Di tahun 70-an, kota ini penuh dengan kejahatan yang berkembang seperti lumut di sudut-sudut gedung tua. Di tengah semua kekacauan, ada sebuah perusahaan detektif swasta kecil tapi terkenal, "Red-Eye Detective Agency," yang dipimpin oleh Bagas Pratama — seorang jenius yang jarang bicara, namun sekali bicara, pasti menampar logika orang yang mendengarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairatin Khair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Beberapa bulan setelah bergabung dengan unit investigasi khusus, Bagas dan Siti telah menyelami dunia baru yang penuh tantangan. Setiap hari, mereka dihadapkan dengan tugas yang beragam—dari menyelidiki kelompok-kelompok kriminal baru hingga menangani kasus-kasus yang melibatkan ancaman terhadap keamanan kota.
Bagi Bagas, dunia ini bukan sesuatu yang sepenuhnya baru, tetapi lingkungan yang kini jauh lebih terstruktur dan terbuka. Ia merasa lebih didukung dengan adanya jaringan kepolisian dan rekan-rekan yang selalu siap membantu. Begitu pula dengan Siti, yang merasakan bahwa pengalamannya di Red-Eye Detective Agency menjadi bekal yang sangat berharga dalam menangani setiap kasus dengan kecerdikan dan ketelitian.
---
Kembali ke Titik Awal
Suatu malam, Bagas dan Siti mendapat kasus khusus yang membawa mereka kembali ke tempat-tempat lama yang pernah mereka kunjungi saat membongkar Bayangan. Mereka kini tengah menyelidiki sebuah kelompok kriminal baru yang mencoba bangkit dengan memanfaatkan sisa-sisa dari jaringan Bayangan.
“Pak, rasanya seperti deja vu,” kata Siti saat mereka berjalan melewati jalanan yang pernah mereka lintasi saat melawan Bayangan. “Seolah-olah bayang-bayang itu tidak pernah hilang sepenuhnya.”
Bagas tersenyum tipis, mengerti perasaan Siti. “Benar, Siti. Tapi kali ini kita memiliki lebih banyak pengalaman, lebih banyak dukungan. Bayang-bayang mungkin selalu ada, tapi kita tahu cara menghadapinya.”
Kasus ini membawa mereka pada petualangan kecil, menyelami kembali lokasi-lokasi rahasia, bertemu dengan informan lama, dan menghadapi wajah-wajah baru yang mencoba mempertahankan kekuasaan gelap. Setiap langkah mengingatkan mereka pada tantangan lama, tetapi kali ini mereka bergerak dengan keyakinan yang lebih besar, mengetahui bahwa mereka mampu mengatasi segala ancaman yang datang.
---
Pelajaran dan Kebersamaan
Di tengah penyelidikan, Bagas dan Siti kerap berbagi cerita dan kenangan mereka selama bertahun-tahun bekerja bersama. Bagi keduanya, perjalanan ini bukan hanya soal menangkap penjahat atau memecahkan misteri, tetapi juga tentang persahabatan, kesetiaan, dan perjuangan untuk kebenaran.
“Pak, saya ingat bagaimana awalnya kita memulai semua ini,” ujar Siti di sela-sela penyelidikan. “Saya masih sangat hijau dan takut akan bayang-bayang. Tapi semua yang kita hadapi telah membuat saya lebih kuat.”
Bagas tersenyum dan menatap Siti dengan bangga. “Kau sudah tumbuh menjadi seorang detektif yang hebat, Siti. Mungkin bahkan lebih baik daripada saya. Kau punya keteguhan dan keberanian yang membuatmu tak tergoyahkan.”
Siti tersenyum, merasa bahwa dukungan Bagas adalah hal yang selalu membuatnya tetap kuat, apa pun tantangan yang mereka hadapi.
---
Tugas yang Tak Pernah Usai
Meski berhasil menangani banyak kasus di unit investigasi khusus, Bagas dan Siti tahu bahwa pekerjaan mereka tidak pernah benar-benar berakhir. Mereka kerap menerima informasi tentang jaringan kriminal baru, upaya korupsi, dan ancaman yang mengintai kota. Mereka tidak pernah kehilangan semangat untuk terus bekerja demi keadilan, meskipun tahu bahwa setiap langkah membawa mereka semakin dalam ke dalam dunia yang penuh risiko.
Suatu sore, di kantor Red-Eye Detective Agency yang kini mereka tinggalkan sementara, Siti membuka sebuah buku catatan lama yang berisi dokumentasi perjalanan mereka selama menghadapi Bayangan. Setiap halaman menceritakan kisah-kisah penuh risiko, pengorbanan, dan kemenangan kecil yang mereka alami.
“Pak, menurut saya, apa yang kita lalui ini tidak akan pernah selesai, bukan?” tanya Siti sambil menatap Bagas.
Bagas menatap halaman-halaman itu dengan tatapan penuh makna. “Tidak, Siti. Dunia selalu memiliki bayang-bayang, dan kita mungkin tidak akan pernah menghapus semuanya. Tapi selama kita tetap melangkah, kita akan selalu membawa cahaya. Kecil, mungkin, tapi cukup untuk menunjukkan jalan.”
Siti mengangguk, merasakan kekuatan dan keyakinan baru dalam dirinya. Mereka tahu bahwa perjalanan ini adalah bagian dari hidup mereka, dan mereka tidak akan pernah berhenti melangkah.
---
Cahaya yang Abadi
Beberapa hari setelah kasus terakhir mereka, Bagas dan Siti diundang untuk menghadiri sebuah acara penghargaan di balai kota. Mereka dihormati sebagai simbol keberanian dan dedikasi untuk melindungi keamanan kota. Meski bagi mereka, ini bukan tentang pengakuan, namun penghargaan itu adalah pengingat bagi mereka dan seluruh warga kota bahwa harapan selalu ada, meski dalam situasi tergelap sekalipun.
Di akhir acara, ketika matahari mulai terbenam, Bagas dan Siti berdiri di luar gedung, menyaksikan langit yang mulai gelap namun diterangi oleh cahaya lampu kota.
“Siti, mungkin kita tidak bisa menghapus semua bayang-bayang di dunia ini, tapi kita bisa membuat cahaya yang cukup terang untuk membimbing orang lain keluar dari kegelapan,” ucap Bagas sambil tersenyum.
Semangat.