Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CL 14 Murka
Chiiiiiiittttt
" Dasar wanita gila! Bagaimana bisa dia berdiri dipinggir jalan. "
Haris yang sedang melamun sepanjang jalan terkejut kala melihat seseorang berdiri ditengah jalan dan hampir saja tertabrak oleh mobilnya.
" Haii apa anda sudah gila? Mau bunuh diri kenapa tidak minum racun saja,Jangan merepotkan orang dijalan.Situ yang salah nanti saya yang dipidana! Woy apa anda tuli!"
Sentak haris masih belum sadar bagaimana keadaan Calista karena suasana gelap hanya ada cahaya dari lampu mobilnya yang masih menyala.
" Tolo..."
Bruuuk
Calista yang sudah sangat letih tak mampu lagi menopang beban ditubuhnya.Kakinya bahkan terasa tak bertenaga lagi hingga akhirnya ambruk ditengah jalan.
" Astaga dia pingsan atau mati!" Haris menoleh kekanan dan kekiri namun sama sekali tak ada orang.
Perlahan haris mendekati Calista dan melihatnya dari dekat.
" Cantik!" Pujinya tanpa sadar saat melihat wajah Calista.
" Mba! Bangun mba! Mba! Nanti saya dikira ngapa-ngapain Emba." Dengan sedikit menyentuh kaki Calista haris berusaha membangunkan Calista berharap Calista sadar.
" Yah pingsan beneran lagi,gimana dong masa iya mau dibawa pulang.Ah bodo amat,toh saya gak kenal siapa dia.Jangan-janagn ini modus perampokan."
tanpa pikir panjang haris lantas berdiri dan pergi meninggalkan Calista yang pingsan ditengah jalan.
Haris menyalakan lagi kendaraannya dan berputar arah.
Bruum bruuuum
Ia melaju dengan kecepatan tinggi karna takut ada yang mengikutinya.Namun setelah beberapa meter dari tempat Calista pingsan hati nuraninya terketuk dan berfikir.
" Ck,sial!" Umpatnya.
Chiiiit bruuuuummmm
Haris kembali memutar balik dan kembali ketempat Calista pingsan.
" Tuhan,dia benar-benar pingsan.Siapa sebenarnya wanita ini." Racau haris seorang diri.
Setelah meyakinkan dirinya beberapa saat,haris lantas menggendong Calista membawanya masuk kedalam mobil.
sepanjang jalan haris terus berfikir keras hendak membawa Calista kemana.
" Tuhan,ujian macam apa ini.Akub tidak mungkin membawa wanita yang tak ku kenal masuk kedalam rumah dan bertemu dengan mamah.Apa yang akan mamah fikirkan." Ucapnya frustasi.
" aarrrgh! Merepotkan!" Umpat haris lagi.
Karena sudah hampir larut malam akhirnya haris memutus untuk membawa Calista keapartrmennya.
...****************...
Kediaman Akbar....
Plaap
Mata Akbar terbuka saat ia merasakan kehausan.
Akbar menoleh kenakan disamping tempat tidur namun tak ada air minum atau apapun diatasnya.
" Ck,tidak ada air disini!" gumamnya.
Akbar terpaksa bangun dan keluar sendiri kedapur untuk mengambil air minum.
Segelas air Akbar habiskan hingga tandas,apa lagi setelah menyelesaikan pertempuran panas dengan Clara.
" Sial! Rupanya Calista banyak sisi baiknya dibanding Clara.Dia selalu menyiapkan air minum dikamar setiap hari.Bahkan dia selalu menuangkan untukku saat aku kehausan tengah malam.Tanpa aku harus membangunkannya,dia sangat peka dan perasa.Clara tidur seperti bangkai,bahkan dia tak sadar saat aku bangun dan pergi dari kamar." Ucap Akbar tanpa sadar ia memuji Calista.
Dengan mengingat namanya Akbar lantas berniat menemuinya dan kembali kekamarnya.
Namun sebelum itu akibar sempat melihat jam diponselnya.
Waktu menunjukan pukul 03.35 pagi.
Wajahnya tersenyum licik begitu ia melihat jam.
" Masih ada waktu." Gumam Akbar lirih.
Ia mempercepat langkahnya saat menaiki tangga.
Cklek
Blaam
Matanya melotot kala melihat kamarnya berantakan namun tak ia temukan Calista berada didalam.
" Calista! Calista!" Akbar berteriak memanggil namanya bahkan Akbar sampai mencari kekamar mandi dan juga setiap ruangan yang ada dilantai atas namun tak ia temukan keberadaan istrinya.
" Calista! Jangan coba-coba bermain petak umpet denganku!" Teriakannya sampai menggema dipenjuru rumah tersebut.
"Emmptthh."
Clara menggeliat karna sedikit terkejut mendengar teriakan suaminya.
" Astaga,ini masih sangat pagi dan Calista sudah membuat ulah hingga membuat Akbar berteriak teriak seprti ditengah hutan!" sungut Clara namun ia tetap memaksakan diri membuka mata karna tak mau melewatkan kesempatan melihat Calista dihukum oleh Akbar.
" Sssstttt awhhh!" Clara mendesis kala ia berdiri dan merasakan nyeri hebat diarea kewanitaannya.
" Gila setiap habis tempur aku seperti kehabisan banyak tenaga dan sepertinya millku ini terluka parah dibagian dalam.Rasanya seprti terbakar dan sakit sekali." Rintih Clara namun ia tetap memaksakan diri bangun dan berjalan keluar dari kamarnya.
Lain halnya dengan Clara,Akbar justru sedang murka begitu melihat rekaman kamera pengawas yang memperlihatkan Calista kabur dari jendela kamarnya.
Ssreeeettttt
braaak prang prang prang
" Calista!" Teriakan Akbar lagi-lagi membuat Clara merinding saat mendengarnya.
Puk
" Honey,ada apa!" Ucap Clara dengan lembut berharap api amarah dihati Akbar padam karena sentuhannya.
Griyuut
" Ini semua gara-gara kamu brengsek!"
Sreeetttt
" Ampun mas ampun!" Clara meminta ampun saat Akbar menariknya secara paksa.
" Diam Clara!" Bentak Akbar.
" Aaawwwhh sakit hon ini sakit sekali,kamu menyakitiku hon!" Pekik Clara.
Plaaak plaak
" Itu hukuman karena kamu sudah membuat istriku kabur dari rumah ini." Sentak Akbar.
" Apa! Ka-kabur,bagaimana bisa? Tidak mungkin dia kabur hon,mungkin dia sedang bersembunyi disuatu tempat saja." ucap Clara menenangkan singa jantan yang tengah mengamuk.
" Diam! Tutup mulut sialamu itu.Gara-gara kamu dia kabur dan pergi dariku! Tapi bagaimana bisa dia kabur,pasti dia sudah mengetahui sesuatu." Gumam Akbar.
Tangannya masih mencengkram kuat kedua tangan Clara namun matanya melihat kesana kemari mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk tetap membiarkan Clara berada ditempatnya.Sampai akhirnya matanya menemukan sebuah tali besar dan Akbar mengambil itu dengan salah satu kakinya.
Setelah bersusah payah mengambilnya Akbar lantas meraih Clara hingga kepagar tangga dan mengikatnya disana dengan mulut tertutup kain.
" Tetap diam disini jika tidak ingin nyawamu melayang ditangan ku!" ancaman Akbar sukses membuat Clara diam ketakutan namun tidak dengan hatinya yang terus mengumpat dan mengucapkan sumpah serapah untuk Akbar.
...****************...
Plaap
" Emppet"
Calista menggeliat dan membuka matanya namun begitu ia sadar bahwa disebelahnya ada seorang laki-laki yang tengah terlelap Calista spontan mendorong laki-laki tersebut hingga terjatuh kelantai.
Bruuuk
" Aduuh,pinggangku!" Pekik haris saat sadar dan merasakan nyeri hebat dipinggangnya akibat terbentur lantai.
" Siapa kamu dan dimana aku?" Tanya Calista dengan ketakutan diwajahnya.
" Kamu..."
" Kamu pasti penjahat kan,kamu menculikku,tolong lepaskan aku.Jangan sakiti aku,aku mohon!" Dengan susah payah Calista berusaha bangun namun ia tetap saja tidak bisa karena kakinya sama sekali tak bisa digerakan.
Merasa hawatir haris lantas bangun dan mendekat.
" Sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu? Kemana aku harus mengantarmu,aku menemukanmu pingsan dijalan dan kamu baru saja sadar setelah semalaman!" Papar haris membuat Calista memebekap mulutnya tak percaya.
Ia lantas mengingat semua kejadian yang ia alami sebelum akhirnya dia memutuskan untuk kabur.
" Hiks hiks."
" Aduuh! Kenapa menangis?Aku menyakitimu Hem?" Tanya haris yang kebingungan.
" Huaaaaaaaa sakit sekali." Jerit Calista semakin membuat haris frustasi.
" Tuhan,jangan mengujiku diluar batas kemampuanku." Monolog haris sembari menatap langit-langit kamar apartemennya.
Bersambung dulu gaiiis....