"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."
"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."
"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."
Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.
Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 14. Kerasukan massal.
Jingga sedang berjalan menuju kantin sekolah setelah jam istirahat tiba, dan seperti biasanya Jingga berjalan diantara dua siswa tampan yaitu Gani dan Elang. Tapi saat Jingga tiba di kantin terdengar suara riuh dan semua orang berlarian seolah menghindari sesuatu.
"AAaa!!" Teriakan anak perempuan tentu lebih melengking terdengar.
"Lari! dia kerasukan setan!" Teriak salah seorang siswa, sampai ada yang jatuh daan terinjak anak - anak lain yang juga lari ketakutan.
"Astagfirullah.. Ada apa, kenapa?!" Tanya Jingga pada salah satu anak yang sedang berlari dan menabrak nya.
"Itu, ada yang kerasukan." Ujar anak itu dan Jingga pun terkejut. Tapi bukan nya menghindar dan lari, Jingga malah mendekat pada seorang siswi yang sedang kerasukan.
"Tak lelo.. lelo.. lelo.. ledhung.. cep meneng ojo pijer nangis.." sambil tangan nya mengusap - usap rambut nya yang seolah angat panjang.
DEG!!
Siswi yang sedang kerasukan itu menyanyikan penggalan lagu yang Jingga pikir itu adalah nyanyian milik utinya, Jingga tertegun mendengar nyanyian yang sudah lama tak di dengar nya.
"Uti.." Gumam Jingga.
Gadis yang sedang kerasukan itu terdiam dan tersenyum lalu melihat kearah Jingga dengan senyum nya, dan perlahan dia mengulurkan tangan nya pada Jingga.
"Nak.. ikut uti yuk." Ajak nya pada Jingga.
Tapi Jingga tahu itu bukan utinya, karena energi nya sama dengan sosok yang di lihat nya dalam bilik toilet sekolah, auranya merah dan gelap yang menandakan bahwa sosok itu adalah sosok yang jahat.
"Jangan Jingga! Itu bukan uti kamu." Ujar Gani, dia langsung menghalangi pandangan Jingga dari gadis yang sedang kerasukan itu.
"Aku tahu.." Gumam Jingga. Tapi kini Jingga jadi sedih dan menangis karena dia jadi sangat merindukan uti nya yang sudah meninggal.
Elang yang tidak tahu menahu siapa yang di maksud uti nya Jingga pun hanya bisa diam dan mencerna, tapi dia yakin yang Gani sebut sebagai Utinya Jingga pastilah orang yang paling Jingga sayangi.
Sepertinya sosok itu menyerang kelemahan manusia dari hatinya, dia seolah tahu apa yang bisa membuat korban nya menjadi lemah dan lengah sampai hatinya menjadi bimbang dan dia akan masuk saat korban nya sudah masuk dalam kendalinya. Jingga yang mencoba baik - baik saja nyatanya tetap menangis karena dia melihat wajah utinya di depan nya saat ini, tapi Jingga tahu itu hanya tipu daya, ia pun langsung menghapus dengan kasar air matanya.
"Kamu nggak akan bisa bikin aku lengah." Ujar Jingga.
"Nak, ini uti.. kamu nggak kangen uti??''
"KAMU BUKAN UTIKU!!" Teriak Jingga, suasana di dalam kantin menjadi sangat mencekam sekarang.
"Hihihihi... Hihihihahahahaha!!! Hahahaha!! Kamu marah ya!? Kamu marah ya!?" Ujar sosok itu tertawa dengan sangat mengerikan.
"Jingga, kamu nggak boleh marah. Jangan kepancing sama dia, dia lagi mencoba mengelabuhi kamu" Ujar Elang, Elang pun menggenggam tangan Jingga seolah mencoba menenangkan Jingga.
"Astagfirullah.." Jingga langsung beristigfar.
Jingga lalu akhirnya bisa melihat wujud asli dari sosok yang merasuki siswi itu, wujudnya seperti nenek -nenek namun hidung nya runcing, mata nya hilang satu dan separuh wajah nya rusak dan borokan. Dia memakai kebaya hitam motif daun yang orang - orang jaman dulu pakai, dan bawahan nya kain jarit batik tapi sangat kotor dan lusuh.
Rambut nya di sanggul tapi bukan sanggulan rapih, lebih seperti sanggulan asal sanggulan yang umum pada jaman dulu. Dan aura nya sangat merah, merah yang sudah kehitaman yang berarti dia sudah bukan hanya sosok tapi iblis.
"Kamu nggak akan bisa mengelabuhi aku." Ujar Jingga.
"Hihihi, hihihihi, hahahaha." Sosok itu masih menertawakan Jingga.
Tapi tak lama seorang guru agama masuk kedalam dan membubarkan semua murid termasuk Jingga, guru agama itu datang bersama guru lain dan penjaga keamanan lalu mengepung siswi yang kerasukan itu.
Jingga melihat dari luar jendela kaca, karena memang kantin itu di kelilingi kaca dari berbagai sudut.
"Jingga, kenapa dia bisa tahu nama kamu?" Tanya Elang.
"Aku juga nggak tahu, akhir - akhir ini aku selalu merasa nggak enak, seperti akan dateng hal besar. Aku harap bukan ini yang aku takutkan." Ujar Jingga.
"Jingga, jangan lupa selalu baca doa. Berdoa sama Allah adalah sebaik - baiknya pelindung." Ujar Gani, dan Jingga mengangguk.
Terdengar amukkan dari dalam sana, siswi itu berteriak - teriak ketika kedua tangan nya di cekal oleh beberapa penjaga keamanan.
"Tahan yang kuat!" Ujar guru agama.
Sayang nya guru agamanya tidak seiman dengan Jingga, gadis yang kerasukan itu di ciprati air dan di bacakan doa dari doa keyakinan agama lain. Dan yang Jingga lihat malah sosok perempuan tua itu terlihat marah, dan tatapan matanya bertemu tatap dengan Jingga.
'Kamu akan ikut denganku.' Jingga tiba mendengar suara di telinga nya, dan itu adalah dari perempuan tua yang sedang merasuki siswi sekolah itu.
"HHAAARRRRGGGHHH!!" Gadis itu berteriak sampai urat - urat di leher nya tercetak sangat jelas.
"Kalian! Semua! bodoh! Hahahaha!!!" Terdengar jelas tawa nya yang sangat mengerikan dengan suara campuran antara pria dan wanita.
Setelah sosok itu berteriak, tiba - tiba lebih banyak lagi yang kerasukan. Bukan hanya satu tapi sampai beberapa anak dan semua nya menangis histeris, ada juga yang beberapa berteriak dan menyerang teman nya. Jingga yang melihat itu kembali melihat kearah sosok yang merasuki si gadis dan ternyata sosok nya sudah tidak ada.
Jingga celingukan melihat kesana kemari untuk mencari sosok perempuan tua itu dan dia terlihat sedang berdiri di ujung lorong yang dekat dengan kamar mandi.
"Aaaa..!!!" Sangat banyak yang berteriak ketakutan dan panik.
Mereka kerasukan massal setelah sosok itu lepas dari tubuh gadis yang di rasuki nya sebelumnya. Jingga melihat banyak sekali sosok yang berada di dalam siswa dan siswi yang kerasukan dan itu bermacam macam jenis nya sampai Jingga kebingungan.
"Ya Allah, kenapa jadi kayak gini." Gumam Jingga.
"Jingga, ayo kita pergi juga dari sini." Ujar Gani tapi Jingga tidak mau.
"Nggak, kita harus nolong mereka, Ni." Ujar Jingga dan Gani terkejut mendengar nya.
"Tapi Ngga, ini bahaya banget.. ini terlalu banyak yang kerasukan." Ujar Gani, dia khawatir dengan keselamatan Jingga.
"Kita harus nolong mereka, kasihan." Ujar Jingga, lalu dia mulai menyentuh tangan salah satu yang merasuki siswa sekolah itu.
"Keluar!" Ujar Jingga sambil dalam hatinya membaca doa, dan sosok itu pun keluar.
Sekolah itu menjadi ricuh seketika. Mereka yang tidak mendapatkan gangguan apapun akhir nya di pulangkan dan hanya tinggal mereka yang masih menangis histeris karena masih kerasukan. Jingga, Gani dan Elang langsung turun tangan dan meminta agar guru - guru mengumpulkan mereka yang sedang kerasukan di satu ruangan.
"Jingga, jangan bercanda, mereka tidak akan semudah itu di sadarkan karena ada yang merasuki nya." Ujar salah satu guru di sekolah itu.
"Sir saya serius, mereka hanya bisa sadar jika di lakukan ruqyah." Ujar Jingga.
"Apa itu?" Tanya guru itu.
"Ngaji. Tolong sir, semakin lama mereka kerasukan tubuh mereka akan semakin kesakitan karena energi nya akan terkuras." Ujar Jingga, tapi akhir nya gurunya mengangguk.
Akhir nya semua yang kerasukan di masukkan kedalam salah satu kelas yang dekat dengan kantin dan di dalam sana Jingga dan Gani pun mulai melakukan Ruqyah. Dan benar.. mereka semua berteriak kesakitan tapi akhirnya para sosok yang merasuki mereka keluar dan para murid itu pun pingsan bersamaan.
Jingga menghela nafas lega setelah dia berhasil menolong mereka semua, dan guru - guru nya sampai tertegun karena Jingga bisa menyadarkan mereka yang kerasukan.
"Alhamdulillah.." Gumam Jingga, kepanikan itu pun reda..
Elang menatap Jingga dengan tatapan kagum nya, ia pun maju dan memberikan Jingga sebotol air minum karena dia tahu Jingga pasti kelelahan menolong mereka yang kerasukan. Jingga meminum air pemberian Elang dengan rakus setelah nya dia meminta tolong para guru yang ada di sana.
"Miss, Sir, tolong berikan mereka minum ini." Ujat Jingga. Di hadapannya sudah ada banyak botol yang sudah Jingga bacakan doa, dan para guru pun manut lalu membantu para siswa dan siswinya meminum air yang sudah di doa kan Jingga.
Jingga melihat sosok perempuan tua itu menatap nya dari kaca jendela dengan tatapan yang sangat mengerikan, tapi Jingga juga balik menatap sosok itu dengan tatapan datar.
BERSAMBUNG..
Bakar aja skalian dgn rumahnya. Jangan kasih kesempatan idup, berbahaya tuh orang
pokok Ny Makasih 😍,
Msh Ada 2 Jones Belum Ada Jodoh Ny tu