Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Rere menyuruh orang kepercayaan miliknya untuk mengikuti Saka secara diam-diam tanpa diketahui oleh pria itu. Menunggu kabar dari para mata-mata Rere terus termenung di dalam mobil, ia memegang terus cincin pernikahan mereka.
"Mas.. Semoga yang dikatakan dokter Haris itu tidak benar, aku tidak siap mendapati fakta jika kau membohongi aku sampai sejauh ini." Ujar Rere sembari memijat pelipisnya yang terasa sakit.
Lama menunggu akhirnya Rere mendapatkan kabar juga, salah satu mata-mata mengirimkan alamat kemana Rere harus pergi. Tanpa menunggu dengan tidak sabarnya Rere menuju ke lokasi dengan kecepatan tinggi. Rasa was-was serta takut ataupun kecewa telah membuat Rere menjadi hilang kendali.
Tidak dipungkiri Rere sudah sangat mencintai Saka, pria itu baik selama ini. Membantu Rere menghadap kesulitan dunia bisnis, dan mengajarkan Rere menarik para kolega penting. Selama ini juga Rere memberikan kedudukan paling tinggi untuk Saka, ia rasa itu sudah sangat cukup sebagai bentuk rasa kasih sayang dan cinta yang ia miliki selama ini.
"Aku kurang apa, Mas? Aku kurang apa?!" Teriak Rere yang semakin menginjak gas mobil hingga semakin melaju tinggi. Seakan tidak memikirkan nyawanya sendiri, yang Rere inginkan adalah fakta yang sebenarnya.
Lama menempuh perjalanan ternyata alamat yang dikirimkan mata-mata membawa Rere pada sebuah rumah mewah yang terletak di kawasan perumahan elite. Sebuah Rumah dengan Nomor 33 sebagai tanda dari mata-mata jika Saka ada di rumah itu.
"Apa benar Mas Saka ada disini.." Rere mengintip area garasi mobil, ia melihat ada mobil Saka yang terparkir disana.
"Itu mobil Mas Saka, dia mengatakan akan pergi ke Yogyakarta.. lalu apa semua ini?" Belum mendapatkan mobil Saka ada di tempat yang dicurigai saja sudah membuat Rere cemas dan khawatir.
Baru Rere ingin masuk malah ia mendengar suara tawa anak perempuan dan juga tawa Saka. "Grace senang karna Papa sekarang udah ada di rumah terus bersama kami.."
Seketika Rere langsung bersembunyi di balik tembok, ia menatap tidak percaya kearah Saka yang menggendong anak perempuan. Tidak tahu pasti tapi Rere duga jika bocah itu berusia lima tahun, sangat sesuai dengan usia pernikahan mereka.
"Gadis itu memanggil Saka dengan sebutan.. Papa?" Rere seakan mau pingsan mendengarnya, ia terus memukul pipinya sendiri apakah hanya mimpi atau nyata.
Tidak sanggup melihat lagi semua hal yang terjadi sungguh mengejutkan, Rere kembali memegang dadanya yang sangat sakit. Bahkan air mata Rere jatuh begitu saja, kembali ia memberanikan diri melihat semuanya lagi.
"Mas.. Mengapa kau tega melakukan semua ini padaku, kenapa..!" Rere membekap suaranya sendiri agar suara tangisnya tidak terdengar.
Dengan kedua mata sendiri Rere melihat Saka yang bermain dengan anak kecil yang sangat mirip dengannya. Tidak berapa lama muncul sosok wanita yang sangat tidak asing dimata Rere, ia seperti pernah lihat tapi lupa siapa nama wanita itu.
"Dia.. ah, dia Zoya. Jadi, kau berselingkuh dengan dia, Mas?" Rere sungguh tidak menyangka dengan semua ini, sungguh mulus cara Saka membohongi dirinya. Rere merasa sangat bodoh, ia telah ditipu habis-habisan oleh pria tidak bermodal seperti Saka.
"Menjijikkan!" Rere berlalu pergi, ia seakan mau muntah melihat semua ulah Saka. "Dasar pria tidak tahu diri! Kalau tidak ada aku.. Apa kau bisa memberi rumah mewah itu pada anak dan selingkuhanmu, Ha!" Rere mengumpat sendiri jadinya, ia sampai menendang ban mobil karena perasaan kesal dihati.
Tiba-tiba saja hujan seakan mendukung semua rasa sedih yang ada dihati Rere, seketika kepala Rere mendongak menatap langit mendung. Rere menangis lalu terjatuh di pinggir pasar, memegang badan mobil mahal miliknya.
"Mengapa aku diperlakukan seperti ini oleh suamiku sendiri, Tuhan? Aku selalu memberikan hal yang dia inginkan, tapi mengapa dia sejahat ini padaku?"
"Kenapa dia membohongi aku, kenapa?!" Teriak Rere, kembali ia melihat kearah rumah dimana Saka berada. Pintu rumah itu tertutup mungkin karna hujan, Rere membayangkan pasti Saka sedang menikmati setiap waktu yang indah bersama dengan selingkuhannya.
Selalu larut dalam kesedihan bukanlah kamus seorang Rere sama sekali, ia kembali bangkit untuk tetap kuat menghadapi segala pengkhianatan yang dilakukan Saka.
"Akan aku ikuti cara mainmu, Mas. Kau kira, hanya dirimu saja yang bisa selingkuh? Ck, kau akan menyesal!" Rere masuk kedalam mobil.
Didalam mobil Rere mengambil kaca di dashboard, ia melihat keadaan wajahnya yang sangat kacau hanya karna menangisi pria seperti Saka. "M0k0nd0, itulah Saka yang sebenarnya.." Rere melemparkan cermin itu begitu saja kebangku belakang.
Kembali Rere merasa harus merebut apa yang seharusnya ia lakukan sedari dulu, tidak akan ia diam menikmati segala kebohongan sang suami lagi.
"Silas.. Aku mau malam ini carikan aku pria bayaran yang bisa memuaskan dahagaku sekarang. Aku tidak perlu dia kaya yang terpenting dia bisa memuaskan aku, itu saja.." Ucap Rere dengan penuh keyakinan disebrang telepon kepada Silas yang merupakan orang kepercayaannya.
"Tapi, Nyo_"
"Malam ini, aku butuh pria itu malam ini. Bawa dia ke Hotel bintang lima milik kita, aku menunggu pria itu." Langsung Rere mematikan panggilan tersebut tanpa memikirkan apakah Silas mau atau tidak melakukan perintahnya.
Tangan Rere meremas erat stir mobil, dari kaca mobil ia melihat kearah rumah Saka. Meskipun karna hujan ia tidak bisa melihat dengan jelas, tapi didepan pintu Rere melihat dengan baik Saka yang sedang bercumbu mesra dengan Zoya didepan pintu.
"Tidak tahu malu!" Rere langsung menghidupkan mesin mobil, menginjak pedal gas dengan kekuatan penuh hingga melaju tinggi.
Sementara itu mendengar suara mobil yang melaju cepat membuat Saka menyudahi pagutan bibirnya bersama Zoya. Tentu saja hal itu membuat Zoya kesal, ia menatap tidak suka kearah Saka yang malah melihat kearah jalan.
"Apa yang Mas lihat?" Tanya Zoya, kembali ia melumat bibir Saka tapi malah pria itu menyudahinya. "Mas! Apaan si?!" Zoya kesal, disaat ia sedang horny paling tidak suka jika sang suami malah tidak fokus dengannya.