[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]
Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.
Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.
Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.
Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.
Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 25 — Penghormatan
Kematian Ling Yun memberikan dampak yang besar bagi anggota Kelompok Kelelawar Malam yang tersisa.
Mereka tidak lagi berniat bertarung dan memilih menyelamatkan diri, anggota-anggota Kelelawar Malam secepatnya meninggalkan kediaman Keluarga Zhou karena yakin tinggal lebih lama akan membuat nyawa mereka dalam bahaya.
Para petugas berusaha untuk menahan anggota Kelelawar Malam tersebut termasuk Zhou Yuan dan ayahnya, alhasil dari tiga ratus anggota Kelelawar Malam yang menyerang Keluarga Zhou hanya beberapa anggota yang berhasil lolos.
Zhou Yuan yakin dengan anggota seperti itu Kelompok Pembunuh tersebut akan bubar terutama setelah petinggi-petinggi mereka sudah tewas.
Lagi pula yang lolos kebanyakan adalah pembunuh di tingkatan Alam Perunggu, mereka tidak akan berani bertindak kriminal jika kehilangan kelompoknya.
Malam itu penyerangan yang tak terduga tersebut akhirnya selesai, para petugas Keluarga Zhou segera membersihkan mayat-mayat pembunuh yang ada di kediaman Zhou.
Pembersihan itu membutuhkan waktu yang lama hingga cahaya matahari pagi terlihat di ujung cakrawala langit.
Zhou Yuan tidak menyangka malam tersebut akan menjadi malam terpanjang untuknya di kehidupan kedua ini, ia menatap telapak tangannya yang telah melakukan banyak hal.
Membunuh puluhan pembunuh tidak membuat Zhou Yuan merasakan apapun dihatinya, jika itu di kehidupan pertama mungkin sekarang ia sudah diliputi ketakutan serta rasa bersalah namun di kehidupan ini, Zhou Yuan sama sekali tidak merasakan apapun.
Zhou Yuan tentu kebingungan dengan fenomena ini namun setidaknya, hal tersebut bukan sesuatu yang berdampak negatif untuknya.
Zhou Yuan dan ayahnya kemudian kembali ke tempat ibunya dan Xiao Rou bersembunyi.
Ketika menyadari puteranya satu-satunya itu baik-baik saja, Lin Ruyue segera memeluk Zhou Yuan dengan erat, mengecup pipi dan kening anaknya berulang kali, matanya sembab dan berair.
"Ibu, Yuan baik-baik saja..." Zhou Yuan tersenyum usai diperlukan demikian, perasan hangat menyelimuti hatinya.
Untuk pertama kali Zhou Yuan merasakan ada seseorang yang sangat peduli dengan dirinya, mengkhawatirkannya, hal yang tak pernah ia rasakan di kehidupannya dulu.
Zhou Yuan berjanji untuk hidupnya, ia akan melindungi keluarganya dari bahaya-bahaya semacam ini.
"Terimakasih Suamiku, kau telah menyelamatkan Yuan'er dari bahaya..." Lin Ruyue menyeka air matanya, menatap suaminya.
Zhou Yao sebenarnya ingin menjelaskan tentang kekuatan Zhou Yuan pada istrinya yang telah membunuh banyak musuh tetapi setelah dipikir kembali, saat ini situasinya tidak tepat. Zhou Yao hanya tersenyum dan mengelus pucuk kepala Lin Ruyue.
Xiao Rou tampak diam sejak tadi, ia hanya menonton Keluarga Zhou Yuan yang terlihat hangat dan penuh kasih sayang.
Tidak berselang lama kemudian, Zhou Bing dan Xiao Fan datang, Xiao Rou yang tidak tahu kakeknya ada disini segera berhambur memeluknya.
"Rou'er, syukurlah kau baik-baik saja..." Xiao Fan membalas pelukan cucunya tersebut. Rasa cemas yang dirasakannya seketika menguap melihat cucunya tidak kenapa-napa.
Merasa semuanya baik-baik saja, di waktu yang sama Zhou Bing mengumpulkan semua anggota Keluarga Zhou ke aula utama ruangannya.
Zhou Bing ingin memastikan dampak besar atas penyerangan Kelelawar Malam tersebut, dimulai dari jumlah korban serta kerusakan yang dialami di kediaman Keluarganya.
Dari laporan-laporan yang berhasil dikumpulkan oleh Tetua maupun petugas, penyerang kelompok pembunuh Kelelawar Malam hanya menyerang orang yang ada di wilayah Keluarga Zhou saja sehingga warga-warga kota tidak mengalami dampak apapun.
Bahkan karena penyerangan tersebut dilakukan malam hari, sebagian warga kota Riva kebanyakan tidak mengetahui adanya serangan di Keluarga Zhou.
Zhou Bing terdiam cukup lama sambil mendengarkan penjelasan demi penjelasan dari anggota keluarganya, hingga satu penjelasan sampai di bagian tentang cucunya.
Ada begitu banyak yang telah melihat aksi Zhou Yuan di penyerangan tersebut, Zhou Yao selaku ayahnya juga tidak membantah perkataan-perkataan mereka tentang anaknya karena memang seperti itulah kejadiannya.
Zhou Yuan yang saat itu berada di samping ibunya hanya bisa tersenyum tipis, ia melihat ada beberapa dari mereka yang terkejut akan tindakannya bahkan ibunya berekspresi tidak percaya tetapi banyak saksi membuat cerita itu tidak bisa terbantahkan.
Zhou Yuan sadar cepat atau lambat kemampuannya akan diketahui keluarganya jadi dia tidak membantah cerita mereka atau menyelanya.
Mendengar penjelasan tersebut, Zhou Bing terdiam beberapa saat lalu memandang cucunya sebelum ia memanggil Zhou Yuan ke tengah ruangan.
"Yuan'er, Kakek mengucapkan terimakasih sebagai Ketua dari Keluarga, kau telah menyelamatkan Keluarga Zhou dari kehancuran..."
Tanpa tanggung-tanggung sebagai pemimpin dari Keluarganya, Zhou Bing memberikan penghormatan pada cucunya tersebut begitu juga dengan para Tetua yang lain, mereka sadar, Zhou Yuan adalah pahlawan di penyerangan ini.
Karena teriakan Zhou Yuan lah semua petugas Keluarga Zhou sadar ada sebuah serangan malam itu dan karena serangan panah Zhou Yuan juga, pihak Keluarga Zhou bisa menang melawan kelompok pembunuh.
Xiao Fan juga tidak tinggal diam, pendekar yang memiliki rambut merah itu juga langsung memberikan rasa hormatnya pada Zhou Yuan.
"Tuan muda Yuan, terimakasih karena telah menyelamatkan cucuku..." Xiao Fan mengucapkan rasa terima kasihnya sedalam mungkin.
Awalnya Xiao Fan tidak melirik bakat Zhou Yuan meski dikatakan jenius oleh Zhou Bing sekalipun, ia berpikir kejeniusannya tidak akan sebanding dengan bakat Xiao Rou namun setelah penyerangan ini, Xiao Fan sadar, kejeniusan Zhou Yuan boleh jadi tidak apa-apanya di bandingkan bakat cucunya.
Memang sebelumnya Xiao Rou sudah menjelaskan tentang jasa Zhou Yuan padanya, garis besar ceritanya adalah karena pemuda itulah Xiao Rou bisa kabur dan selamat dari serangan tersebut.
"Kakek, Senior Xiao, juga Tetua lainnya, sudah sepatutnya aku sebagai Anggota Keluarga Zhou menolong orang lain yang membutuhkan..." Zhou Yuan berlutut, ia merasa tidak pantas di hormati hingga seperti itu.
Kerendahan hati Zhou Yuan sebenarnya adalah sifat yang mengagumkan namun di kondisinya, sulit kekaguman itu muncul di hati yang mendengarnya.
Bagaimanapun Zhou Yuan sekarang masih berusia 10 tahun, umumnya kebanyakan seseorang di usia tersebut lebih memilih bersembunyi atau melarikan diri ketika penyerangan terjadi bukan melawan apalagi menjadi pahlawan.
Xiao Fan sekalipun, kalau bukan mendengarnya secara langsung dari saksi yang melihatnya mungkin ia tidak akan percaya seorang bocah bisa melakukan hal tersebut.
Di dunia persilatan, belum ada seorang anak di usia seperti itu berani melakukan pertarungan hidup mati sebagai seorang pendekar namun Zhou Yuan, bukan hanya ikut bertarung, ia justru banyak membunuh musuh-musuhnya.
Xiao Fan bisa melihat tidak ada pengaruh apapun setelah Zhou Yuan membunuh begitu banyak orang, sorot matanya masih terlihat begitu jernih dan teduh.
Xiao Fan sebagai pendekar yang sudah sepuh sekalipun terkadang jika membunuh beberapa kriminal saja sudah membuat mentalnya terganggu dan ada sedikit rasa menyesal dihatinya.