Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Sakit
Gadis itu melihat sekitar, sama sekali tidak gugup padahal dipandangi oleh banyak orang. Ketika melihat Klein dan Arthur di kerumunan, matanya langsung berbinar.
Gadis itu langsung berjalan ke depan penuh semangat dan agak terburu-buru, membuat banyak orang menelan ludah ketika melihat jubahnya yang terus bergoyang.
“Akhirnya kita bertemu, Klein Ashfey!”
Gadis itu menutup separuh wajahnya dengan satu tangan sambil membuat pose aneh.
“Penyihir Matahari Suci ini, Arianna Flamel jelas tidak salah menilai. Ketika tatapan dua pasang mata dengan sama warna bertemu, ketika matahari suci dan matahari hitam terhubung lalu menyatu, Penyihir ini tahu kalau kita ditakdirkan untuk bersama.”
“Jadi, Klein Ashfey, maukah kamu mengikat kontrak dengan Penyihir ini untuk menjalani kehidupan suka maupun duka bersama?”
Mendengar itu, semua orang langsung menoleh ke arah Klein serempak. Bahkan Arthur mundur beberapa langkah dan menatap rivalnya dengan ekspresi tidak percaya.
“S-Seperti yang diharapkan dari My Rival, kamu benar-benar dilamar ketika baru saja masuk ke akademi!” ucap Arthur sambil menyeka keringat di dahinya.
Klein tertegun di tempatnya, benar-benar tercengang.
Di sisi lain, Arianna juga tertegun dan menatap dengan ekspresi tidak percaya. Sesaat kemudian, wajahnya tiba-tiba menjadi merah seperti tomat matang.
“Kenapa malah kamu yang malu!” teriak Klein dengan sudut bibir berkedut.
“Ah! Tentu saja Penyihir ini tidak malu. Itu-“ Arianna kembali membuat pose aneh, melirik ke kiri dan kanan dengan panik, lalu melanjutkan, “Penyihir ini bukan datang untuk melamar, tapi membuat kontrak. Ya! Itu Kontrak!”
Mendengar itu, Klein yang awalnya tidak siap dan tercengang kembali tenang. Dia terus menatap ke arah Arianna, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya dengan panik.
Mengingat bagaimana gadis itu berpakaian, berpose, dan menyebut dirinya sendiri dengan sebutan ‘Penyihir ini’ membuat Klein mulai meyakini satu hal-
‘Gadis ini sakit!’
Bukan sakit tubuhnya, melainkan pikirannya. Singkatnya, dia menderita sindrom tertentu yang membuatnya berpikir kalau dirinya adalah Penyihir tinggi tertentu, Pendeta suci, Anak suci, pemilik kekuatan super, atau imajinasi liar lainnya.
Tentu saja, ini tidak sepenuhnya imajinasi karena di dunia ini memang ada sihir dan garis keturunan khusus, hanya saja mereka tidak memperkenalkan diri dan berpose dengan cara aneh seperti itu.
Lagipula, itu memalukan!
Klein pernah mendengar kalau Keluarga Flamel memiliki kepribadian ceria, penuh semangat, dan agak unik. Namun dia tidak menyangka kalau sampai seperti ini!
‘Mungkinkah dia gadis aneh yang terkenal di Keluarga Flamel?’
Klein tidak lagi memikirkan hal-hal itu, hanya mencoba menyimpulkan arti perkataan Arianna.
Sambil mencubit dagu, pemuda itu membalas, “Maksudmu, kamu ingin membentuk tim denganku untuk Ujian Rekrutmen Baru?”
“Ya! Menghadapi jalan penuh lika-liku, melalui suka dan duka bersama, bukankah kamu bersemangat ketika memikirkannya?!” teriak Arianna penuh semangat, tampaknya senang melihat Klein memahami maksudnya.
“Tidak, tidak, tidak.” Klein menggeleng ringan dengan tatapan kosong. “Pertama, pada kenyataannya, warna mata kita berbeda. Mataku cenderung berwarna golden yellow, dan matamu berwarna jingga cerah. Kedua, kita baru saja bertemu dan aku bahkan tidak mengenal mu.”
“T-Tapi!” seru Arianna.
“Tapi?” Klein memiringkan kepalanya.
“B-Bukan apa-apa,” balas Arianna, terlihat agak cemas.
“Para siswa-siswi baru datang hari ini, dan kelas pertama akan dimulai besok. Jika kita bertemu besok dan saling mengenal, bukan tidak mungkin membentuk tim jika kita cocok,” ucap Klein dengan nada sedikit lembut.
“Baiklah! Kalau begitu sampai jumpa besok, Klein!” Arianna mengangguk penuh semangat.
Melihat gadis itu pergi dengan ekspresi puas, banyak orang merasa bingung dengan apa yang terjadi.
Arthur berjalan mendekati Klein lalu berbisik, “Kenapa gadis aneh dari Keluarga Flamel mencari mu, Klein? Apakah mereka mencoba menargetkan mu?”
“Tidak juga,” balas Klein datar.
“Lalu kenapa?” Arthur dan beberapa orang melirik, tampak penasaran.
“Bukan apa-apa. Aku akan kembali ke kamar dan beristirahat.” Klein mengangkat bahu lalu pergi meninggalkan tempat itu. Arthur langsung pergi mengikutinya.
Setelah keduanya pergi, orang-orang pun ikut bubar karena tidak ada lagi tontonan.
Sebenarnya Klein tahu maksud Arianna. Sebagai sosok yang dijuluki gadis aneh dari Keluarga Flamel, dia seharusnya cemas dan takut tidak ada orang yang menginginkannya. Lebih tepatnya, tidak mau membentuk tim dengannya.
Entah menemukannya sendiri atau diberi informasi oleh orang terdekatnya, Arianna mengetahui keberadaan Klein yang terkenal sebagai ‘Pangeran biasa-biasa saja’ di antara para bangsawan.
Merasa kalau mereka adalah jenis orang yang sama, Arianna memutuskan untuk mendatangi Klein dan mengundangnya
Ya. Di kerajaannya, Klein terkenal dengan julukan ‘Pangeran biasa-biasa saja’. Alasannya juga sederhana, karena pemuda itu menunjukkan bakat yang biasa-biasa saja.
Dia dapat melakukan berbagai macam sihir yang dapat digunakan oleh Mage seusia dengannya. Tidak kurang, tidak lebih. Sama sekali tidak cocok dengan karakteristik keluarga bangsawan yang biasanya sangat menonjol dan melebihi rekan sebaya.
Tentu saja keluarganya tahu itu tidak benar. Awalnya, Raja ingin membuktikannya tapi akhirnya menyerah ketika melihat Klein yang ingin tampil dengan nilai rata-rata.
Alasan ayahnya membiarkan dia malas-malasan tentu karena bakatnya yang luar biasa. asalkan tidak menunda kemajuannya, Klein tidak begitu dibatasi.
Jika bakatnya benar-benar biasa saja dan tertinggal dari anak-anak bangsawan lain, sebagai Raja dari kerajaan besar, Norman pasti sudah memukuli putranya yang begitu dekaden dan tidak termotivasi.
Meski membiarkan Klein bebas, Norman tetap saja menyayangkan bakat putranya.
Seandainya putranya bisa sedikit termotivasi, pencapaiannya pasti tak terbatas!
Memikirkan itu benar-benar membuat Norman sakit kepala. Mungkin itu juga alasan kenapa pria itu memaksa Klein pergi ke akademi. Biarkan putranya melihat banyak murid berbakat dan kuat lalu mulai termotivasi.
Jika Klein tahu maksud ayahnya, dia pasti sudah memutar mata sambil berkata kalau ide itu sia-sia.
...★★★...
Setelah melewati malam yang damai, Klein yang merasa enggan dipaksa bangun pagi.
Setelah mandi, berganti seragam, dan sarapan, pemuda itu membawa tas serta tongkat sihirnya pergi meninggalkan kamarnya.
Tongkat sihir (staff) memiliki fungsi untuk memperlancar casting mantra, bahkan beberapa yang bagus memiliki efek untuk memperkuat mantra.
Ada alasan lain kenapa Mage menggunakan magic staff alih-alih magic wand. Walau sama-sama dapat mengalirkan sihir dan membantu casting mantra, magic staff memiliki efek lebih baik. Selain itu, magic staff berguna sebagai pertahanan.
Ya. Sebagai penyihir yang biasanya bertarung dalam jarak jauh, tongkat panjang itu digunakan untuk melawan musuh yang mendekat. Dengan beberapa keterampilan, tangkis beberapa serangat saat darurat, dan pastikan untuk menjaga jarak.
Arthur yang menunggu Klein terkejut ketika melihat penampilan rekannya itu.
Penampilannya jelas tampan dan cocok dengan pakaiannya. Hanya saja, pemuda itu menggantung tas di ujung tongkat lalu menopangnya di bahu sambil berjalan malas, benar-benar mirip tunawisma kelaparan yang mengembara.
Sangat tidak cocok dengan citra seorang pangeran!
‘Tipuan! Ini pasti tipuan yang ditunjukkan oleh Klein agar orang-orang yang melihatnya menganggapnya remeh.’
‘Seperti yang diharapkan dari My Rival! Benar-benar cerdas!’
Merasakan tatapan penuh kekaguman Arthur, Klein mengangkat alisnya.
“Ada apa?” tanya pemuda itu dengan malas.
“Bukan apa-apa!” jawab Arthur tegas.
Arthur tersenyum puas. Merasa kalau dia benar-benar sangat mengenal dan memahami sahabatnya.
Jika Klein tahu apa yang ada di kepala Arthur, dia pasti langsung berkata,
Aku hanya malas dan enggan pergi ke sekolah.
Kamu terlalu banyak berpikir!
>> Bersambung.
wkwkwk setiap cerita dibikin alur smpe setengah doang abis itu gk di lnjut
dah gw duga juga sih tpi tetep aja agak kecewa
yg pengen gw blng yg terbaik aja buat lu thor
Tapi kalau emang buat ada side income kayaknya karya ini ga sepopuler yg kemaren jadi mungkin kalo emang ga cuan kami ga masalah ga dilanjut
Walau tetep harapannya bisa membaca kisah ini sampai bener bener tamat