NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 | Dilabrak

"Ehh Nau hari ini Arga sama teman-temannya gak masuk ya?" tanya Feni.

Naura mengangguk pelan, di tangannya ada beberapa buku yang baru saja dia di pinjam dari perpustakaan. Sepertinya hari ini dewi keberuntungan sedang berpihak pada Naura. Anak Valkyrie sedang meliburkan diri. Ketidakhadiran Arga sangat menguntungkan bagi Naura, dia tidak perlu repot-repot melayani mereka apalagi Arga.

"Syukur deh kalau gitu, sekarang kita bisa istirahat bareng. Sumpah gue udah bosan banget apa-apa sendirian mulu," keluh Feni.

"Lo itu baik, asik, pintar, dan manis juga. Tapi kenapa lo sendirian mulu ya,Fen?" Sudah lama Naura dihantui rasa penasaran. Berarti selama ini Feni sendirian saat Naura belum pindah sekolah.

"Gak tau, gue juga kurang bisa bergaul. Gue bisa dekat sama lo aja itu udah kayak anugrah banget buat gue, jarang-jarang banget soalnya," jawab Feni cuek.

"Padahal lo asik lo, gak ngebosenin juga. Tapi memang ada sih sebagian orang yang bisa berteman sama orang yang tertentu juga," kata Naura. Dia merangkul pundak Naura, tubuh temannya itu sedikit lebih pendek darinya. "Tenang sekarang kan lo udah ada temen, lo gak sendiri lagi kann sekarang."

Feni mengulas senyumannya. "Makasih ya, Nau. Orang-orang selalu beranggapan kalau gue itu aneh karena gue suka sendirian, dan akhirnya gue punya teman yang satu frekuensi sama lo." Naura mengangguk, dia adalah tipikal orang yang mudah dekat dengan semua orang. Tetapi, orang-orang di dekatnya juga harus paham kalau dia bukan gadis penyabar. Paling tidak bisa disenggol, mudah sekali meledak amarahnya. Hanya dengan Arga dan teman-temannya sifatnya sedikit melunak, bukan karena mau tunduk. Tetapi, dia juga sadar telah melakukan kesalahan juga.

"Oh iya,sebelum ke kelas kita ke toilet bentar aja yuk. Gue mau cuci muka dulu," pinta Naura.

Naura jadi rajin cuci muka semenjak kejadian kemarin sore dimana Arga mengusap handuk bekas keringatnya di wajahnya. Kalakuan Arga memang selalu mengundang emosi Naura. Untung saja Naura kemarin tidak mematahkan tangan cowok itu.

"Kalau gak salah yaa Nau udah lima kali deh lo cuci muka, Nauu. Emangnya ada apa sih?" Feni keheranan dengan tingkah Naura, dia menyandarkan punggungnya di dinding toilet, menunggu Naura yang sedang membasuh wajah di wastafel.

Naura membasuh wajahnya dengan air yang mengalir, tidak lupa juga mengeluarkan sabun cuci muka yang telah dia siapkan dari saku roknya. Setelah merasa bersih barulah dia mengeluarkan tisu, untuk mengeringkan wajah. Naura sudah mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Memasukan sabun cuci muka di botol kecil agar mudah dibawa kemana saja.

"Kemarin Arga tuh ngusap handuk bekas keringat dia ke wajah gue, lo bayangin aja deh seberapa jijiknya itu. Handuk basah, ihhh. Muka gue bisa-bisa banyak jerawat karena kelakuan tuh anak," sungut Naura. Dia jadi kesal lagi mengingat kejadian itu.

"Ciee udah mulai dekat nih," ledek Feni.

"Apaan sih, Fen. Kalau bukan karna hukuman dan gue juga gak diancam sama si Arga, sumpah gue juga gak mau repot-repot buat ngeladenin tuh bocah tengil." Naura bersungut-sungut, kini kedua tangannya melipat di atas dada.

"Tapi Nau banyak tauu cewek yang mau dekat sama dia. Lo itu harus bersyukur punya kesempatan itu," saran Feni.

"Dihh ogah! Gak minat gue."

Saking sibuknya mereka membicarakan keburukan Arga tanpa mereka sadari ada tiga orang kakak kelas yang masuk ke dalam toilet. Dia langsung menutup pintu toilet dan menatap sinis ke arah Naura dan Feni. Melihat ada sesuatu yang tidak beres Feni langsung bergegas untuk mendekati Naura.

"Oh ini jadi babunya Arga?" tanya Lia, anak kelas dua belas. Dia menatap remeh penampilan Naura.

"Bukan babunya!tapi asistennya."jawab Naura tegas

"haha, sama aja." timpal Lia

Naura menyipitkan matanya, dia menatap dengan seksama tiga kakak kelas yang berdiri di hadapannya saat ini. Dia kenal salah satu dari mereka. Cindy, pacar Arga yang dibawa Arga ke arena balap beberapa waktu yang lalu.

"Iya, si cewek paling caper. Satu-satunya cewek yang paling gak gue suka," kata Cindy.

"Lagian, gue juga gak minta lo buat suka sama gue juga." Naura mencebik, tidak ada rasa takut di dirinya yang meladeni tiga kakak kelasnya itu.

"Wah berani juga ya lo," kata Agnes. Teman Lia dan Cindy. Mereka bertiga tergabung di dalam geng bernama Beautiful Angels. Karena merasa paling hits dan cantik di sekolah.

"Emang kenapa kalau gue berani, menghadapi geng yang paling berkuasa di sekolah aja gue berani. Apalagi yang modelan kalian bertiga," jawab Naura dengan santainya.

Feni meringis ketakutan, dia sudah bersembunyi di balik tubuh Naura. "Nau,udah jangan dilawan." Ucap Feni sambil menarik baju belakang Naura

"Lo sadar gak sih kalau lo itu udah kelewat batas? Lo pikir lo siapa berani banget deketin cowok gue hah?" Cindy mendorong kasar pundak Naura. Kemarin dia melihat Naura menyeka keringat Arga dan kejar-kejaran di lapangan basket. Arga bilang kalau Naura itu cuma asisten, tapi Cindy sangat yakin pasti ada perasaan lain diantara mereka.

"Hah? Tunggu dulu deh, emang siapa cowok lo?" tanya Naura. "Oh, iyaa si Arga ya? Cowok sejuta umat itu? Dih, gue sih gak pernah ya deketin dia." Naura nenaikkan salah satu sudut bibirnya.

"Wah malah ngelunjak aja nih bocah," kata Lia.

Cindy melangkah mendekat ke Naura, mata elangnya menyipit memandang sinis Naura. "Pokoknya gue gak mau tau mulai detik ini saat ini juga lo jauh-jauh dari Arga!"

Naura mengangguk-anggukan kepalanya. "Yaudah sana ngomong sana sama cowok lo, suruh dia buat ngelepasin gue. Lagian juga ya yang maksa gue buat deket-deket itu cowok lo, ngapain protesnya sama gue?"

"Udah stop jangan berantem," kata Feni menengahi. Dia tidak mau ada konflik tidak berkesudahan, sudah cukup Naura berurusan dengan Arga, jangan tambah-tambah masalah lagi dengan yang lainnya.

"Wah si bocil ini mau jadi pahlawan," ledek Lia

Diantara mereka semua hanya badan Feni paling kecil. Hinaan itu langsung menusuk ke hati Feni paling dalam. Enak saja dirinya dipanggil bocil. Feni hanya bisa memberengut, ingin melawan tetapi sadar posisi hanya siswi biasa yang tidak punya power. Yang ada dia akan ditindas.

"lo bilang apa tadi sama teman gue?hah?" saut Naura tidak terima temannya dikata bocil

"kenapa?lo gak terima teman lo gue bilang bocil." Ucap Lia sambil mendorong Naura kasar

Bel berbunyi, pertanda istirahat berakhir. Naura mengambil buku yang diletakan di atas keramik kering. Mereka harus segera pergi dari toilet.

"Ayo Fen pergi," kata Naura menarik pergelangan tangan Feni.

"Eh mau kemana lo anj* ?" teriak Cindy. Mereka belum selesai bicara.

Naura menoleh ke belakang. "Kalau lo mau gue ngejauh dari Arga, minta cowok lo ngehapus semua hukuman gue!"

Naura tidak masalah jika dirinya harus menjauh dari Arga, malah dia bersyukur tidak perlu lagi jadi Asisten cowok itu. Sekarang dia berharap Cindy membujuk Arga untuk melepaskan dirinya agar perbudakan ini terputus. Naura ingin hidup bebas, tidak ada Arga dalam hidupnya lagi.

"Kenapa dilawan sih tadi, Nauu ?" Feni menuntut penjelasan. Untung saja tidak terjadi adegan jambak-menjambak diantara Cindy dan Naura. Kalau saja terjadi mungkin akan jadi trending topik. Muncul berita dengan Headline " Naura si anak baru berani menentang Geng Beautiful Angels."

"Ya, abisnya dia nyolot duluan. Mana pake nyalahin gue lagi, dikira gue mau gitu nempel-nempel sama Arga? Dih, ogah banget!" Naura bersungut-sungut, mereka berdua melangkah cepat menuju kelas.

"Setahu gue Arga itu kan punya banyak cewek, tapi kenapa lo yang dilabrak ya?" tanya Feni. Malah kini dia terheran-heran. Belum pernah dia mendengar pacar Arga dilabrak, karena mereka tahu akan konsekuensinya. Tidak mungkin Arga hanya mempunyai satu pacar atau dekat dengan satu perempuan saja. Cowok itu playboy kelas kakap.

Naura mengangkat bahunya, mendengus kesal. "Mana gue tahu."

***

Naura memperhatikan sekitarnya, halte mulai sepi. Siswa-siswi yang biasa menunggu bus di halte sudah mendapatkan tumpangannya. Naura merasa lebih leluasa menguasai kursi halte, di kedua tangannya terdapat cilok dan minuman dingin. Tetapi sayang sekali Naura tidak menemukan Zaidan di tempat Mang Dadang tadi. Terakhir kali mereka bertemu di arena balap.

"Hmmm, santai dulu ahh? Gue mau nikmatin cilok dan es teh ini dulu," celetuk Naura sambil mendudukan dirinya di kursi halte.

Mulut Naura mulai mengunyah cilok langganannya itu, sesekali menyeruput es teh untuk meloloskan makanan yang tersangkut di tenggorokannya. Matanya tidak lepas memandangi satu persatu kendaraan yang melintas, sesekali bus berhenti dan menawarkan tumpangannya. Naura hanya menggeleng, dia masih menikmati kesendiriannya di halte.

"Ini kalau gue cepat pulang pasti si Satya nyuruh-nyuruh gue, belum lagi Kak Bara yang tiap hari ngerjain gue. Mending gue di sini aja dulu," kata Naura bermonolog.

Naura mengeluarkan Handphone dari saku seragamnya, mengambil earphone dan memasangkan ke telinganya. Dia menghidupkan lagu dari Hindia, lagu paling related dengan kehidupannya. Kini dia merasakan kebebasan yang hakiki. Tidak bertemu dengan Arga selama sehari ini seperti masuk ke dalam surga dunia.

"Kalau bisa ya tuh bocah pindah sekolah aja deh, biar gue bisa gini terus tiap hari." Naura tersenyum tipis.

Saking sibuknya menghabiskan cilok sambil mendengar lagu, Naura sampai tidak sadar ada seorang cowok yang sedang duduk di sebelahnya. Cowok itu tersenyum memperhatikan Naura yang sedang asik sendiri. Dia juga sudah berusaha memanggil Naura dari tadi tapi tidak ada respon dari Naura.

"Ehh," ucap Naura saat salah satu earphone di telinganya diambil. Dia sempat tercengang beberapa detik melihat cowok itu memasang earphone itu ke telinga.

"Lo suka Hindia juga?" tanyanya.

"Zaidan?" Naura kesulitan menelan salivanya, tidak percaya dengan kehadiran Zaidan disampingnya.

"Gue juga suka Hindia sih," lanjut Zaidan.

"Lo ngapain di sini?" tanya Naura, mengabaikan topik perbincangan yang Zaidan angkat.

Zaidan mencebik. "Gue gak sengaja ngeliat lo duduk sendirian di halte, yaudah gue samperin. Ternyata lo lagi asik sendiri."

Naura tertunduk malu, entah kenapa dia merasa deg-degan jika dia sedang dekat dengan Zaidan. Namun, beberapa saat kemudian Naura memasang wajah sedikit jutek, tidak boleh terlihat murahan di depan Zaidan. Sedikit jual mahal agar cowok lebih tertantang.

"Oh gitu," kata Naura.

"Lo enggak mau pulang Nau? Gue anterin yuk."

Naura teringat ancaman Arga dan wajah cowok itu saat sedang murka. Dia tidak mau menambah masalah lagi. Mungkin menolak tawaran Zaidan jadi jawaban yang tepat untuk sekarang.

"Enggak usah deh, gue bisa naik bus aja." Zaidan menyeringai, dia tahu alasan dari penolakan Naura.

"Lo takut sama Arga kan? Ngapain sih takut sama cowok kayak gitu."Naura mengernyit, kenapa Zaidan bisa membaca pikirannya saat ini.

"Enggak kok. Ngapain gue harus takut sama dia. Lagian gue juga belum mau pulang, masih mau santai di sini dulu." Zaidan berdiri, dia menarik tangan Naura untuk berdiri juga. "Gak baik cewek pulang sore-sore. Ayo buruan gue anterin lo," kata Zaidan menggandeng Naura menuju motornya.

"Eh gak usah," kata Naura. Mulutnya menolak tapi dia pasrah mengikuti arah tarikan Zaidan.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!