Tahu dengan Abrilla atau biasa di panggil Rila? Si bungsu dari Keluarga Anggara?
Dulu jatuh cinta dengan Ed? Tapi ternyata pria itu sangat tidak rekomended. Cukup lama menjomblo, Rila akhirnya merasakan buterfly era lagi.
Kali ini dengan siapa?
Maxwell Louis Sanjaya, pria berkebangsaan Indonesia-Belanda. Berdasarkan informasi yang Rila dapat, Max berstatus duda anak satu. Sulitnya informasi yang Rila dapat membuat gadis itu semakin nekat untuk mendekati Max.
Apakah Rila berhasil mendapatkan hati pria itu? Atau sebaliknya?
Kabarnya, kurang dari 3 bulan, Max akan melangsungkan pertunangan dengan wanita pilihan mami-nya. Bagaimana usaha Rila untuk mendapatkan apa yang dia inginkan?
Ikuti terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hubungan Anita dan Winata (Flashback)
"Kau tidak menggunakan pengaman?" tanya Anita saat terbangun dari tidurnya.
Anita memandang seorang pria asing yang tengah menikmati secangkir kopi sambil mengesap rokok.
"Kita sedang mabuk, mana sempat memikirkan pengaman. Terlebih kau dulu yang datang menggodaku. Jadi kenapa aku harus memikirkan itu? Kau juga menikmatinya, bukan?" jawab pria tersebut dan membalikkan pertanyaan.
Anita memegang kepalanya, dia merasa ceroboh sekali. Bagaimana bisa melakukan dengan pria asing dan tanpa pengaman, mengingat dia saat ini dalam kondisi subur.
"Bagaimana jika aku hamil anakmu?" ujar Anita merasa cemas. Akan panjang urusan jika dia hamil dan diketahui oleh Hegar. Mengingat Hegar tidak pernah menyentuhnya.
"Tenang saja, aku akan bertanggungjawab jika memang kau hamil anakku. Kita akan menikah. Aku bukan pria brengsek yang meninggalkan benih begitu saja." kata pria membuat Anita semakin cemas.
Anita turun dari ranjang mendekati pria tersebut. "Kau gila, itu tidak mungkin terjadi karena aku sudah menikah."
"Berarti yang gila itu anda, nona." ujar pria itu mematikan puntung rokok dan membuangnya ke tong sampah. "Sudah memiliki suami tapi malah pergi ke club, minum sampai mabuk, menggoda pria asing hingga berakhir disini." tambahnya menunjuk ranjang.
"Yak, aku memang gila. Oleh sebab itu aku tidak mau jika sampai hamil anakmu. Suamiku pasti akan membunuhku karena sudah membuat malu keluarga." jawab Anita merasa frustasi. "Ayo kita harus ke dokter, kita buat bagaimana caranya agar aku tidak hamil." sambung Anita membuat pria itu mengerutkan kening.
"Jika kau hamil anakku, itu sebuah keberuntungan. Aku adalah pria kaya, kau tinggal minta cerai dengan suamimu dan menikah dengan ku. Kenapa harus sepanik ini menghadapinya?"
Anita segera memakai pakaiannya kembali dengan tergesa-gesa. "Kau tidak paham dengan kisah rumah tangga ku. Aku dan suami ku menikah karena perjodohan dan dengan gilanya orang tua kami membuat perjanjian jika kami tidak boleh bercerai. Jika pun bercerai, maka perusahaan keluarga akan bermasalah."
"Ya sudah, tinggal katakan itu anak suamimu. Tidak mungkin suamimu menolaknya. Toh kalian memang suami istri."
"Dia pasti menolaknya. Karena kami tidak pernah melakukan hubungan suami istri." ujar Anita membuat pria dibelakangnya bingung. "Ah ralat, bukan tidak pernah. Kami pernah melakukannya tapi hanya sekali. Itu pun sudah lama sekali. Aku sibuk dengan duniaku sendiri, dia pun sibuk dengan istri keduanya." sambung Anita yang telah selesai memakai pakaiannya kembali.
"Ayo cepat pakai pakaian mu. Kita ke rumah sakit sekarang juga." bentak Anita merasa pria ini sangat lelet sekali.
"Tidak, jelaskan padaku tentang hidupmu dulu. Aku penasaran." tolaknya dengan nada memaksa. "Aku memiliki sebuah penawaran untukmu dan aku jamin ini akan menguntungkan kita berdua."
Anita menatap pria itu dengan seksama. Mencoba melihat apakah ada kebohongan pada diri pria itu.
"Perkenalkan, namaku Winata. Aku seorang pengusaha ekspor impor. Kau bisa cek di majalah bisnis terbaru, pasti salah satu nama ada juga namaku." ucap Winata memperkenalkan diri, pria itu mengulurkan tangan pada Anita.
Dengan sedikit ragu, Anita membalas uluran tangan tersebut. "Anita, Andra Anita Mako. Harusnya kau juga tau ayahku, Tuan Mako, dia juga pengusaha dibidang perhotelan."
Winata mengangguk, "Aku tahu ayahmu. Tidak ku sangka jika kau putrinya juga. Aku hanya mengenal kakakmu, beberapa kali kami pernah bertemu karena suaminya juga seorang pengusaha kan."
"Ya, kau benar. Kakak iparku juga seorang pengusaha."
Merasa yakin pria di depannya bukan orang jahat, Anita akhirnya mau berbincang banyak hal tentangnya.
Sejak hari itu hubungan keduanya makin dekat dan Anita juga sudah terbuai akan kelembutan Winata. Hingga dia setuju dengan rencana yang sudah pria itu pikirkan.
"Kau ingin aku berubah menjadi istri yang baik untuk Hegar? Apa kau gila?" kata Anita saat mendengar rencana Winata.
"Kalian tidak bisa bercerai, maka jalan satu-satunya agar hubungan kita aman ya dengan seperti itu. Berbuat baiklah pada Hegar, buat dia menyayangimu dan menyentuhmu." kata Winata yang sudah memikirkan rencananya dengan matang. "Jika kau hamil, Hegar tidak akan curiga. Dia akan mengira itu anaknya."
Anita akhirnya menuruti rencana Winata. Dia mulai merubah sifat buruknya. Menjalin hubungan dekat dengan semua orang yang ada di rumah, tidak hanya pada Hegar saja. Tapi dengan Mala dan juga orang tua Hegar.
Rencananya berhasil, selama hampir 2 bulan akhirnya Hegar menyentuhnya. Dan pada saat itu, usia kehamilan Anita juga sudah dua bulan. Winata sudah mengatur dokter kandungan khusus untuk Anita.
Saat Anita mengatakan dirinya tengah hamil di depan keluarga besar mereka, Anita melampirkan bukti kehamilan yang sudah dibuat oleh dokter kepercayaannya.
"Hegar dan keluarga kami tengah berbahagia dengan kehamilan ku. Namun perhatian Hegar juga tetap berbagi dengan dengan Mala. Mengingat pria itu sangat mencintai istri keduanya." ucap Anita yang tengah berbaring sambil memeluk tubuh Winata.
"Buat Hegar menjauh dari Mala. Wanita itu bisa saja membuat rencana kita berantakan. Pastikan Mala tidak hamil agar kau menang satu langkah diatasnya." ujar Winata sambil mengelus perut Anita. "Anak kita yang harus mendapatkan semuanya."
Sayangnya Anita telat memberikan Mala obat pencegah kehamilan. Karena Mala baru saja memberi kabar jika dirinya juga tengah hamil.
Tapi bukan Anita namanya jika dia pasrah begitu saja. Anita meminta seorang pelayan memberikan minuman penggugur kandungan pada Mala namun usahanya selalu gagal. Anita juga pernah mendorong Mala ke kolam tapi dia juga masih selamat. Hingga jalan terakhir yang Anita gunakan adalah mengatakan jika kandungnya dalam kondisi lemah sehingga semua orang fokus padanya, termasuk Hegar.
Benar saja rencananya berhasil. Mala jarang di perhatikan oleh Hegar karena pria itu selalu menemaninya.
Pada hari Anita akan melahirkan, wanita itu membuat drama terjatuh di kamar mandi sehingga harus melahirkan dengan operasi. Semua diatur oleh Winata sedemikian rupa.
Malam itu Anita melahirkan putrinya yang diberi nama Viska Wian Salim. Viska adalah nama yang diberikan oleh Hegar sedangkan Wian adalah nama yang Anita pilih, gabungan namanya dan nama ayah biologis putrinya. Winata Anita, disingkat Wian. Dan Salim adalah nama belakang Hegar.
Tidak lama Anita melahirkan, selang 2 bulan Mala juga melahirkan. Wanita itu juga melahirkan seorang putri, sayangnya tidak ada satupun anggota keluarga menemani. Bahkan Hegar saat itu di repotkan oleh Anita dengan menjaga Viska yang sedang rewel.
Orang tua Hegar juga tidak berani memberikan perhatian pada Mala. Mereka merasa tidak enak pada Anita juga keluarganya.
"Minta Hegar mengusir Mala dan putrinya dari rumah kalian. Jika anak kita tumbuh bersama dengan putri mereka, itu akan menimbulkan kecurigaan yang besar. Gunakan alasan jika kau tidak mau tinggal bersama madumu. Kau sangat membenci Mala."
Begitulah isi pesan yang diterima Anita. Dia dan Winata belum bisa bertemu mengingat Hegar memang selalu mengawasinya.
akoh udh mmpir....
ni anknya feli sm alfi y kk???
d tnggu up'ny.....smngtttt....