NovelToon NovelToon
Awan Hitam Di Hidupku

Awan Hitam Di Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Trauma masa lalu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rickaarsakha

Kesalah pahaman dua sahabat lama membuat putri salah satu di antara mereka harus menanggung derita. Ratia, putri dari keluarga Atmojo yang trus di kejar dan harus di habisi oleh keluarga Baskoro.
Ratia kecil terpaksa di sembunyikan di sebuah negara, di mana hanya kakeknya saja yang tau. Bertahun-tahun di cari, keberadaan Ratia tercium. Namun dengan cepat kakeknya menikahkan Ratia pada keluarga yang kaya dan berkuasa. Ternyata hal itu membuat Ratia semakin menderita, Aksara memiliki banyak wanita di hidupnya. Perlakuan tidak menyenangkan trus Ratia dapatkan dari suaminya itu. Dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Ratia dia berhasil meluluhkan hati sang suami, namun Ratia terlanjur membenci suaminya Aksara. Rasa benci Ratia pada sang suami dan keluarganya membuat dia ingin mengakhiri hidup. Namun dengan segala cara Aksara mencegah hal itu, dan membuat Ratia luluh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rickaarsakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Bekerja

Hujan yang mengguyur bumi pagi hari ini, cukup deras. Membuat sinar mentari tidak mampu menghangatkan penduduk bumi. Seorang yang berada di bawah selimut menggeliat pelan, mengerjapkan mata.

Nanum di sudut lain kamar, seorang pria tengah sibuk berkutat dengan sebuah laptop di pangkuannya. Geliat seorang gadis di bawah selimut, membuatnya menoleh.

"Tidurlah lagi, hari ini hujan deras."

"Tapi aku harus kerja Mas." Ratia bangun dan mulai melangkah untuk bersiap memulai hari ini.

"Diam di rumah hari ini, atau ku tutup semua rumah sakit?" Sebuah ancaman di pagi hari, menghilangkan semangat yang sudah terkumpul.

Kurang ajar, semaunya saja.Ratia

Meski gadis itu memasang muka terseramnya, namun hal itu membuat Aksara hanya tersenyum.

Kau menggemaskan sekali, apa kita lakukan lagi hari ini?Aksara

Sebuah rencana untuk hari ini, timbul di pikiran sang pria. Berusaha mengikat sang istri dengan kehadiran seorang anak, adalah jalan satu-satunya.

Menyadari sesuatu di bawah mulai mengeras, Aksara berdiri dan ikut berbaring lagi.

"Ayo sini, kenapa buru-buru sekali bangun?" menepuk dadanya, berharap sang istri menuruti apa yang dia mau.

"Aku mau tidur di sebelah sini saja."

Sakit sekali mata ku melihat semua tato di tubuh mu tuan Aksara. Ratia

Ratia pun bergegas pindah posisi kesebrang, nampaknya dia menyadari apa yang akan terjadi hari ini. Seringai tipis itu, sangat menakutkan.

"Bukan apa-apa Mas, rambut Mas itu menggangu?" mencoba mencari alasan agar bisa kabur, kalau bisa harus keluar dari kamar ini.

"Tapi aku tidak terganggu dengan rambu mu, bukankah rambut mu lebih panjang dari rambut ku?'' benar juga, sebuah alasan yang sangat tidak tepat. Bahkan tidak masuk akal. Karena tatapan Aksara sudah tidak bersahabat, dengan terpaksa Ratia merebahkan diri disamping sang suami.

"Mas aku lapar," tetap mencari alasan lain, untuk melepaskan dirinya.

"Aku juga lapar, ayo kita makan bersama." mendengar hal itu, Ratia seperti mendapat angin segar. Tapi beberapa saat, dia menyadari ada maksud lain di sana.

"Ratia," Suara Aksara menjadi begitu berat, matanya menjadi merah. Ingin rasanya Ratia berlari keluar, namun entah mengapa tubuhnya seolah membeku.

Kenapa tubuh ku, berat. Tuhan tolong aku.Ratia

"Mas, yang kemarin masih sakit." ucapnya dengan lirih, berharap sang suami merasa iba dan membatalkan niatnya.

"Itu karena kau terpaksa, ikuti saja suami mu sayang." otak Ratia sudah tak mampu lagi berpikir.

Saat Aksara mulai tidak bisa di kondisikan, ketukan di pintu tiba-tiba terdengar. Ratia dengan cepat kembali duduk dan merapikan pakaiannya. Sepertinya ini pertolongan dari tuhan pikirnya.

Ini berbeda dengan sang suami yang nampak sangat kesal.

"Kita akan lanjukan nanti." bisiknya pada Ratia, dan langsung berdiri membuka pintu.

"Ada apa Her?" Aksara bertanya dengan mata yang masih memerah dan suara yang berat. Membuat Herry sangat yakin apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan.

"Saya membawakan sarapan anda Tuan, ini sudah sangat siang meski suasa memang cukup gelap."

"Sini biar aku yang bawa." kata-katanya seolah mengusir Herry, namun nampaknya ada hal lain yang ingin laki-laki itu sampaikan pada tuannya itu. "Ada apa, apa ada hal lain?" Herry pun mengangguk ragu, tidak enak juga pikirnya menggangu mereka. Namun pekerjaan tetaplah harus segera selesai.

''Habiskan sarapan mu, aku akan segera kembali." kata-kata yang sangat ringan untuk di ucapkan, tapi cukup membuat sang istri bertambah takut. Lalu Aksara pun menutup pintu, dan turun ke bawah.

Tunggu apa anda hanya akan menggenakan celana tidur tanpa menggunakan baju Tuan. Luar biasa manusia kalau sudah mencicipi hal itu.Herry

Sesampainya di ruang kerja di lantai bawah, tiga orang laki-laki sudah menunggu. Mereka pun nampak sangat terkejut melihat penampilan Tuan Aksara hari ini. Bagaimana tidak, pria ini biasanya selalu mengenakan pakaian Formal di mana pun berada. Entah bagaimana dia dengan santai berpenampilan seperti itu hari ini.

Herry menyadari ke mana pikiran mereka, "Tuan Aksara sudah menikah, memang belum mengadakan resepsi baru pemberkatan saja." dan akhirnya mereka bertiga menganguk paham, mengapa Tuan Aksara sesiang ini belum keluar kamar. Bahkan tidak mampu untuk berangkat ke kantor di pagi hari, mereka pun tersenyum.

Cukup lama mereka berbincang mengenai beberapa pekerjaan. Nampak Aksara tidak terlalu fokus dan terus gelisah. Menyadari hal itu Herry pun tertawa keras dalam hati.

Selama ini di sia-siakan, di angguri. Sudah tau rasanya malah seperti orang gila anda Tuan. Hahahah. Herry

Pada waktu tengah hari, pembicaraan mereka pun berakhir. Tuan Aksara tidak berbasa-basi lagi ketika mereka bertiga pamit untuk pulang.

"Saya akan mengantar mereka ke depan Tuan, anda segeralah kembali kekamar." usul Herry, dia memang sangat mengeri Tuannya itu.

Setelah sampai di kamar, dia tidak menemukan istrinya. Rasa cemas kembali merasai hatinya. Kabur atau berusaha bunuh diri lagi, itulah yang ada di pikiran Aksara saat ini. Dia pun kembali ke bawah dan bertanya kepada pelayan dengan panik.

"Mana istri ku?" pelayan itu pun keheraan, seolah tidak percaya tingkah Tuannya itu.

"Ada di dapur Tuan, Nona sedang ingin memasak."

"Apa memasak, apa dia baik-baik saja?" setelah bertanya dia langsung berlari ke dapur, tidak ingin menunggu jawaban terlebih dahulu. Dia pun mulai tersenyum, ketika mendapati sang istri sedang berada di depan kompor dan memegang sebuah spatula.

"Ratia, apa kau benar-benar bisa memasak?" Ratia tentu saja terkejut, bagaimana mungkin sang suami berada di dapur, bukankah tadi dia tengah berada di ruang kerja.

"Loh, bukannya Mas ada pekerjaan?"

"Sudah selesai mereka sudah pulang. Kenapa kau repot-repot memasak, ayo kembali ke kamar!" sedikit berteriak membuat beberapa pelayan menjadi takut.

"Nanti dulu Mas, sedikit lagi selesai. Apa Mas tidak mau mencoba masakan ku?" sebenarnya Ratia hanya mengulur sedikit waktu untuk kembali ke kamar.

"Kau yakin bisa memasak?" tanpa dia sadari tangannya merangkul pinggang sang istri, membuat mereka yang ada di dapur saling pandang.

"Tentu saja Mas, sejak kepergian Erina aku hanya bersama Pak Muh. Tidak mungkin dia semua yang mengerjakan, aku pun harus belajar melakukan semuanya sendiri." Entah mengapa, Aksara menjadi tertarik tentang kehidupan sang istri sebelum menikah.

"Oh ya, siapa Erina itu kenapa dia pergi?"

"Entah apa yang terjadi, sampai kini aku belum di beri tahu. Aku sangat merindukannya Mas." terdengar begitu getir apa yang di ucapkan sang istri, membuat Aksara memeluk sang istri berharap menenagkannya.

"Ih lepas Mas, aku sedang masak!"Meski di usir berkali-kali, Aksara tetap berada di dapur sampai masakan itu siap.

"Enak?" tanya Ratia ketika sang suami sudah mulai mencicipi masakannya. Tidak ada pujian yang di berikan Aksara, namun dia tampak sangat menikmati yang ada di piringnya siang ini.

"Cepat habiskan makanan Mu, aku mau tidur lagi."

Tidurlah sana, lebih baik aku di dapur seharian. Kenapa juga dia hanya di rumah hari ini cih. Ratia

"Mas duluan saja, aku akan menyusul.'' Aksara belum bergerak, dengan santai dia menghisap sebatang rokok.

Setelah melihat Ratia sudah mencuci tangan, dengan cepat dia menarik sang istri untuk naik ke atas. Namun saat hendak menaiki tangga, Herry sudah berdiri di sana. Ratia pun menatap Herry seolah meminta pertolongan. Tetapi dia hanya menaikkan ke dua bahunya dan sedikit memiringkan bibir seolah berkata, itu urusan mu Nona.

Habislah aku.Ratia

1
Neneng Dwi Nurhayati
buat latia pergi kak
Ricka Arsakha: uda pergi dia kak, uda ketabrak kereta malah. sekali lg trimksih sudah membaca karya pertama ku, semoga kk sehat sllu ya
total 1 replies
Neneng Dwi Nurhayati
lanjut Kak
double up
Neneng Dwi Nurhayati: /Smile/
Ricka Arsakha: oke kk
trimaksih bnyak sdh membaca tulisan ku
total 2 replies
Yami CB
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
Ricka Arsakha: baik kk, trimaksih banyak sudah membaca
total 1 replies
Legato Bluesummers
Setiap adegan makin bikin penasaran, jangan berhenti thor!
Ricka Arsakha: alhmdllh terimksih bnyak kk sudah membaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!