Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #30
Elvira menggores lengan Alvarendra menggunakan pisau tajam yang berada di tangannya, dirinya tersenyum jahat ketika mendengar suara rintihan Al. Elvira seperti sudah kehilangan kewarasannya, dia tidak peduli dengan tangisan Alvarendra yang sangat menyayat hati.
Al mundur dengan cara perlahan, dia ketakutan hingga air mata terus bercucuran di kedua pipinya. Dia sudah ikhlas jika usianya hanya akan sampai disini, tetapi dalam hati dirinya masih terus berdoa akan keselamatan dan kedatangan kedua orangtuanya.
Saat Elvira ingin menusuk Al, gerakan tangannya terhenti karena sebuah teriakan kencang dari arah belakang. Dia menoleh, matanya melotot saat tahu siapa yang datang dan seketika itu pula pisau ditangannya terjatuh hingga sebuah dentingan memenuhi gedung itu. El mundur ke belakang, beberapa polisi berjalan mendekati dia dan dirinya mencoba untuk kabur.
Elvira memberontak saat dua orang polisi menangkap dirinya.
"Lepaskan aku!" teriaknya penuh emosi.
Elvira menatap Abi dan Naya dengan tajam seperti ingin menerkam.
Abi mengetahui keberadaan Al karena GPS milik Al yang menunjukkan jika Al berada di dalam hutan. Al pun tidak tahu karena Abi memasang GPS pada jam tangan yang Al pakai setiap harinya. Al tersenyum lega ketika melihat kedua orangtuanya, dia berdiri dan menghambur ke pelukan Mama/Papanya.
"Sayang," Anaya memeluk Al dengan erat, tak lupa air mata ikut mengiringi kesedihannya. "Sayang, kamu baik-baik sa—" ucapannya terpotong dan dia membekap mulutnya sendiri ketika melihat goresan di lengan Alvarendra.
Abi mendekati Anaya. "Ada apa, Nay?"
"Mas, perempuan itu menyakiti anak kita," ucap Anaya sambil menunjukkan luka yang ada di lengan Al.
Elvira hanya tersenyum miring. "Suatu saat nanti kalian pasti akan menderita, lihat saja!" teriaknya penuh emosi karena rencananya gagal.
Polisi membawa Elvira ke mobil mereka, Abi pun memutuskan untuk memperpanjang masalah ini dan menjebloskan Elvira ke dalam penjara. Dia akan memberatkan kasus Elvira karena sudah berani menculik serta menyakiti Putranya.
"Kita pulang ya? Semuanya sudah aman." Abi mengelus pucuk kepala Al.
Anaya terus memeluk Alvarendra, dia tidak ingin kehilangan putranya lagi meskipun sejenak saja.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil untuk segera pulang ke rumah.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Satu Minggu kemudian.
Abi menyewa dua bodyguard untuk menjaga Putranya meskipun sang putra berada di sekolahan. Namun, para bodyguard tetap harus menjaga Al di luar gerbang sekolah. Terkadang banyak orang tua dari murid lainnya yang heran dan merasa jika kelakuan Abi sangatlah berlebihan, tetapi Abi melakukan semua itu demi kebaikan Alvarendra.
Begitupun dengan Anaya, Abi juga mengerahkan beberapa bodyguard untuk menjaga Naya kemanapun Naya pergi. Bahkan, jika Anaya ingin pergi ke toilet Mall bodyguard itu juga mengikuti sampai di lorong toilet. Semua itu Abi lakukan semata-mata hanya untuk melindungi orang-orang tercintanya karena dia tidak bisa selalu ada di samping Anaya dan Alvarendra.
Saat ini Abi berada di kantor, dia sudah sedikit lega karena Elvira dijerat hukuman penjara selama lima belas tahun. Meskipun seperti itu, Abi tetap harus berhati-hati karena barangkali ada orang lain yang ingin menyakiti keluarganya.
Dia duduk di kursi kebesarannya dengan di hadapkan oleh beberapa tumpukan kertas yang butuh tandatangan. Abi ingin menyelesaikan pekerjaan di laptop terlebih dahulu barulah dia akan menandatangani berkas-berkas itu, namun dia harus membacanya terlebih dahulu.
Sebuah ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Abi, dia berteriak mempersilahkan sang pengetuk pintu agar masuk ke dalam ruangannya.
Pintu ruangan terbuka dan Sarah masuk ke dalam dengan senyum manisnya.
"Selamat siang, Pak Abi." Sarah duduk di kursi yang berseberangan dengan Abi, padahal Abi belum mempersilahkannya untuk duduk.
Abi menutup laptop dan menatap Sarah dengan heran, pasalnya dia tidak pernah bertemu dengan Sarah. Lebih tepatnya lupa karena Sarah hanya bertemu sekali dengan Abi yaitu saat resepsi pernikahan.
"Ada apa, Pak Abi? Oh ya, perkenalkan nama saya Sarah. Saya sepupunya Anaya." Sarah tersenyum tipis.
Abi hanya mengangguk. "Ada keperluan apa Anda datang ke kantor saya?"
"Begini, Pak. Saya ingin melamar pekerjaan, apa di kantor ini ada pekerjaan yang cocok untuk saya?"
Abi terdiam, dia berpikir akan memberikan pekerjaan apa kepada Sarah.
"Sebentar." Abi beranjak dari kursi dan terlihat dia menghubungi seseorang.
Anaya yang saat itu masih sibuk membuat makan siang langsung beralih mengambil ponselnya, dia menjawab panggilan dari sang suami.
"Selamat siang, Mas. Ada apa? Aku sedang menyiapkan makan siang untukmu."
📱"Sayang, apa kamu punya sepupu yang bernama Sarah?" Abi bertanya dengan nada pelan agar Sarah tidak mendengar obrolannya dengan Anaya.
"Ya, dia adik sepupuku. Memangnya kenapa? Apa ada masalah?"
📱"Bagaimana perilakunya denganmu saat kamu masih tinggal bersamanya dulu?"
Anaya pernah bercerita jika dulu dia pernah tinggal bersama dengan bibinya dan Abi yakin jika Sarah adalah anak dari bibi Anaya.
"Dia baik, tapi kadang membuatku kesal karena dia selalu meminta uang hasil kerjaku. Padahal uang itu inginku tabungkan tetapi dirinya tidak peduli dan tetap memaksa untuk mengambil uangku. Kadang-kadang juga dia memperlakukanku seperti pembantu, menyuruhku mencuci pakaiannya dan menggosok pakaiannya." Anaya berkata dengan jujur karena dia tidak ingin berbohong kepada suaminya.
Di seberang sana, Abi hanya menganggukkan kepala.
"Apa ada sesuatu? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya tentang Sarah?"
📱"Dia sekarang ada di kantorku, dia mengatakan jika dirinya membutuhkan pekerjaan."
"Ya sudah, kamu berikan saja dia pekerjaan. Dia itu 'kan saudariku."
Abi melirik Sarah sejenak.
Sambungan telepon pun terputus setelah Abi mengatakan sudah memiliki pekerjaan yang pas untuk Sarah.
Abi berjalan kembali ke kursinya, terlihat Sarah kaget akan kedatangan Abi karena dia masih mengangumi isi ruangan milik Abi yang terlihat sangat mewah dan besar.
"Bagaimana, Pak Abi. Apa Bapak sudah memutuskan pekerjaan apa yang pantas untuk saya?"
"Tentu! Saya akan menjadikan Anda sebagai OG di kantor ini, itupun jika Anda bersedia." Abi memangku sebelah kakinya di atas paha.
Sarah tersenyum karena dia bisa mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar milik Abimanyu Pamungkas, pengusaha terkenal se-Asia. Namun, Sarah tidak tahu apa itu kepanjangan dari OG hingga dirinya hanya menganggukkan kepala untuk menyetujui pekerjaan yang Abi berikan padanya.
"Kapan saya bisa mulai bekerja, Pak?" Sarah bertanya dengan antusias.
"Besok Anda sudah mulai bisa bekerja, jangan terlambat karena ini bukan kantor milik nenek moyang Anda."
Sarah hanya mengangguk dengan cepat, dia tidak bertanya apa tugasnya di kantor ini sebagai OG. Dirinya ingin beranjak dari kursi tetapi suara Abi menghentikan niatnya.
"Apa Anda tahu tugas-tugas OG itu apa saja?"
Sarah kembali duduk dengan tenang sambil menggelengkan kepala, dirinya yang hanya tamatan SMP dan tidak pernah bergaul dengan orang kelas atas tidak tahu apa itu OG.
"Anda bisa bertanya kepada Mbak Mira, kepala Office girl di kantor ini."
Sarah melotot dengan mulut terbuka, dia shock ketika Abi berkata Office girl. Meskipun terbilang kampungan tetapi Sarah tahu apa itu Office girl.
"Jadi, Bapak memberikan pekerjaan Office girl kepada saya?"
Abi mengangguk tanpa rasa bersalah. "Benar! Jika Anda tidak terima maka Anda bisa keluar dari kantor ini sekarang juga."
"Tapi, Pak. Apa tidak ada pekerjaan lain untuk saya?"
"Hanya itu pekerjaan yang kosong di kantor ini, selebihnya tidak ada lagi. Jadi, deal atau mundur?" Abi mengulurkan tangan kanannya.
Sarah terdiam, mengenal dirinya adalah sepupu Anaya dia pikir dirinya akan dijadikan asisten pribadi atau staf biasa di kantor itu tetapi semua harapan Sarah sia-sia. Dia tidak ingin menjadi pembantu di kantor tersebut tetapi dirinya juga tidak bisa mundur karena akan sangat sulit untuk mendapatkan pria seperti Abi.
Sarah berpikir jika suatu saat nanti dia bisa mendapat pria kaya seperti Abimanyu jika dia bekerja di perusahaan. Pasti tidak sedikit klien pengusaha muda yang datang ke kantor Abi untuk meeting atau mengadakan pertemuan lainnya.
•
•
TBC
😍😍😍💖💖💖💖