Maisya Fahira, gadis bar-bar dengan segala keunikan yang di miliki nya,rela hidup sebatang kara di ibu kota hingga sukses menyelesaikan kuliah nya berkat bantuan dari sang kakak serta kedua sahabat baik nya, hingga di terima bekerja di sebuah perusahaan besar milik suami dari sahabat terdekat nya,siapa sangka dalam turun naik nya kehidupan yang dia jalani,Maisya justru bertemu dengan seorang pria yang berhasil mencuri seluruh hati nya.
Akan kah perasaan Maisya berbalas sempurna atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maisya Cukup Sempurna
Saat ini Maisya sedang menyusun barang-barang nya ke dalam lemari ,Sari dengan sigap membantu kakak sekaligus bos nya itu.kedua wanita ini saling membantu merapikan kamar yang akan di tempati oleh Maisya.
Di lantai dua ini hanya ada tiga kamar yang tersedia,satu untuk Sari,satu untuk Maisya dan satu nya lagi masih kosong melompong.
Maisya tersenyum menatap ruangan yang tidak terlalu luas ini, meskipun kalah besar dengan kamar yang pernah dia tempati di apartemen Digo, tetapi Maisya merasa lebih nyaman jika berada di tempat ini.
Ah... Tidak sengaja mengingat nama Digo,Maisya bingung sendiri bagaimana berpamitan kepada pria itu.
" Terimakasih ya Sar,kamu boleh istirahat dulu, nanti malam kita coba live ya ." kata Maisya tulus.
Kemarin Bima memberi ide kepada Maisya untuk menawarkan dagangan nya bukan hanya secara offline saja tetapi secara online juga, dengan begitu bisnis Maisya akan lebih cepat berkembang mengikuti perubahan zaman yang saat ini lebih mengutamakan kecanggihan teknologi.seperti yang sering Bima lihat selama ini.
" Tapi Mbak,Aku nggak PD kalau harus Live." sahut Sari gelisah,wajah dan postur tubuh nya terbilang biasa saja,Sari takut kemunculan nya itu tidak akan mengundang daya tarik pada pembeli.
" Nanti biar Aku coba dulu,kita sama-sama belajar aja dulu,kalau masih belum laku ya anggap saja belum rezeki kita." kekeh Maisya yang sama gelisah nya dengan Sari,tapi dia bukan lah wanita yang mudah menyerah.
Terkenal bar-bar dengan segala keunikan nya,Maisya tentu tidak akan ciut jika berhadapan dengan kamera ponsel.usaha nya harus maju seperti hidup nya yang juga akan maju ke depan tak lagi berani menoleh ke belakang.
Di lantai satu ruko ini,segala macam model pakaian sudah memenuhi setiap rak bahkan sampai melimpah tak tertampung kan lagi.jika bukan sekarang memulai bisnis nya,lalu kapan lagi.
Patah hati tak boleh membuat dia bersedih berlarut larut,ia terus berjanji kepada diri nya sendiri untuk tidak menangis lagi, meski sering kali ingkar tapi Maisya tetap berusaha keras.air mata nya terlalu berharga untuk menangisi manusia biadab seperti Digo yang tidak pernah menganggap berharga kehadiran nya dan justru terang-terangan berselingkuh dari nya.
Maisya menarik nafas dalam-dalam.Kamar nya sekarang sudah rapi,sama seperti Sari, tubuh nya pun butuh istirahat sejenak.
Tepat pada pukul 14.00 Wib,Digo yang tidak sengaja melintas didepan apartemen nya lalu tanpa sadar membelok kan mobil masuk ke kawasan apartemen yang dia tempati bersama Maisya.mobil Digo berhenti dan sang pemilik nya bergegas turun berjalan dengan penuh wibawa.
Entah kenapa perasaan nya tiba-tiba saja menuntun dia untuk segera pulang, padahal selama ini lebih suka lembur dan jarang pulang lebih awal.
Digo lirik sejenak layar ponsel,kali aja ada pesan dari orang suruhan nya yang akan mengabarkan tentang Laura,namun layar ponsel nya masih sepi tak ada pemberitahuan apapun.Digo bahkan sampai rela membayar dua kali lipat gaji untuk orang suruhan nya yang tengah bekerja keras mencari Laura.di tengah usahanya menyakinkan Maisya untuk tetap bertahan di samping nya,pria ini juga gigih mencari mantan tunangan nya.sangat rakus tapi Digo malah menikmati hidup nya itu.
Begitu sampai di depan apartemen,Digo menekan sandi yang hanya di ketahui oleh dia serta Maisya.
Digo masuk memperhatikan apartemen yang tampak sepi, apa wanita itu pergi keluar? Seingat nya tadi pagi Maisya tidak mengatakan apapun kepada nya, karena memang sudah menjadi kebiasaan Maisya yang selalu berpamitan kepada Digo jika hendak keluar dari apartemen, entah itu sekedar berbelanja ke supermarket yang ada di bawah atau ketemuan dengan Dila.
Digo masuk ke kamar utama, tidak ada Maisya di sana karena memang beberapa hari ini Maisya terkesan menjauhi diri nya,Digo beralih ke kamar yang di tempati oleh Maisya.dada Digo berdegup kencang melihat pintu lemari yang terbuka tanpa ada pakaian Maisya di dalam nya.
" Pergi kemana dia? Apa dia masih ingin bercerai dari ku?" gumam Digo menggeleng kecil,Digo tidak ingin kepergian Maisya menjadi bencana besar untuk hidup nya ke depan.susah payah dia menyakinkan hati untuk memperlakukan Maisya dengan baik, justru wanita itu malah pergi begitu saja.
Tak ada lagi barang Maisya di kamar ini,bahkan stok sabun di kamar mandi pun ikut di bawa pergi oleh Maisya sangking tidak mau lagi bertemu dengan Digo.
Pikiran Digo berkecamuk hebat,apa mungkin Maisya telah pulang ke kampung halaman? Digo menggeleng tidak yakin.
Digo lalu meraih ponsel menghubungi nomer telpon adik Maisya.setelah sambungan telepon tersambung,Digo dengan begitu manis dan ramah berbicara kepada adik laki-laki Maisya yang masih duduk di bangku SMA.Digo berusaha mengorek informasi dari remaja ini yang selalu dia panggil dengan nama Ilham.namun sayang nya dari penuturan Ilham ,Maisya seperti nya tidak ada di kampung nya.jika pun ada mungkin sudah sejak tadi Maisya sampai di rumah karena jarak ibu kota dan tempat tinggal orang tua Maisya hanya membutuhkan waktu empat jam lama nya.
" Nggak mungkin kan Maisya pindah ke rumah Mama dan Papa?" batin Digo lalu kembali menghubungi orang rumah,kali ini security yang berjaga di dekat gerbang menjadi pilihan Digo,mana mungkin dia bertanya langsung kepada orang tua nya,bisa mendapatkan ceramah tujuh hari tujuh malam kalau sampai orang tua nya tahu tentang Maisya yang pergi dari apartemen.
" Kalau Maisya ada di sana, segera kabari Aku ya Pak." titah Digo setelah security itu menjelaskan bahwa Maiysa tidak pernah datang ke rumah orang tua nya.
Digo memijit pelipisnya yang terasa berdenyut hebat.tiba- tiba saja nama istri dari sepupu nya melintas di kepala nya.
Digo pun bergegas menunggangi kuda besi nya menuju ke kediaman sang sepupu.untuk kesekian kali nya dia harus menebal kan wajah nya di depan Arki yang selalu menghina diri nya yang di anggap bodoh.rasa malu itu harus dia kesamping kan dulu demi bisa membawa pulang sang istri pajangan.
Digo janji akan memperbaiki sikap nya kepada Maisya tetapi tak bisa berjanji untuk bisa setia hanya kepada satu wanita, kepergian mendadak Laura di masa lalu membuat Digo menjelma menjadi pria Nakal haus belaian.setiap wanita dia anggap sama dan tanpa sungkan memperlakukan wanita sesuka hati nya saja.hingga berlanjut sampai sekarang, pernah mencoba untuk berhenti namun terasa sulit sangking kecanduan nya terhadap dunia bebas.
Digo menginjak rem menghentikan laju mobil, dari dalam sana nampak Arki beserta istri nya yang akan keluar,jika Dila akan pergi bersama Arki,lalu kemana Maisya ? Tidak mungkin kan istri nya itu tinggal sendirian di dalam rumah sebesar ini? Arki pasti tidak akan memberikan izin Maisya untuk tinggal di sini karena Digo sudah mengenal dekat siapa sepupu nya itu.
Lelah sudah menghampiri raga nya,Digo tak berniat lagi untuk kembali ke kantor, dia sudah meminta Deri dan Nina untuk membatalkan semua janji nya hari ini.Maiysa sudah mengusik ketenangan jiwa nya.mana mungkin Digo bisa bekerja di saat Maisya menghilang entah kemana.
Frustasi mencari keberadaan Maisya karena tidak kunjung ketemu juga,Digo berinisiatif menghubungi nomer ponsel Maisya .
" Aktif." sahut Digo kegirangan.
Ternyata Maiysa tidak sepenuhnya menghilang dari peredaran, bukti nya nomer ponsel wanita itu masih bisa di hubungi dan dia akan berusaha membujuk Maisya lewat sambungan telepon.
" Iya ada apa?" tanya Maisya dari ujung sana.dalam panggilan kedua baru lah sambungan telepon itu di terima oleh Maisya,suara Maiysa terdengar serak seperti nya wanita itu baru bangun tidur.
" Kamu di mana, pulang sekarang juga." kata Digo yang awal nya ingin lemah lembut dan romantis,malah kebablasan tanpa bisa mengontrol mulut sadis nya.
Maisya yang masih setengah sadar lalu menjauhkan ponsel dari telinga nya,dia tatap lama-lama nama si penelpon yang tersimpan di layar ponsel nya,kenapa bisa berubah menjadi Pria Tidak Punya Otak,bukan kah tadi nama Bima yang terlihat oleh mata nya.
Maisya menggelap dagu yang basah oleh air.entah air apa yang jelas saat ini Maisya tengah di landa kebingungan.
Mau di matikan sambungan telepon ini,Maisya bukan lah orang pengecut yang suka lari dari masalah,jadi dia harus menghadapi Digo dengan tenang dan santai.
" Pulang kemana? Itu apartemen Kamu dan Aku sudah tidak berhak lagi tinggal di sana, pengacara ku sudah memasukkan gugatan cerai kita ke pengadilan agama, mungkin sebentar lagi Kamu akan menerima surat panggilan sidang." ujar Maisya menjelaskan.setengah tubuh nya masih berada di bawah hangat nya selimut tebal.Maisya masih enggan untuk beranjak dari atas tempat pembaringan.
Tubuh nya masih terasa lelah dan dia butuh istirahat yang cukup sebelum memulai babak baru dalam kehidupan nya.
Maisya memejamkan mata mendengar kata-kata yang akan keluar dari mulut Digo, untung saja dia sudah terlebih dahulu pergi sebelum Digo memergokinya,Maisya yakin Digo pasti akan tetap menahan nya di apartemen mewah itu.
" Aku tidak pernah setuju berpisah dari Kamu,kenapa Kamu sangat keras kepala sekali." teriak Digo sambil meremas kuat setir mobil nya.
Kata cerai yang kembali keluar dari mulut Maisya membuat Digo emosi,ancaman Pak Wibowo seperti halilintar yang menyambar tubuh nya di tengah cuaca yang terik.
Digo tidak pernah sudi kehilangan jabatan yang sekarang dia duduki.untuk itu apapun cara nya akan dia lakukan agar Maisya tetap berada di samping nya.
" Dimana Kamu? Biar Aku jemput sekarang juga?" tanya Digo mengalah asal Maisya kembali ke apartemen, gugatan cerai yang baru saja Maiysa bahas di anggap angin lalu oleh Digo.
Maisya tersenyum hambar mendengar Digo yang bersedia menjemput nya,dulu dia memang ingin Digo melakukan itu untuk nya,tapi tidak untuk sekarang,hati nya sudah terluka , segala bujuk rayu tidak akan mempan lagi bagi Maisya.
Andai saja Digo berkata ingin berubah dan memulai semua nya dari awal, mungkin Maisya akan berpikir dua kali menerima ajakan itu,Digo yang sedang menelpon nya ini masih tetap Digo yang belum lepas dari masa lalu dan juga suka bermain wanita bayaran.Maisya tidak butuh pria seperti Digo.
Pernikahan itu bukan hanya untuk satu hari saja, waktu seumur hidup terlalu berharga jika di habiskan untuk mengabdi kepada suami biadab macam Digo.
" Tidak perlu repot-repot menjemput ku,Aku tidak akan pernah kembali lagi ke apartemen mu itu, dari pada Kamu membuang waktu mengurus Aku yang hanya serpihan beling ini, lebih baik Kamu berusaha lebih keras lagi untuk mencari wanita kesayangan mu itu,kita tidak bisa bersama lagi sampai kapanpun itu."ucap Maisya tak habis pikir dengan Digo.
" Aku yang akan menemui orang tua mu membantu menjelaskan tentang perceraian kita,Kamu tidak akan kehilangan harta mu itu karena hanya Kamu lah yang bisa menggantikan posisi ayah mu." sambung nya lagi dengan nada suara penuh penekanan karena selama ini memang itu yang Digo ingin kan.
Andai saja dulu Maisya tahu jika Digo belum selesai dengan wanita masa lalu nya, tentu saja Maisya akan menolak pernyataan cinta dari pria yang sangat pandai sekali merayu,semua sudah terlanjur terjadi, menyesal pun tidak ada guna nya, yang bisa dia lakukan sekarang adalah menjaga diri nya agar tidak jatuh ke lembah pesakitan yang sama.
Digo tersenyum tipis mendengar kerelaan hati Maisya,dia memang harus tetap memperjuangkan Laura nya.dia sangat berharap Maisya bisa membujuk orang tua nya untuk merestui perceraian ini.
" Semoga Kamu bisa segera bertemu dengan Laura,Aku harap hidup mu akan selalu bahagia dengan wanita pilihan mu." ucap Maisya memendam perih yang kian menggebu dalam batin nya.
" Baik lah Aku setuju dengan keputusan mu itu,tapi Kamu harus memastikan Papa agar tidak mencoret nama ku dari ahli waris nya.kalau sampai gagal maka Kamu harus tetap menjadi istri pajangan ku." Maisya tersenyum mengejek mendengar ucapan Digo barusan.pria ini tidak akan bisa berubah selalu saja menumbalkan orang lain demi kepentingan nya sendiri.
" Akan Aku usaha kan." balas Maisya singkat,pokok nya dia harus bercerai dari Digo.Maiysa yakin bisa menemukan kebahagiaan untuk diri nya sendiri yang tidak pernah dia dapat kan dari Digo.
Namun di balik senyum kemenangan yang tercetak di bibir Digo, terbesit rasa tidak rela untuk kehilangan Maisya, bagaimana pun juga dia sudah terbiasa bersama dengan wanita itu, mereka juga sempat menghabis kan malam panas bersama dan dia lah orang pertama yang sudah merenggut kesucian Maisya.
" Sebelum kita resmi bercerai,Kamu masih bisa tinggal di apartemen."kata Digo sekalian memaksa.
"Tidak terima kasih,Aku akan mengontrak saja." tolak Maisya tak setuju,dia merasa tidak pantas lagi untuk tinggal di sana, apalagi Digo adalah pria dewasa yang sangat mengerti dengan urusan yang begituan.
" Di mana alamat kontrakan mu." tanya Digo ingin tahu.
" Rahasia, nanti kita ketemu di pengadilan saja, Aku harap Kamu mempermudah proses perceraian kita, selamat berjuang mendapatkan wanita idaman mu " Maiysa memutuskan secara sepihak sambungan telepon dari Digo.pria itu terlalu banyak bertanya hingga Maisya merasa jengah.
Sedang kan Digo sendiri terlihat kesal melihat sambungan telepon yang di tutup begitu saja oleh wanita yang masih sah menyandang status sebagai istri nya.beberapa pertanyaan yang ingin sekali dia tanyakan kepada Maisya terpaksa pupus tak terjawab.
" Kok ada ya wanita yang menyemangati suami nya untuk mencari wanita perusak rumah tangga nya."
" Terimakasih Maisya! Semoga Kamu hidup bahagia dengan pria lain,Kamu itu cantik dan cukup sempurna sebagai seorang istri,tapi sayang nya hati ku telah di miliki oleh Laura." ungkap Digo sengaja menepi kan mobil mengingat kembali awal pertama bertemu dengan Maisya hingga bisa bersatu sebagai pasangan suami istri.
" Malam ini gue bebas pesta sama ...."
Bersambung...
Jangan lupa like,vote dan tinggal kan jejak di kolom komentar.
Rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ nya jangan lupa juga ya bestiie..😊😊