Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Di rumah sakit
"Kok perasaan Mami tidak enak,Pi.Mending papi telepon Arumi sekarang."Aleta terus mendesak suaminya agar menelpon Arumi.
Tetapi suaminya banyak alasan hingga terjadi berdebat antara mereka.Namun, mereka segera terdiam saat mendengar suara ketukan pintu di luar kamarnya.
Tok....Tok...Tok...
"Dari pada Mami marah tidak jelas.Mending buka pintunya!" titah Irawan.
Tanpa merespon perkataan suaminya, Aleta segera berjalan mendekati pintu lalu membukanya.Ternyata itu Bi Sum, pelayan di rumah mereka hingga Irawan mendekati istrinya.
" Nyonya,Tuan,Non Arumi!" ucap Bi Sum yang nampak panik.
" Arumi kenapa, Bi?" tanya Aleta yang nampak tegang.
"Tadi Bibi nonton TV Nyonya,lihat berita ada kecelakaan mobil dan pihak polisi menunjukkan identitas korban dan salah satunya adalah Arumi, Nyonya," jelas Bi Sum membuat Aleta terkejut dan sedih atas menimpa putrinya.
"Arumi,Pi," pecah tangisan Aleta di depan suaminya."Ini semua salah, Papi! Jika saja membiarkan Arumi tinggal di rumah ini mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi padanya."
" Ini bukan waktunya Mami menyalahkan aku.Mending kita pergi melihat keadaan Arumi sekarang!" ucapnya yang begitu mencemaskan Arumi." Apa Bibi tahu, Arumi dibawa ke rumah sakit mana?"
" Kalau tidak salah dengar di rumah sakit umum sejahtera, Tuan."
" Ayo, kita pergi kesana,Pi!" ajak Aleta yang tidak sabar lagi pergi ke rumah sakit.
Tanpa menunggu lama, mereka meninggalkan rumah lalu ke rumah sakit untuk memastikan keadaan Arumi.
Sementara Angga sendiri yang sudah tiba di rumah bersama keluarganya justru mendapatkan telepon kalau Arumi dan Aqilah mengalami kecelakaan di jalan, saat supirnya mengantarkan mereka pulang.Mendengar kabar itu, pria itu sampai menjatuhkan handphone,saking terkejutnya.
" Apa yang terjadi,Ga?" tanya Gilang dengan menyentuh pundak Angga.
" Aku harus pergi! Arumi baru saja mengalami kecelakaan,"sahut Angga yang begitu mencemaskan Arumi dan Aqilah.
" Aku ikut," ucap Gilang.
Dewi heran melihat kedua putranya begitu mempedulikan wanita itu."Untuk apa,Lang? Lagi pula kamu itu tidak mengenal wanita itu.Mending kamu di rumah saja!"
"Mami salah, justru aku sangat mengenal wanita itu," sahut Gilang yang keceplosan.
" Maksud kamu apa?Kamu ini tinggal di luar negeri.Bagaiman bisa mengenal wanita itu?"tanya Dewi penuh selidik.
Saat itu, Gilang menjalin hubungan dengan Arumi tanpa sepengetahuan orang tuanya hingga Dewi tidak mengetahui hal itu, begitu juga dengan Angga.Namun,Angga tidak ingin menanyakan hal pada Gilang, di saat dia lagi memikirkan keadaan Arumi.
Melihat kepergian Angga, Gilang menyusul saudaranya tanpa merespon perkataan sang Mami yang lagi menunggu jawaban darinya.
Dewi menggelengkan kepala melihat tingkah Gilang yang nyolong pergi begitu saja."Aku pikir dia akan merubah setelah tinggal di luar negeri.Tapi nyatanya tidak!"
"Sudah, jangan terlalu dipikirkan! Ayo, kita ke kamar!" ajak Baskoro, suami Dewi.Hingga mereka masuk ke kamar.
++++++
Karena kecelakaan yang di alami Arumi sudah di siarkan di TV, kabar itu segera sampai pada Gerry.Hingga pria itu memutuskan untuk pergi ke rumah sakit melihat keadaan Arumi karena bagaimana pun wanita itu masih istrinya.
+++++
Tak lama, Aleta bersama suaminya sudah tiba di rumah sakit lalu mereka menanyakan keberadaan putrinya pada suster.
" Apa disini ada pasien bernama Arumi yang baru saja mengalami kecelakaan?" tanya Aleta.
"Betul,di sini ada pasien bernama Arumi bersamaan gadis kecil.Sekarang keadaan mereka sedang kritis dan sedang ditangani oleh dokter di ruang UGD!" kata suster.
Selepas dari perkataan suster, Aleta bersama suaminya ke ruang UGD hendak ingin masuk.Namun, suster tidak memperbolehkan mereka masuk hingga mereka duduk di kursi tunggu, dengan wajah penuh kecemasan.
" Semoga Arumi sama anak kecil itu selamat ya,Pi?" ucap Dewi penuh harapan.
Kemudian Angga dan Gilang sudah tiba di depan UGD hingga orang tua Arumi beranjak saat melihat kehadiran dua pemuda itu di hadapan mereka.
" Pak Irawan?Kok bisa ada di sini?"tanya Angga yang belum mengetahui kalau Irawan adalah ayah Arumi.
Tetapi, Irawan enggan merespon perkataan Angga hingga Aleta sendiri yang angkat bicara perihal pertanyaan pria itu.
"Kami ini orang tua Arumi," ucap Aleta membuat dua pria itu tercengang.
' Hah...orang tua Arumi?Kenapa Arumi tidak pernah cerita ?Bahkan Pak Irawan dan Arumi pernah bertemu di perusahaan tapi mereka tidak saling menyapa .Apa yang sebenarnya telah terjadi antara mereka?' batin Angga yang penasaran dengan masa lalu Arumi.
Setelah itu,Gerry muncul di hadapan mereka hingga tatapan mata mereka tertuju pada Gerry karena penampilan pria itu seperti berandalan.Namun, di antara empat orang itu, Gerry hanya mengenali Angga.
"Tunggu! Kamu itu, kan pria yang sudah berani menggendong istriku?" ucap Gerry dengan mengarahkan jari telunjuknya ke arah Angga.
"Istri? Siapa yang kamu maksud, istri?" tanya Irawan dengan tatapan tajam ke arah Gerry.
"Arumi, itu istriku.Kalian ini siapa?" tanya Gerry.
Irawan sontak terkejut mendengar perkataan pria itu."Astaga,Mi! Ternyata putri kita menikah dengan berandalan."
Gilang yang dari tadi hanya diam dan menyimak apa yang mereka katakan, akhirnya pria itu bisa mengetahui siapa suami Arumi.
" Sudah ya,Pi.Kita bahas ini lain kali saja.Lagi pula ini rumah sakit dan dokter lagi berusaha menyelamatkan putri kita.Seharusnya kita berdoa," ucap Aleta yang lagi sedih memikirkan keadaan Arumi di dalam sana.
Ting!
Kemudian Dokter keluar dari ruang UGD untuk menemui keluarga pasien.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Aleta.
"Kini pasien kehilangan banyak darah begitu juga dengan anak kecil yang bersamanya.Siapa di antara kalian memilih darah AB+ dan B+?"
"Aku darah AB+ ,Dok.Aku ini ayah dari pasien,"ucap Irawan yang siap mendonorkan darahnya untuk Arumi.
"Aku darah O ,Dok.Aku tidak bisa mendonorkan darah untuk mereka.Tapi di sini ada suami Arumi. Kenapa bukan kamu yang mendonorkan darah kamu untuk Aqilah?"tanya Angga yang menganggap Gerry adalah ayah Aqilah.
"Bagaimana bisa aku mendonorkan darahku untuk Aqilah? Sementara aku sendiri bukan ayah kandungnya," terang Gerry dengan santainya.
'Apa? Pria itu bukan ayah Aqilah? Lalu siapa Ayah Aqilah sebenarnya?" batin Angga.
Hingga Aleta mengetahui kalau anak kecil itu adalah cucunya.Hanya saja, darah wanita paruh baya itu tidak cocok karena dia memilih dari O.
"Tolong segera cari pendonor yang cocok untuk Aqilah,Dok.Aku siap membayar berapapun biayanya." Aleta tidak takut untuk mengeluarkan uang yang banyak untuk menyelamatkan cucunya walaupun dia pernah meminta Arumi menggugurkan anak itu.
"Bukan masalah biaya,Bu.Tapi darah B+ merupakan darah yang langkah dan sulit untuk di temukan.Jika dalam satu jam tidak ada pendonor, kemungkinan nyawa anak kecil itu tidak bisa tertolong."
Karena Gilang sudah mengetahui anak kecil itu bukan anak Gerry, pria itu semakin yakin kalau Aqilah adalah putrinya.
" Aku siap mendonorkan darahku untuk Aqilah!" ucap Gilang membuat mereka semua terkejut karena Gilang memiliki darah yang sama dengan Aqilah.
Tetep berusaha saling percaya dan menyemangati Arumi bersama Angga ...hati" jng mudah luluh dan waspa ma gilang laki" pecundang tempat ttp sampah
kayak gaji umr staff biasa..