Jalan hidup ini bagaikan roda. Kadang di atas kadang di bawah. itulah yang terjadi pada seorang wanita yang tidak muda lagi.
Namun demi buah hatinya ia berusaha bertahan. yang dipikirkan bagaimana supaya anaknya bisa sekolah dan bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Mertua yang Heboh
Beni pun membawa Nabil ke rumah orang tuanya. Karena ibunya dari tadi menelpon terus. .
"Hei. bocah nakal. Di suruh bawa ke sini langsung malah di bawa kemana-mana calon mantu ibu." Tuding Tina memukul anaknya yang turun dari mobil sopir.
"Maaf Bu.. Aku tadi bawa dulu makan." Lirih Beni yang memegang lengannya bekas pukulan ibunya dengan sapu lidi yang biasanya di gunakan untuk jemuran kasur atau sofa.
"Kenapa di ajak makan di luar. Ibu kan Masak banyak." Tina malah beralih menjewer telinga anaknya dengan gemes. Padahal tadi ia sudah pesan pada anaknya untuk bawa langsung ke rumahnya karena sengaja masak spesial buat calon mantunya.
Karena dengar cerita suaminya. Kalau gadis yang sedang di dekati anaknya gadis cantik dan baik. Tentu aja ia jadi penasaran. Karena sudah banyak calon yang di tawarkan untuk anaknya itu, tapi tak satupun ia terima.
Nabil yang sudah turun dari mobil Ben. Hanya terdiam kaku. Ada rasa khawatir di wajahnya. Pak Andre yang mendengar ributkan keluar. Ia menghampiri Nabil yang diam terpaku menyaksikan anak dan istrinya yang sedang gelut seperti biasanya.
"Hai. masuk yok nduk. biar aja mereka berdua emang begitu kalau sudah berdua." Pak Andre mandi Nabil untuk masuk ke dalam rumah.
Nabil pun duduk di temani Pak Andre, mereka berbincang sederhana. Sedangkan keributan berubah panik di luar sana.
Pak Andre yang tahu masalahnya pun hanya diam merasa tak bersalah. kedua anak dan ibu yang ribut tadi masuk tetap saja ribut.
"Kan ulah mama sendiri, jak aku ribut terus.. Nabil nya pergi kan. Gimana nih ma..pasti orangtuanya marah pada ku ma. Anggap aku nggak becus jaga anaknya." Oceh Beni yang kalut.
Tina yang sudah melihat suaminya yang bercakap-cakap dengan seorang gadis yang mereka ributkan di luar tadi. Malah antengnya duduk manis di dekan suaminya. Tina pun duduk di sebelahnya membiarkan Ben yang sedang kalut.
"Eh. Sudah di sini teh..eh. Kenalkan ibunya Ben, calon ibu mertua." Cengengesan Tina tanpa merasa tidak terjadi apa-apa.
Nabil pun percaya ucapan pak Andre tadi. Ia pun menyalami wanita yang lebih tua dari Bundanya.
"Salam balik Ibu. Saya Nabil." Jawaban singkatnya.
Beni yang mendengar suara Nabil pun masuk ke ruang keluarga. Ia masih di ruang tamu bolak balik nggak jelas karena panik. Biasanya ia selalu bersikap tenang. Tapi menyangkut Nabil ia jadi berlebihan nggak jelas.
"Kamu belum kenyangkan cantik. Ibu tadi masak spesial buat kamu. Tapi bocah itu malah bawa kamu makan di luar. Dasar bocah gendeng." Sungut Tina saat melihat Ben yang berdiri di depan mereka.
Tina menarik Nabil ke meja makan yang ada di ruangan tersebut. Nabil menoleh ke arah Ben. Tapi Ben malah mengangkat bahunya bingung.
Nabil pun akhirnya pasrah di suruh duduk. Di meja makan tersedia bermacam menu. Emang menggugah selera. Tapi ia tidak biasa makan banyak jadi kurang berselera.
Dengan cekatan Tina memasukan beberapa menu lauk di piring yang diletakkan di dekan Nabil.
Nabil melihat ke arah Ben dan juga Lak Andre. Ia bingung melihat Makana di piring yang di sediakan untuknya.
"Bu..itu makanan untuk berapa hari ?" Tanah Pak Andre yang paham dengan tatapan Nabil yang terlihat bingung.
"Kok Ayah tanya gitu. Ya untuk sekarang lah. coba ya cantik." Pinta Tina tulus.
Beni. Segera mengambil piring yang terisi penuh tersebut." Bu. Ini bukan porsinya Nabil. Dia itu terbiasa makan sedikit. Kami tadi kan sudah makan. Jadi biarkan dia ambil sendiri." Tina terdiam.
Nabil yang merasa tidak enak akhirnya bicara." Bu. Saya pasti akan makan masakan ibu. Hanya saja porsinya terlalu banyak.he.." Jawab Nabil sopan.
Tina yang tadinya sedih. Akhirnya tersenyum. " Benar yang di katakan Ayah sama Ben. Selain cantik kamu itu gadis yang baik. Lantas saja anak saya jadi terhipnotis." Ujar Tina senang. Tina mengangguk malu di puji begitu oleh wanita di sampingnya.
"Yok.. Nduk. silahkan ambil mana yang suka ya." Pak Andre memberikan piring kosong dirinya yang belum terisi. Nabil pun mengambil sendiri Makanan yang tersedia dengan jumlah sedikit.
"Kalau begini cara makan istri mu nanti. Kamu nggak usah pusing-pusing mikirin beras mahal." Ujar Tina yang membuat Ben dan Nabil tersedak.
Tina segera memberikan minuman pada Nabil. sedangkan Pak Andre memberikan pada Beni yang duduk dia sebelahnya.
"Bu. Bisa nggak bicara saat makan. Bisa nggak jadi makan nih ibu bicara juga." Tegur Pak Andre. Tina pun akhirnya fokus makan. Pak Andre menarik nafas dalam. Istrinya selalu heboh kalau menyangkut si sulung.
Yak anaknya yang kedua, Kuliah di daerah lain. Ia kost di dekat kampusnya. Sekarang sudah semester akhir. Jangan sangat sibuk dan belum sempat pulang ke. rumah mereka.