Yenara Axullia (20thn) bersikeras mengejar laki laki dingin bernama Negime Stuart Milly (30thn). Yena tidak pernah putus asa untuk mendekati Egi, sampai sampai Egi mengecapnya sebagai wanita murahan, Yena tak perduli jika dianggap seperti itu, karena Yena akan menjadi perempuan murahan jika dihadapan Egi.
Gadis merepotkan seperti Yena sangat menggangu kehidupan Egi, Ketenangan CEO N.S Group itu mulai terganggu akan hadirnya wanita bernama YENARA AXULLIA, bodohnya Egi terjebak dalam permainan Yena, hingga tanpa sengaja ia membuang benih berharga nya kedalam rahim Yena!!.
_________
So? Penasaran nggak?? Kalau penasaran baca ya!! Jangan lupa vote, comen, share, kalau ada typo tandain!! Oke? Jangan kelamaan buat mampir!!!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KaniaAzzaraAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6.
...happy reading guys ...
*
*
*
*
Usai beradu mulut didepan gedung disaksikan oleh para bodyguard, Egi masuk ke apartemen Yena, Egi ingin minum dan beristirahat, setelah itu ia akan memboyong Yena juga anaknya ke negaranya untuk pulang.
Didalam apartemen, Egi menatap lekat hasil benih yang tidak sengaja ia tanam pada Rahim Yena, anak itu tumbuh dengan baik, Yena pintar mengurus nya, Pria kecil itu sangatlah tampan, menggemaskan, seperti harapan nya Cello sangat mirip Egi, dilihat dari sudut manapun orang tidak akan ada yang percaya jika Cello bukan anak Egi.
"Hy boy.... introduce my name is Egi, I'm... your Daddy"Ucap Egi sedikit canggung, maklum ini pertemuan pertama mereka.
"Daddy Cello?"ucap Cello polos, Egi mengangguk.
"Aku udah tau kok dad"batin Cello, tersenyum kecil.
"Jadi namamu Cello?"Cello mengangguk.
"Siapa nama lengkap mu, dan kau paham bahasa Indonesia?" Cello sekali lagi mengangguk.
"Nama Cello, Zigan Malcello"
Egi cukup terkejut, anaknya paham akan bahasa Indonesia, ia kira karena anak nya tinggal di luar negri maka bahasa nya akan mengikuti bahasa yang Yena dan anaknya tinggal. Rupanya Yena mengajarkan Cello bahasa Negara kelahiran nya juga.
"Bagus sekali namamu, apa Mommy yang memberikan nya?"
"Tentu, siapa lagi kalau bukan Mommy? Apa Daddy?"sindir Cello.
Mata Egi membulat sempurna, dia baru saja disindir anaknya sendiri, Egi serasa tak percaya.
"Boy...maafkan Daddy, Daddy tidak tau kehadiran mu, Mommy mu kabur dari Daddy, Daddy udah cari kalian kemana mana tapi nggak ketemu, maafkan Daddy ya kalau baru sekarang Daddy ketemu kamu sama Mommy"Egi mengelah nafas.
"Its oke dad"
Yena datang, menaruh segelas jus dengan kasar di meja Depan Egi, membuat sepasang anak dan Ayah itu kaget.
"Bisakah mommy lebih santai?"Nasihat Cello.
"Dan bisakah Cello masuk kamar dulu? Ada yang mau Mommy bicarakan sama orang ini"Yena tersenyum, mencoba untuk tidak emosi didepan Anaknya.
"Tapi Cello mau main sama Daddy" Mohon Cello menunjukkan Pup eyesnya, tapi yang didapatkan Cello malah tatapan membunuh dari Yena, Cello langsung ngacir ke dalam kamar.
Kini Yena menatap sengit Egi, tapi Egi tidak takut.
"Yena, kau merawat anak kita dengan baik"
Yena tersenyum mengejek"anak kita? Dia hanya anakku, sejak kapan kau melahirkan Cello, aku yang melahirkannya!! Apa kau menemaniku saat aku melahirkan Cello? Tidak kan??"
"kaulah yang kabur dari ku Yena !!! Jangan seolah olah aku yang salah disini!!!kau sendiri yang pergi dari ku, tapi malah menyalahkan aku yang tidak menemani mu melahirkan, dasar wanita!!! Maunya selalu benar!!"
"Kau kira aku kabur karena siapa hah! Karena kau!! Aku tau kau sangat tidak ingin aku disisimu, hingga aku punya cara untuk pergi darimu namun aku bisa memiliki kenang kenangan bersama mu, maka Terciptalah Cello"
"Aku benci wanita murahan!!! Kau mendekati ku layaknya seorang jalang, apa kau kira aku tidak jijik??"dengus Egi kesal, entah kemana sifat dingin Egi, dihadapan Yena Egi selalu ingin marah marah.
"Itu karena kau Tidak pernah melirik ku!! Mau cara apapun tetap tidak mempan, alhasil menjadi jalang adalah jalan ninja ku!! Terbukti kan jalang ini bisa menghasilkan mu ana....hhhmmmpppp.."
Mereka tidak ada habisnya beradu mulut,
Egi membungkam mulut Yena dengan bibir seksi nya, Agar wanita itu berhenti mengoceh marah², hal itu Untung saja tidak diketahui oleh Cello, Mata Yena sudah melotot diselah selah ciuman Egi, Egi tidak perduli yang penting Yena berhenti marah marah.
"Beliau ini ajng banget!!!!"
Yena meronta-ronta, sekuat tenaga Yena mendorong tubuh Egi, tapi nihil, otot Egi lebih kuat dari pada tubuh Yena yang memang lebih kecil dari Egi.
Egi memejamkan mata, awalnya ia hanya ingin membungkam mulut Yena, tapi Egi malah meresapi ciumannya sendiri, Egi menikmatinya, bibir yang lima tahun lalu membuat Egi melayang kini bisa ia rasakan sensasi nya kembali.
" masih sama seperti 5 tahun yang lalu, dan rasanya semakin nikmat!!"
Suasana semakin panas, Lama kelamaan ciuman itu menjadi lumatan lumatan lembut, tangan Kiri Egi berada di belakang tengkuk leher Yena agar ciuman itu lebih dalam, Yena masih berusaha meronta, walaupun tenaganya sedikit melemas.
Tidak sampai di situ, tangan Egi yang lain berusaha menyelinap ke dalam baju yang Yena kenakan lewat celah kancing yang tidak sengaja terlepas.
Yena tak mampu lagi menolak, Munafik memang, Yena mulai menikmatinya, sentuhan lembut tangan Egi didadanya mampu membangkitkan gairah didalam diri Yena.
"sshhhh...." Yena mendesis.
Yena tidak bisa berfikir jernih, anaknya mungkin mendengarkan kegiatan mereka, orang tua minus akhlak!!!.
Egi semakin gencar melakukannya, satu persatu kancing Baju Yena dilepas, Wajahnya sudah berkabut gairah, terlebih sudah lama ia berpuasa semenjak pertama kali menjamah tubuh Yena.
Kancing sudah lepas, pemandangan yang indah!! Belahan dada indah itu sudah terlihat, terhalang penutup yang berbentuk kacamata berwarna Hitam, Egi meneguk Salivanya, sangat seksi!!!.
Egi mendekatkan wajahnya pada Wajah Yena, tangan Egi mengelus lembut pipi Yena, Dilihat seperti ini Yena sangat lah cantik, tidak heran Pria Pria lajang diluaran sana banyak yang mengejar Yena. Tapi apa jadinya jika mereka tau idola mereka sudah punya anak bersama nya?.
"Bisakah kita mengulanginya kembali??"tanya bisik Egi dengan suara serak nya di telinga Yena.
Yena bergetar, hatinya ingin menolak sentuhan Egi, tapi tubuh sialannya tidak bisa diajak kompromi!!.
Egi beranggapan diamnya Yena adalah jawaban iya atas pertanyaannya, Yena tersentak ketika Egi tiba tiba menyesap lehernya, dimana itu salah satu titik sensitif wanita.
"Ahkh..Eg..Egi..lep.. lepas...kan...!!!"Ucapan Yena Terbata bata.
Bukanya berhenti, Egi semakin menjadi, puas dileher, kecupan Egi turun perlahan menuju dada Yena. Remasan lembut Egi berikan, memijat payudara Yena dari luar bra, hal itu memancing keinginan Yena meminta lebih, desiran aneh begitu mengalir deras dirasakan Yena.
"Eg..gi.. Akhhh..ku...mo..hon..lep..paskan...!!!"
Hawa panas menyelimuti mereka, padahal Ac-nya masih nyalah.
Tangan Egi bersiap membuka penutup Dada Yena, dia ingin menyesap buah pir segar itu yang dari tadi sangat menantang, seolah olah memangil nya untuk dicicipi.
Egi memeluk Yena tangannya mengelus punggung Mulus Yena, dengan satu tarikan Bra Yena terlepas, kini tidak ada lagi yang menghalangi sepasang buah pir itu, benar benar indah.
"Milikmu semakin indah Yena." Ucap Egi, sembari meremas lembut dua bulatan kenyal itu secara bergantian.
"Ughhh" Yena melengkuh.
"Kita pindah ya?"
Egi berhenti sejenak, Mata Egi memandang sekitar, dilihat ada dua kamar di depan sana, salah satunya pasti milik Yena, Egi menatap kembali wajah Yena dibawah nya.
"Dimana kamar mu??"
Yena hanya menatap kamar yang jaraknya dekat dengan dapur tanpa menunjuknya, Egi langsung paham.
"Apa Cello tidur?" Tanya Egi karena dari tadi mereka disofa tidak mendengar suara Cello semenjak disuruh Yena masuk kamar.
"Mungkin main game"jawab Yena.
"Apa kamar kalian kedap suara??"
Yena mengangguk, Egi tersenyum, Egi langsung menggendong Yena ala bridal style menuju kamar Yena. Yena yang tersadar pun terkejut.
"Hey...apa yang kau lakukan!!!" Yena jelas meronta dari gendongan Egi.
"Jangan berisik, nanti Cello dengar"
Egi membuka pelan pintu kamar Yena, lalu menguncinya, dengan senyum seringai Egi menjatuhkan Yena diatas rajang, Yena sudah ketakutan, Mungkin tadi saat di sofa Yena menikmatinya, tapi kali ini Yena sudah sadar penuh.
Egi naik ke atas ranjang, merangkak mendekati Yena, Terlambat jika mau dihentikan.
"Egi.. kumohon... jangan...."
Egi menarik Tangan Yena, kemudian mencium Yena kembali, air mata Yena mengalir deras. Cukup saat dulu Yena menginginkan Anak dari Egi, Yena tidak mau kejadian itu terjadi lagi, Yena dulu terpaksa, Yena ingin melakukannya lagi saat sudah menikah nanti, itupun kalau ada pria yang bersedia menerima dirinya yang sudah tidak suci lagi.
Egi berhenti merasakan ada air yang mengalir di bibirnya, Egi melihat Yena ternyata menangis, Egi menangkup kedua pipi Yena, menghapus jejak air mata Yeena.
"Kenapa menangis hmm??"
"Aku tidak mau Egi, tolong jangan lakukan itu lagi, aku mohon."
"Bukankah ini keinginan mu? Bisa menyentuh tubuh ku, hingga kau menghasilkan Cello??"
Yena menggelengkan kepalanya"itu dulu, sejak itu aku berjanji akan melakukan itu bersama suami ku nanti."
"Jadi maksud mu, kau berencana akan biarkan pria lain dipanggil Daddy oleh Cello?"kesal Egi, Gairah nya mendadak hilang.
"Kenapa tidak? Selagi ada pria yang bersedia menerima ku dan Cello kenapa aku menolak, bukankah kau sudah menolak ku?"
Geram dengan perkataan Yena, Egi menindih Tubuh Yena.
"Egi!!!"sentak Yena.
"Sebelum itu terjadi, akan ku buat kau mengandung Adiknya Cello!!!"
"EGII!!! SIALAN!!!!!!!"
*
*
*
*
*
*
To be continued