejaknya setelah kereta mereka terpisah?
"Kereta yang membawa nona, Nakki, mengarah ke hutan, Tuan, disana ditemukan jejak-jejak kaki, tapi setelah itu hilang di tepi jurang." Prajurit pengintai tampak berbicara pelan, takut dengan reaksi tuannya.
"Apa?? menurutmu gadis kecil itu terjatuh ke jurang?" wajah Jendral Manik menyiratkan kecemasan.
"Maafkan tuan, kemungkinan seperti itu, saya telah menaruh beberapa Prajurit untuk meneruskan pencarian."
"Telusuri seluruh sisi hutan. Cari dan dapatkan semua info yang bisa dijadikan petunjuk." Perintah Jendral Manik.
"Baik Jendral."
"Untuk Diaz, kumpulkan semua bukti yang bisa menjatuhkannya, aku akan membuat perhitungan dengannya, dia harus menyadari dimana tempatnya yang seharusnya." Tatapan Jendral Manik menunjukkan berapa kesalnya pada pangeran Diaz.