gea Adisty perempuan berumur 20 tahun harus bisa menerima kenyataan kalau calon tunangan nya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
"La la la la la la la." Suara nyanyian Gea yang baru selesai mandi.
"Oh iyah gue kan sudah ada janji sama Rini mau nemani dia ke perpustakaan, ah masih jam segini, masih sempat kok." Gea mengambil ponselnya dan menelepon Rini.
"Halo Ge." Jawab Rini setelah mengangkat telepon dari Gea.
"Rin, tadi lo mau ke perpustakaan kan, jadi gak nih, sebelum malam."
"Hmmmm aku kira kamu lupa."
"Hampir sih."
"Ya sudah ayok."
"Ok gue gerak sekarang yah."
"Ketemu nya di pasar yah Ge, aku belum pulang dari pasar soal nya."
"Oh ok." Gea mematikan hape nya dan langsung mengambil kunci mobil nya yang ada di atas meja rias nya dan segera turun ke bawah.
"Bik, nanti kalau papa nyariin, bilang Gea lagi ke perpustakaan yah bik."
"Baik non, tapi gak pulang malam kan non?"
"Gak kok bik."
"Baik lah non."
"Ya sudah yah bik." Gea pergi menuju garasi dan mengemudi kan mobil nya. Sesampainya di pasar Gea melihat Rini sudah menunggu di depan jalan.
"Rin, ayo."
"Ok ok." Rini masuk ke dalam mobil Gea, mereka langsung berangkat menuju perpustakaan.
"Eh Rin, lo tau gak, tadi waktu gue makan siang sama papa gue, papa gue ketemu sama Bara."
"Apa? trus gimana reaksi papa kamu?"
"Papa biasa aja, malah papa muji muji Bara."
"Lah kok bisa, bukan nya kamu bilang waktu itu, papa kamu marah banget sama kamu dan Bara yah."
"Itu dia yang gue bingungin, kok bisa papa gue luluh sama Bara."
"Ah aku tau."
"Tau apa?"
"Itu tanda nya kamu dan Bara itu jodoh."
"Mulai"
"Kan emang benar, papa kamu saja sudah suka sama Bara, berarti papa kamu sudah memberi lampu hijau ke hubungan kalian."
"Lampu hijau, lampu merah kali."
"Kamu ini, lagian kan kalian berdua sudah jadian, jadi apa lagi."
"Jadian karena paksaan kan."
"Hemmmm aku tau, jadi kamu kamu Bara serius nembak kamu gitu."
"Itu kan impian semua cewek Rin, di tembak di tempat yang romantis, kayak drakor drakor gitu."
"Ok ok, nanti aku bilang ke Bara."
"Eh jangan."
"Loh kok jagan."
"Ya gue malu lah, ntar di kira gue cewek apaan."
"Yah gak lah Ge."
"Pokok nya gak usah."
"Terserah kamu deh." Tidak terasa akhirnya mereka sampai juga di perpustakaan, setelah parkir mereka pun masuk dan mulai memilih buku buku yang akan mereka beli.
"Sebenarnya lo lagi nyari buku apaan sih Rin?" Tanya Gea yang dari tadi mengikuti ke mana pun Rini pergi.
"Buku tentang klasik."
"Buat apaan, perasaan kita gak ada tugas deh."
"Buat bapak ku, jadi bapak ku itu mau coba bisnis baru, makanya aku nyari buku tentang klasik gitu."
"Oh gitu, semoga usaha bapak lo sukses yah Rin."
"Thanks yah Ge."
"Iyah sama sama."
"Nah ketemu juga." Rini mengambil buku yang di cari nya.
"Cuma itu aja."
"Aku sudah ambil 3 jadi nanti bapak ku yang akan milih yang mana yang bagus."
"Gue mau buku ini juga."
"Buku tentang keluarga bahagia."
"Iyah, papa gue itu juga senang baca, siapa tau papa suka sama buku nya."
"Iyah juga sih, papa kamu pasti suka lah, kan kamu yang beliin."
"Ya sudah ayok." Gea dan Rini pun pergi ke kasir untuk membayar buku yang di beli mereka, setelah selesai membayar mereka kembali ke parkiran dan segera pulang.
"Mau gue antar kemana Rin."
"Pasar aja deh."
"Emang jam segini nyokap lo belum pulang juga yah."
"Kayak nya belum deh, gampang lah itu, nanti kalau sudah pulang, aku bisa naik ojek pulang nya."
"Ya sudah gini saja, nanti lo lihat dulu nyokap lo masih ada atau gak, kalau masih ada gue antar pulang."
"Gak usah lah Ge, ngerepotin kamu jadi nya."
"Ya gak ngerepotin lah, lagian kan searah juga."
"Ya sudah kalau begitu, makasih yah Ge, aku senang banget punya teman kayak kamu, soal nya waktu SMA aku sering di buli karena aku orang yang gak punya, makanya aku gak punya teman, tapi sekarang aku malah punya teman kayak kamu, baik kaya lagi, kamu juga gak malu temanan sama aku yang miskin ini."
"Apaan sih Rin, kok jadi mellow gitu, dari dulu kalau gue gak milih milih teman, asal kan orang nya itu baik dan sopan, gue gak pernah mandang soal materi nya, asal kan orang nya tulus berteman dengan gue."
"Pokok nya aku beruntung lah bertemu sama kamu."
"Sudah ah, kok malah sedih, sudah sampai pasar noh."
"Kan gak terasa sudah sampai aja, kamu tunggu di sini yah, aku lihat ibu dulu."
"Gue mau ikut ke dalam boleh gak."
"Yakin kamu mau ikut."
"Iyah yakin emang nya kenapa?"
"Di dalam kotor loh, becek lagi."
"Udah gak papa ayok." Mereka keluar dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam pasar menemui ibu Rini yang sehari hari nya berjualan di pasar.
"Assalamualaikum buk." Sapa Rini dan segera menyalim ibu nya.
"Waalaikumsalam, Rin, sudah balik."
"Iyah buk, ibu sudah selesai belum?"
"Sudah nih, loh ini siapa?"
"Kenal kan ini Gea buk, teman kampus Rini."
"Wah kamu cantik sekali."
"Gea buk, makasih loh pujian nya."
"Ibu gak muji, kamu memang cantik."
"Sudah selesai beres beres nya buk."
"Sudah Rin, ya sudah ayo, kamu sudah pesan ojek belum."
"Kita di antar Gea buk."
"Gak usah nak, ibu gak mau ngerepotin kamu."
"Gak kok Bu, gak ngerepotin juga, lagian kan rumah kita searah, jadi sekalian saya mau pulang juga."
"Benar nih gak papa?"
"Iyah buk, gak papa."
"Ya sudah ayok." Meraka keluar dari pasar dan menuju mobil Gea yang terparkir sembarangan, tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di rumah Gea.
"Gea gak mampir dulu." Ucap ibu Rini dengan senyuman di bibirnya.
"Lain kali aja yah buk, soal nya sudah mau malam, tadi Gea janji Gea gak pulang malam malam."
"Oh iyah iyah, hati hati nak Gea."
"Iyah ibu, makasih yah."
"Ge hati hati yah."
"Ok Rin, gue balik dulu yah."
"Ok." Gea melajukan mobil nya meninggal kan rumah Rini.
"Teman kamu itu orang kaya Rin?" Tanya ibu Rini sambil membereskan barang sisa dagangan nya.
"Iyah Bu, Gea itu anak pak Darmawan, pemilik perusahaan yang ada di seberang sana."
"Wah hebat yah, Gea juga gak malu berteman sama kamu."
"Iyah Bu, Gea orang nya baik, papa nya juga baik."
"Ibu pernah dengar dari tetangga, emang kata mereka pemilik perusahaan itu orang nya sangat baik, bahkan beliau sering bagi bagi rezeki dengan orang orang yang kurang mampu."
"Alhamdulillah Bu, Rini bisa punya teman kayak Gea."
"Iyah, kamu harus baik baik sama Gea, jangan buat Gea kecewa, kalau butuh apa apa kamu harus siap membantu Gea."
"Itu sudah pasti lah Bu, ya sudah Rini ke kamar dulu, mau mandi."