Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GARA-GARA BUBUR
Jiang Jiyun menatap wajah semua orang, lalu melirik Li Chen. Ada yang berbeda dengan mereka semua, hal itu tentu saja membuat dia merasa sedikit tidak nyaman.
"Cepat makan selagi masih panas!" ucap Jiang Jiyun sambil mengangkat mangkuk bubur, dia makan sesendok demi sesendok dengan sangat tenang.
"Nona, bubur ini rasanya sangat lezat!" puji Qian Qian, matanya membola setiap kali rasa gurih dari abon sapi menyentuh lidahnya.
"Itu benar, masakan kakak ipar adalah yang terbaik, Yue'er paling menyukainya." ucap Li Yue, gadis kecil itu makan dengan sangat lahap.
"Yu'er juga suka masakan kakak ipar!" ucap Li Yu sambil berkali-kali melirik, Li Chen tersenyum tipis, setelah beberapa hari, akhirnya dia bisa merasakan kelezatan yang selama ini selalu di bicarakan oleh adiknya.
"Makan yang banyak, masih ada bubur di dalam ketel, kalian bisa mengambilnya," ucap Jiang Jiyun, dia terlihat sangat fokus dengan makanannya.
Su Yuan mendecakkan lidahnya, "Aku pikir makanan enak seperti apa yang di masak oleh Jiang Jiyun, ternyata hanya bubur! Anak usia 5 tahun juga bisa membuatnya!"
Jiang Jiyun melirik, menatap wajah Su Yuan sambil mengeluarkan seringaian dingin. "Su Yuan, apakah kau tidak memiliki pekerjaan lain? Tidakkah keluargamu memberitahu untuk tidak mengganggu? Kita telah memisahkan keluarga, kami bukan lagi bagian dari kalian."
Su Yuan mendengus, "Bahkan jika kita sudah memisahkan keluarga, mereka semua bermarga Li, darah lebih kental dibandingkan dengan air."
Jiang Jiyun hanya menggelengkan kepala, "Kau datang, apakah ingin mengemis semangkuk bubur untuk di bawa ke keluargamu?"
Su Yuan langsung berang, dia meletakkan kedua tangannya di atas pinggang. "Jiang Jiyun! Jangan bertindak terlalu jauh! Siapa yang menginginkan buburmu? Aku juga bisa memasaknya sendiri."
Jiang Jiyun mengangguk, "Itu lebih baik!"
Su Yuan kembali ke tempat keluarganya sambil menghentakkan kaki, wajahnya ditekuk 12 bagian dengan bibir yang mengerucut 5 cm, cukup untuk menggantung ember.
"Dasar gadis pembawa sial! Dia benar-benar minta di beri pelajaran!" ucap Su Yuan dengan marah.
Li Jiang menatapnya, "Dimana buburnya?"
Su Yuan duduk, dia memasang wajah tidak berdaya, "Jiang Jiyun itu benar-benar sangat pelit, dia bahkan tidak mau memberikan semangkuk bubur untuk nenek."
Li Jiang berdiri, wajahnya terlihat menghitam. "Apa katamu? Berani sekali dia meremehkan nenek! Aku pasti akan memberikan pelajaran yang bagus untuknya."
Su Yuan mengangguk, ''Kau benar suami, Jiang Jiyun itu benar-benar tidak berbakti, dia hanyalah gadis galak yang berusaha untuk mencari perhatian di depan saudara Chen!"
Li Jiang berdiri, dia mengangkat mangkuk kosong sambil berbicara pada Wu Jia. "Bibi, kalian benar-benar tidak berbakti, membiarkan nenek kelaparan. Bahkan semangkuk bubur, kalian tidak ingin memberikannya."
"Anakku pasti sangat sedih melihat ibunya di aniaya, menantu, entah hantu apa yang merasuki hatimu, kau benar-benar mengabaikan ku." ucap nyonya Li tua sambil berderai air mata.
"Nenek! Jangan bersedih! Yuan'er masih di sini, ayah, ibu, paman ketiga, bibi ketiga dan sepupu juga sangat menyayangimu." ucap Su Yuan sambil memeluk nyonya tua Li.
"Nenek, ini hanya bubur, setelah hujan reda, kami akan mengumpulkan ranting dan membuatkannya untuk anda," ucap Zhi Yang.
Wu Jia melirik, "Kami sudah memutuskan keluarga! Ibu sendiri yang tidak ingin kami mengurusnya!"
"Nenek, paman kedua dan paman ketiga masih hidup, kenapa anda harus mengingat ayah kami? Ayah sudah bahagia di alam sana, anda tidak perlu menyebutkannya!" Li Shuang akhirnya bersuara, matanya melirik sinis ke arah mereka.
"Ipar tertua! Meskipun keluarga telah berpisah, ibu masih tetap menjadi seorang tetua, anda harus menghormatinya." ucap paman kedua Li, setelah beberapa hari bungkam, akhirnya pria itu mulai membuka suara.
Jiang Jiyun menatap mereka satu persatu, sudut bibirnya berkedut menunjukkan seringaian dingin, dia mengambil ketel dan segera menuangkan sisa bubur pada setiap mangkuk.
"Cepat habiskan! Makanan akan terasa tidak enak ketika dingin!" ucap Jiang Jiyun, dia sengaja menumpahkan lebih banyak bubur ke mangkuk Li Chen dan Li Feng.
Mata keluarga Li cabang kedua dan cabang ketiga langsung melotot, mereka benar-benar dibuat mati kutu oleh tindakan yang dilakukan oleh Jiang Jiyun.
"Jiang Jiyun! Kau benar-benar menantu durhaka!" raung paman kedua Li, dia hampir saja menjatuhkan kedua bola matanya saking marah.
Jiang Jiyun mendengus, "Apa hubungannya dengan kalian? Aku hanya ingin melihat keluargaku kenyang. Suamiku, apakah perkataanku benar?"
Li Chen tersenyum tipis sambil menjawab, "Istriku benar, kami hanya melakukan yang terbaik untuk keluarga, masalah orang lain, kami tidak bisa mengatasinya.''
Li Jiang melotot, dia membanting mangkuk ke lantai hingga terdengar suara "Prang!" membuat para petugas berdatangan.
"Apa yang terjadi? Jangan membuat masalah jika tidak ingin kami memberikan pelajaran! Duduk tempat kalian masing-masing!" ucap salah seorang petugas sambil mengayunkan cambuknya.
Keluarga Li cabang kedua dan cabang ketiga langsung mundur, mereka duduk sambil memegangi perutnya yang lapar.
''Sial! Harusnya kita membeli lebih banyak roti kering dan daging kering, jika cuaca seperti ini terus, bagaimana caranya untuk memasak?" ucap bibi kedua, dia memelototi Su Yuan yang membeli terlalu banyak biji-bijian, sehingga membuat perjalanan mereka menjadi semakin berat.
Bibi ketiga tersenyum sinis, "Menantuku membeli roti kering dan juga daging kering, tapi itu hanya cukup untuk keluarga kami saja. Kakak kedua, anda harus memikirkan cara untuk memberi makan keluarga anda sendiri."
Keluarga cabang kedua dan ketiga terlihat saling memelototkan mata, mereka berseteru dalam diam.
"Cih! Zhi Yang ini sama juga seperti Jiang Jiyun, dia benar-benar tidak berbakti!" ucap bibi kedua sambil menoleh tajam, bibirnya mengerucut melihat keluarga cabang ketiga makan dengan lahap.
"Mereka semua berpesta di saat keluarga kita kelaparan! Benar-benar buruk! Lihat saja, saat kita melewati desa keluarga Bai, aku akan meminta putriku menyiapkan banyak perbekalan." ucap bibi kedua sambil mendengus.
"Ibu benar, aku akan menemui saudara iparku dan meminta dia untuk memberikan pelajaran pada mereka. Cih! Wan'er adalah adik perempuanku, tidak ada hubungannya dengan keluarga mereka!" ucap Li Jiang sambil mengepalkan kedua tangannya.
Saat malam tiba, Jiang Jiyun kembali berkutat dengan berbagai perabotan barunya, kali ini dia membuat kotak daun bawang, sehingga aromanya tercium kemana-mana dan membuat perut semua orang keroncongan.
'Untung saja aku memiliki ruang angkasa, ada banyak sekali telur di sana, aku bisa menggunakannya untuk membuat makanan lezat bagi keluarga ku!'
"Waaah... Sangat harum!"
"Kakak ipar, makanan apa yang anda buat malam ini?" tanya Li Yue sambil mendekat, dia duduk di depan tungku untuk menghangatkan dirinya.
Jiang Jiyun melirik, "Ini namanya kotak daun bawang, aku juga membuat sup sayuran liar dan roti untuk semuanya. Tunggu sebentar lagi, makanan akan segera siap!"
Semua anggota keluarga berkumpul, terutama Li Chen yang mulai tidak malu-malu lagi, dia duduk tepat di samping Jiang Jiyun.