Novel Ini adalah Seasons Kedua Dari Novel Cerai Yuk.
🌹🌹🌹
SINOPSIS
Ditinggal meninggal oleh istri yang sangat ia cintai, membuat dunia seorang Raditya Gunawan, bapak dengan tiga orang anak tersebut, runtuh seketika.
Dia seperti tak memiliki tujuan hidup lagi. Bahkan dirinya tidak mau menikah lagi. Alasan dia bertahan sampai dengan saat ini hanyalah anak-anaknya.
Namun sepertinya prinsip itu mulai tergoyahkan. Saat tanpa sengaja, dia bertemu dengan seorang wanita yang memiliki paras yang begitu mirip dengan mendiang istrinya, Kalista Vionita (Lilis)
Tetapi meski wajah mereka sangat identik, karakter keduanya sangat berbeda. Membuat Raditya begitu sulit untuk menaklukkan pribadi perempuan yang bernama Melisa Indah Permata itu.
"Harus berapa kali gue bilang. Jangan panggil gue dengan nama Lis, gue nggak suka. Tapi panggil gue dengan nama Melisa.. atau Mel.." - Melisa
"Tapi aku suka panggil kamu dengan nama Lis... atau Lilis.. "- Raditya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI DAPUR
Satu minggu kemudian...
Alarm ponsel Melisa berbunyi berisik. Melisa pun meraba-raba mencari ponselnya itu, yang sudah hilang di dalam selimutnya. Dia lalu bangun dan duduk bersila di atas tempat tidur. Melihat sepintas kepada benda pipih itu.
"Sudah jam 6 rupanya..." Melisa lalu bangun dan pergi ke kamar mandi mencuci wajah dan menyikat giginya. Setelah itu dia langsung menuju ke dapur untuk memasak.
Melisa menyanggul rambut panjangnya. Lalu mencari-cari apa yang bisa dia buat. Dia pun mulai mengeluarkan semua bahan masakan di dalam kulkas. Dan saat Melisa sedang bingung dia mau masak apa, Radit keluar dari kamarnya.
Radit memperhatikan Melisa dari jauh. Dia seperti melihat jika Melisa tampak bingung. Radit lalu mendekati Melisa.
"Kamu ngapain?" tanya Radit.
"Gue lagi mikir mau masak apa?" ucap Melisa polos.
"Kami bisa bikin nasi goreng nggak?" tanya Radit.
"Nasi goreng?" tanya Melisa lagi. Radit mengangguk pelan.
Melisa pun lansung memulai memasak nasi goreng seperti yang Radit pinta. Sementara Radit, dia duduk di sofa di depan TV sambil nonton.
Namun ternyata, Radit duduk di sana bukan untuk nonton. Itu hanyalah alasannya saja. Tujuan sebenarnya adalah hanya ingin melihat Melisa masak. Sedang istri kontraknya itu tidak tahu jika Sang manager sedang memperhatikan dirinya. Dia tetap fokus mengolah masakannya.
Dan setelah beberapa saat, nasi goreng ala Melisa pun selesai juga. Melisa langsung menghidangkannya di atas meja. Dia lalu melihat kepada Radit. Membuat Radit terkejut, dan dengan cepat dia membuang wajahnya ke arah lain.
"Hey, syut syut... nasi goreng udah jadi nih. Lo mau makan sekarang?" tanya Melisa.
"E... iya. Nanti aku makan. Ini juga masih pukul 6:30." jawab Radit.
"Ya udah, gue mandi dulu." Melisa berlalu masuk ke kamarnya.
Radit menarik napas dalam. Dia lalu berjalan ke dapur. Dan, astaga... mata Radit nyaris keluar dari batok kepalanya. Bagaimana tidak, dia melihat dapur berantakan dari atas sampai ke lantai-lantai. Semua bahan berserakan dimana-mana.
Radit menopang pinggangnya. Kemudian menarik napas lagi. Sungguh penampakan yang membuat sakit jantung dan stroke kambuh. Astaga.
"Dia masak, atau baru perang? Berantakan banget ya Tuhan..." ucap Radit.
Radit mulai membereskan bahan-bahan yang bertaburan. Dia juga mencuci bahan-bahan masakan yang tadi Melisa gunakan. Nasib andal ah pak Manager, punya istri bar-bar. Jadinya harus cuci piring kan?
Melisa sudah selesai mandi. Dia keluar kamar dengan memakai piyama milik Kalista. Berjalan ke dapur karena melihat Radit sedang berdiri di dekat wastafel.
Melisa berjalan mendekati Radit tanpa berbicara apa-apa. Dia hanya berdiri di belakang Radit sambil terus memperhatikan apa yang bapak tiga anak itu lakukan. Dan saat Radit melihat Melisa dibelakang, dia terkejut luar biasa.
"Astaga! Kamu apa-apaan sih Lis? Bikin kaget aja." ucap Radit.
"Lo yang apaan, bukannya ini tugas gue ya. Napa jadi lo yang ngerjain." kata Melisa. Ternyata dia tidak senang, jika pekerjaannya di ambil alih oleh suami kontraknya itu.
"Ya aku cuma mau bantuin aja Lis." kata Radit datar.
"Minggir..." Melisa menyuruh Radit geser. Radit pun geser ke samping. Melisa mulai menyabun peralatan dapur satu per satu. Radit terus memperhatikannya.
"Napa masih di sini lo?" tanya Melisa.
"Aku bantuin ya?" kata Radit.
"Oke.." Angguk Melisa.
Radit mulai membasuh bahan-bahan yang sudah Melisa sabun. Namun karena bidang wastefal yang memang tidak terlalu besar, membuat badan mereka begitu dekat. Melisa sih biasa saja, tapi tidak dengan Radit. Dia menoleh ke samping dan melihat wajah Melisa yang begitu dekat dengan dirinya itu.
Andai yang di samping ku saat ini, adalah kamu Lis. Uda aku peluk sejak tadi... - Raditya
"Napa? Lo rindu ya sama istri lo..?" tebak Melisa.
"Kok kamu bisa tau sih? " tanya Radit.
"Pasti dulu lo sering gini ya sama dia?" tebak Melisa lagi. Radit mengangguk dan tersenyum.
"Istri lo orang kayak apa sih?" tiba-tiba saja Melisa ingin tahu tentang Kalista.
"Kalista maksud kamu?" tanya Radit.
"Iya, siapa lagi?" ucap Melisa.
"Kalista itu pintar Lis. Dia sabar banget. Dia juga manja banget sama aku." jelas Radit.
"Dulu lo pasti sering nyakitin dia kan?" Lagi-lagi tebakan Melisa tepat.
"Aku dulu orang yang sangat egois Lis. Tapi Kalista nggak pernah meninggalkan aku. Sekarang baru aku menyesal. Kenapa nggak lebih lama masa-masa sadar ku dulu ya? Kalau dari awal pernikahan kami, aku udah menjadi suami yang baik, pasti akan lebih banyak kenangan manis aku dan dia." Radit membuang napas kasar. Dia lalu melihat ke langit-langit dapur.
"Penyesalan memang selalu di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran. Gimana sih lo?"
Radit tertawa mendengar kata-kata Melisa. Tadinya dia mau melow, malah gubrak lagi setelah mendengar celetuk-celetuk istri kontraknya itu.
"Iya juga ya..." ucap Radit.
"Kamu sendiri, kenapa belum nikah?" tanya Radit.
"Lah, kan gue udah nikah sama lo. Lo amnesia?" tanya Melisa. Padahal maksud Radit bukan itu.
"Maksud aku, sebelum kita jumpa. Kenapa kamu belum nikah."
"Ya mungkin emang jodohnya sama lo. Tuhan nungguin lo duda dulu." kata Melisa apa adanya. Radit terdiam.
"Hahahaha... gue becanda. Serius amat." Melisa lalu menyusun alat-alat dapur yang sudah bersih ke dalam rak piring.
"Astaga, udah jam 7. Gue mandiin anak-anak dulu ya." Melisa kemudian berlalu meninggalkan Radit yang masih mematung di tempat dia berdiri. Air kran wastafel masih nyala dan mengalir. Namun tidak ia matikan. Setelah beberapa saat barulah Radit berbalik dan mematikan kran tersebut.
Melisa membuka pintu kamar anak-anak, dia melihat Kinan sudah bangun namun masih di tempat tidur.
"Selamat pagi....! Ayo ayo... kita sekolah..." ucap Melisa. Melisa menyentuh-nyentuh hidung Kinan dan Kaila. Membuat anak-anak sambungnya itu tertawa.
"Bunda lucu..." kata Kinan.
"Apa? Bunda lucu? Kata siapa? Ini bunda lagi marah. Ayo bangun..." Melisa mulai menggelitik Kinan dan Kaila. Membuat dua bocah itu berteriak dan lari ke sana kemari. Kemudian mereka mulai keluar kamar. Dan begitu mereka melihat Radit, dua bocah itu pun langsung memegang baju ayah mereka dari belakang.
"Mana dia. Mana dia yang nggak mau mandi." ucap Melisa. Dia mendekati anak-anak dan mulai bermain dengan mereka. Sementara Radit masih berdiri di tengah-tengah ibu dan anak tersebut.
"Ayah, tolongin. Bunda mau makan Kinan dan Kaila." ucap Kinan.
"Udah-udah, ayo mandi Kinan. Kan ini hari pertama Kinan sekolah di sini lagi." ucap Radit.
"Tapi bunda ayah."
"Lis.. " tegur Radit.
Melisa pun berdiri tegak. Dia menatap anak-anak dengan ekspresi datar.
"Ya udah kalau kalian nggak mau sama bunda, bunda pergi aja lagi.."
"JANGAANN! " teriak mereka bertiga, serentak.
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sebuah keluarga, akan terasa tidak lengkap, jika tak ada cinta di dalamnya - LV Edelweiss
JANGAN LUPA UNTUK SELAU LIKE DAN KOMEN YA... 😊☺
yg ngikutin dari season 1 pasti seneng banget ada lanjutannya. semangat terus Thor, ditunggu lanjutannya
tapi jangan jadi jahat lagi ya... 😊
btw, bapaknya Kalista tau nggak ya kalau anaknya udah meninggal