Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua Belas
Sesampainya di Apartemen, Bintang menyimpan barang yang ia beli tadi. Sambil memakan es krim strawberry, sementara Marley, pria itu sedang memotong buah.
“Bibin, kalau sudah selesai pergilah ke kamar.” Ucap Marley, Bintang mengangguk mengerti.
Marley tersenyum tipis, ia berlalu pergi sembari membawa minuman soda dan potongan buah tadi. Bintang menghabiskan cepat es krim nya, ia juga sudah mengantuk.
Didalam kamar, Marley membuka laptop nya. Banyak sekali email yang dikirimkan oleh Alga, ia langsung memijat pelipisnya.
“Alga suka kali membuat pekerjaan ku menumpuk begini.” Ucap Marley, ia mengeluh kali ini.
Marley menghela napas panjang, lalu mulai berkutat dengan dokumen nya serta jari jemari yang sibuk diatas keyboard.
Bintang mengintip sebentar sebelum masuk, ia melihat Marley yang sibuk dengan laptop nya dan tumpukkan kertas. Bintang menghela napas lega, ia takut sekali jika Marley meminta Hak nya.
Perlahan Bintang masuk, ia menghampiri Marley. Memerhatikan apa yang dilakukan pria itu, hingga mata Marley tertutupi oleh rambut panjang Bintang.
“Jika begini, gimana aku mau bekerja, Bibin sayang?” Tanya nya, seketika Bintang langsung menjauh kan dirinya dari Marley.
Bintang tertawa kecil, ia duduk disebelah Marley dengan tangan yang ikut memegang apa yang Marley pegang.
“Benda itu bisa mengetik?” Tanya nya sambil menunjukkan kearah laptop.
Marley mengangguk mantap, “kau tidak tahu laptop? Apa disekolah tidak pernah diajarkan?” Tanya Marley, dengan cepat Bintang menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak sekolah, hanya lulus SMP saja. Karna kampung ku sangat pelosok, hal seperti ini tidak pernah kulihat.” Jelas Bintang, tanpa malu sedikit pun.
Marley merasa kasihan, karna jaman sekarang ini jarang sekali ada anak yang tidak bersekolah sampai SMA. Untuk bertahan hidup akan sulit, itu sebabnya Bintang sangatlah polos.
Bintang terus menceritakan kehidupan kelam nya, Marley mendengarkan nya dengan baik.
Tiba-tiba ide brilian muncul dibenak nya, ide yang sangat bagus untuk kehidupan Bintang nanti.
“kau akan les private nanti, belajar seperti anak SMA pada umumnya. Tapi, di Apartemen saja.” Ucap Marley, tentunya Bintang sangat senang.
“Benarkah?”
“Iya, aku akan menyuruh Alga untuk mencari guru les terbaik. Bibin ku akan belajar, ingat. Jangan bermain mulu, belajar itu penting.”
Bintang bersorak kesenangan, belajar adalah hal yang ia suka. Tapi, ibu tirinya selalu melarang nya. Dan malah menyuruh ayah Bintang untuk menghentikan sekolah nya. Kata nya, untuk menghemat pengeluaran.
Saat itu Bintang tak berdaya, karna ayah nya juga tidak pernah membela nya sedikit pun. Bintang selalu melihat teman-teman nya yang berangkat sekolah, sementara dirinya harus menanam padi di sawah.
Hingga kini Bintang dipertemukan dengan Marley, pria tampan yang memberikan segala nya kepada nya. Bintang sangat senang, ia mengucapkan kata terimakasih yang banyak kepada Marley.
“Sekarang tidurlah, sebenarnya malam ini aku ingin minta jatah itu.”
Bintang seketika terdiam, ia takut sekali. Tapi, setidaknya ia harus membalas kebaikan pria itu pada nya.
“Tapi aku sedang sibuk, mungkin besok. Jadi persiapkan dirimu.” Lanjut nya,Bintang menghela napas lega. Setidaknya ia aman malam ini, sekalipun malam besok harus gemetar ketakutan lagi.
Bintang merangkak naik keatas kasur, ia berbaring menatap kearah Marley yang sedang meminum minuman kaleng.
Bintang memerhatikan setiap gerak-gerik suaminya, sambil tersenyum tipis.
Hingga mata Bintang mulai mengantuk, ia tertidur begitu saja. Karna seharian ini ia begitu lelah, banyak hal yang terjadi.
Marley melirik sebentar kearah Bintang, ia tersenyum kala Bintang sudah tertidur pulas.
“Cepat sekali, sepertinya baru saja berbaring.” Ucap Marley, ia tertawa.
Marley berusaha fokus dengan pekerjaan nya, ia harus lembur untuk besok. Ada rapat penting yang untung nya akan dilakukan di siang hari, jadi ia besok bisa tidur sedikit lama.
~
Sementara itu, David sedang berada di Apartemen Vanya. Pergulatan panas baru saja terjadi, dengan dua ronde.
David menyalakan rokok nya, ia menghisap batang rokok itu lalu membuang asap nya sembari memikirkan wanita cantik itu.
“Bintang?”
Vanya langsung bangkit kala mendengar David menyebutkan nama wanita lain, ia menatap tak suka.
“Siapa Bintang?” Tanya Vanya tak suka, ia ikut mengambil sebatang rokok itu. Lalu ikut melakukan hal yang sama seperti David lakukan, itu tidak heran.. Karna Vanya memang sering melakukan nya.
“Bintang adalah wanita yang dibeli oleh Marley, ternyata dia sangat cantik.” Jelas David, ia suka sekali dengan segala hal yang ada dalam tubuh Bintang.
“Kau yakin?”
“Yakin sekali, cara Marley melindungi nya sangat berbeda. Aku jadi penasaran, hal apa yang dilakukan Bintang sampai Marley bisa berekspresi seperti tadi.” Kata David membuat Vanya marah, ia membuang puntung rokok itu asal.
“Aku harus beri pelajaran kepada wanita itu, sudah berani merebut Marley dari ku.” Ucap Vanya, ia mengepalkan tangannya erat.
“Aku juga ingin memiliki Bintang, ingin merasakan kenikmatan tubuh nya.” timpal David, Vanya berdecak sebal.
Wanita itu bangkit dengan menutupi tubuh nya dengan selimut, ia pergi menuju dapur untuk mengambil minuman soda. David hanya diam memerhatikan Vanya, ia yakin sekali jika Vanya sedang dilanda api kecemburuan.
David bangkit, ia memakai pakaian nya kembali. Lalu menghampiri Vanya yang sibuk dengan kaleng soda, ia membuang kaleng soda itu asal.
“Marley itu pria yang tidak bisa menolak kenikmatan, jadi untuk mendapatkan nya kembali itu mudah..”
“Dengan cara apa? Katakan pada ku!”
“Serang dia melalui kelemahan nya, jika kenikmatan tidak ampuh.. Maka serang hal favorit nya.” Saran dari David diterima dengan baik oleh Vanya.
Vanya sudah buta menyukai Marley, siapa yang tak ingin menjadi milik pria itu.
Seorang penerus Bercio, orang yang sangat terhormat dengan segala kejayaannya.
Tentunya Vanya iri dengan teman nya Ruby, yang bisa mendapatkan Damian Salvatore. Seharusnya ia juga bisa mendapatkan Marley dengan mudah, sekalipun hanya istri yang tidak dicintai oleh nya.
David tersenyum puas karna Vanya mendengarkan perkataan nya, ia berlalu pergi dari Apartemen itu. Kenikmatan sudah ia dapatkan, apa lagi yang ditunggu.
“Lakukan saja, aku akan menunggu Bintang dicampakan oleh Marley.” Ucap David, ia tersenyum puas.
~
Jangan lupa vote yaaa😚