NovelToon NovelToon
Ketulusan Hati

Ketulusan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / dosen / nikahmuda
Popularitas:38.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Berwajah ayu dan selalu berpakaian syar'i , lemah lembut, taat beribadah dan penurut adalah sifat yang dimiliki oleh seorang gadis bernama Cut Dara Maristha, memiliki darah kental Aceh karena kedua orangtuanya berasal dari Aceh. Gadis pemilik senyuman indah, seindah bulan purnama.

Naas, sebuah kecelakaan mobil merubah hidup Dara tiga ratus delapan puluh persen. Sang pemilik mobil yang menabrak dirinya, meminta agar Dara menikahi suaminya sebagai permintaan terakhirnya. Pria yang memiliki sifat dingin dan sangat membenci wanita alim dan lembut karena masa lalunya.

Apakah Dara akan menerima permintaan terakhir itu? Tidak ada yang tahu rencana besar sang maha pencipta untuk makhluk ciptaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

Aku tidak mengerti apa yang ada di dalam hatimu saat ini. Kau akan selalu menjadi imam terbaikku.

...\~Cut Dara Maristha\~...

Sudah hampir seminggu Dara berdiam diri di rumah. Karena kondisi tubuhnya yang juga belum pulih. Dara masih sering lemas dan pusing. Membuat dirinya enggan untuk masuk kampus. Selama ini ia terlalu memaksakan diri. Pada akhirnya tubuhnya menyerah dan ambruk. Dara sangat menyesali itu.

Dara terlihat bangkit dari tempat tidur, berniat untuk keluar dari kamar. Ia sudah bosan berada di kamar tarus. Namun Dara tak sengaja menjatuhkan tas kuliahnya, hingga semua isinya berserakan. Dara kembali memunguti barang-barangnya itu, dan pergerakkannya tertahan saat menemukan benda terbungkus kertas kado. Dara mengambil benda itu dan menatapnya luamayan lama. Ia lupa mengembalikan itu pada Ilham. Akan tetapi ia juga sangat penasaran apa isinya.

"Apa aku harus membukanya?" Dara menimang benda itu dengan rasa penasaran. Ia masih ragu untuk membukanya.

"Buka aja deh. Bismillahirrahmanirrahim." Dara pun membuka benda itu dengan hati-hati, ia takut merusak isi di dalamnya. Kemudian kedua alis Dara terpaut, saat melihat isi hadiah itu berupa kotak beludru berwarna merah dan secarik kertas.

"Apa maksud Kak Ilham memberikan ini?" Dara terlihat bingung, lalu membuka kotak beludru itu dengan pelan. Dan lagi-lagi Dara harus terkejut, karena kotak itu berisi sebuah cincin berlian.

Dengan gerak cepat, Dara kembali menutup kotak itu dan meletakkannya di dalam laci. Jantungnya berdetak kencang dengan napas yang tersengal. Ia tak memahami apa maksud Ilham memberikan benda sakral itu.

Dengan tangan bergetar, Dara mengambil secarik kertas yang sudah terjatuh di lantai. Lalu membacanya dengan seksama.

Assalamualaikum....

Bidadari surga

Maaf, jika aku berhasil membuat kamu terkejut karena melihat cincin itu. Aku tahu kamu sangat keras kepala. Jangan berpikir jika aku ingin merebutmu dari Kakakku. Aku hanya ingin kamu memikirkan masa depanmu, aku tidak memaksa kamu untuk menerima aku atau tidak. Tapi pikirkan lagi tentang kebahagiaanmu, jangan menyiksa diri untuk bertahan dalam neraka yang Kakakku buat. Tidak perlu menyembunyikan apa pun dariku, aku tahu semuanya.

Aku akan selalu menunggumu, jika kau sudah berubah pikiran. Temui aku, karena aku selalu menunggumu.

Ilham

Dara melipat kembali suarat itu dengan asal dan meletakkannya di dalam laci. Hingga tanpa ia sadar sebulir air bening meluncur begitu saja di pipinya. Tanganya mulai bergetar. Perlahan Dara duduk di atas ranjang. Pikirannya berkecamuk.

Apa yang dia pikirkan sebenarnya? Aku tidak akan menghianati suamiku. Dara memejamkan matanya untuk menormalkan perasaan yang bergejolak di hatinya.

"Akhhh...." Dara memekik saat tiba-tiba perutnya kram. Kemudian ia bangkit kembali dan beranjak menuju kamar mandi. Mungkin ia akan datang bulan, karena itu perutnya kram. Hal itu sudah sering terjadi ketika Dara akan mendapat tamu bulanan.

"Ah... pantas saja sangat sakit." Benar saja, saat ini Dara kedatangan tamu bulanannya. Bisa di lihat dari bercak darah yang menempel di celananya. Dara keluar dari kamar mandi untuk mengambil pembalut. Namun ia sengaja menahan langkahnya dan mengambil kalender di atas nakas. Melihat tanggal hari ini.

"Ya Allah, ternyata telat seminggu." Dara menghela napas berat. "Mungkin karena aku terlalu capek." Lalu kembali meringis saat rasa kram di perutnya berubah menjadi nyeri yang luar biasa.

"Akh.... kenapa sangat sakit?" Keluh Dara seraya meletakkan kalender di tempat semula. Kemudian ia pun mengambil pembalut dan bergas menuju kamar mandi. Ingin segara membersihkan diri dan langsung istirahat. Mungkin dengan tidur rasa sakit itu akan sedikit menghilang.

Sepeninggalan Dara ke kamar mandi. Arham masuk ke kamarnya. Karena ponselnya tertinggal di atas nakas. Beberapa menit yang lalu Arham memang mengunjungi kamar istrinya. Hanya saja Dara masih tertidur saat ia masuk ke sana.

Arham meraih ponselnya dan hendak pergi, tetapi matanya tak sengaja menangkap sebuah benda mencurigakan di balik laci yang sedikit terbuka. Karena penasaran, Arham membuka laci itu dan mengambil benda di dalamnya. Kotak cincin? Arham membuka kotak itu perlahan. Dan itu benar-banar sebuah cincin berlian.

Milik siapa ini? Aku tidak pernah memberikan dia perhiasan. Ah... mungkin memang miliknya. Pikir Arham seraya meletakkan benda itu di tempat semula. Namun lagi-lagi matanya menemukan secarik kertas dengan lipatan tak beraturan. Tanpa ragu Arham membuka kertas itu dan membaca isinya. Seketika matanya membulat dengan rahang mengeras. Goresan pena itu berhasil mencabik-cabik perasaanya. Arham mengepal kertas itu menjadi gumpalan tak berbentuk. Dan mengambil kotak beludru itu lagi.

Sialan kau, Ilham! Kau ingin merebutnya dariku huh? Bermimpi saja.

"Pak Arham!" Pekik Dara yang baru keluar dari kamar mandi. Ia cukup kaget saat melihat suaminya ada di sana. Terutama kotak beludru itu sudah berada dalam genggaman Arham, juga surat itu....

Arham memberikan tatapan nyalang pada istrinya. Emosi kembali menguasi dirinya.

"Jadi kau memang berhubungan dengan adikku huh? Kau berencana kabur dariku dan berpindah dalam pelukannya? Jawab aku Dara!"

Dara tersentak kebelakang saat mendengar bentakan suaminya. Ia ketakutan. "Da--dara tidak punya hubungan apa pun dengan Kak Ilham. Dara juga akan mengembalikan benda itu padanya. Bapak jangan salah faham, yang Bapak pikirkan itu sama sekali tidak benar. Tolong percaya pada Dara, Pak." Jelas Dara mencoba untuk meyakinkan suaminya.

Arham memejamkan matanya, menahan gejolak amarah dalam dirinya. Ia bergerak cepat menghampiri Dara. Lalu menarik tengkuk istrinya dengan kasar dan memberikan ciuman yang amat dalam di bibir tipis sang istri. Arham tidak mengerti kenapa dirinya merasa panas saat tahu Ilham akan merebut Dara darinya. Ada sedikit rasa tak rela dalam hatinya.

Dara mendorong dada Arham sekuat tenaga, ia tak bisa bernapas. Beruntung Arham melepaskan cecapannya dan mengunci mata indahnya. Napas Dara tersengal, ia masih kaget dengan apa yang terjadi. Namun Dara kembali terkesiap kala melihat tatapan ketakutan di mata suaminya. Tatapan yang sebelumnya tak pernah ia lihat.

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku, Dara. Karena aku tak akan membiarkan itu terjadi." Pungkas Arham yang kemudian pergi meninggalkan kamar Dara. Juga membawa benda itu di tangannya.

Kaki Dara terasa lemas seketika, ia terduduk lesu di lantai. Semua yang terjadi membuatnya amat terpukul. Sejak awal ia sudah takut hal ini akan terjadi, di mana Arham akan salah faham karena benda itu. Ia sendiri tidak tahu, apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka setelah ini. Dirinya hanya bisa pasrah pada Sang Illahi.

***

Di parkiran kampus, tampak Ilham yang hendak masuk ke dalam mobil. Namun ia kembali tersentak kebelakang, karena seseorang menarik bahunya dengan kasar.

Bugh!

Ilham tersungkur ke tanah saat mendapat sebuah tinjuan keras di wajahnya. Arham lah pelakunya. Lelaki itu terlihat sangat emosi, dapat dilihat dari sorot matanya yang tajam. Ilham mengusap rahangnya yang sedikit bergeser akibat ulah sang Kakak. Lalu matanya benangkap benda yang Arham genggam. Membuat bibirnya yang terasa perih melengkung sempurna.

Arham menarik kerah baju adiknya dengan kasar. Meminta agar Ilham kembali berdiri.

"Brengsek! Kau adik tak tahu malu. Kau ingin merebutnya dariku bukan?" Bentak Arham kembali melayangkan pukulan di rahang Ilham. Namun Ilham sama sekali tidak melawan. Lelaki itu kembali mengulas senyuman kecut. Lalu meludahkan darah yang mengotori mulutnya.

"Kenapa? Kau takut dia akan lari padaku huh? Memangnya kenapa kalau dia memilihku, wanita mana yang tidak ingin bahagia? Ah... bukankah kau tak menginginkannya? Lalu kenapa kau begitu marah saat aku ingin merebutnya?" Kecam Ilham merasa kesal dengan sifat pengecut Kakaknya. Ia sudah muak dengan sikap sesuka hati Arham.

Arham terdiam kala mendengar rentetan pertanyaan Ilham. Pertanyaan itu bagaikan ribuan belati yang menghujam jantungnya.

"Munafik! Mulut dan hatimu sama sekali tidak sejalan. Kau terus menyiksanya setiap saat. Apa kau bahagia saat melihat dia menangis huh? Tentu saja jawabannya tidak. Kau hanya tenggelam dalam dendam tak berguna. Dendam itu sudah menyelimuti seluruh hatimu. Egomu terlalu besar, Kak. Buktinya saat ini kau marah saat aku ingin merebutnya. Lalu apa namanya jika kau tidak peduli padanya?" Lanjut Ilham penuh penekanan.

Arham masih bergeming. Ia kalah telak.

"Lepaskan dia jika kau memang tidak menginginkannya, dia berhak bahagia. Meski tak bersamaku. Biarkan dia memilih kehidupannya." Ilham menatap Arham yang sedikit menunduk. Ilham yakin, masih ada secercah harapan untuk sang Kakak kembali pada dirinya sendiri. Jujur, ia merindukan Arham yang dulu. Arham yang memiliki hati lembut dan tulus.

"Jangan salahkan aku jika aku merebutnya darimu. Jika sikapmu masih seperti ini." Pungkas Ilham sebelum pergi meninggalkan Arham yang masih diam di tempat.

Perlahan Arham bergerak, lalu mengangkat tangannya yang masih menggenggam benda sialan itu. Sebulir air bening menetes di pelupuk matanya. Kemudian ia berteriak frustasi dan melempar beda itu asal. Ia sangat marah. Tidak. Ia tak marah pada Dara maupun Ilham. Ia marah pada dirinya sendiri yang tak pernah bisa menahan emosi. Ia ingin lepas dari belenggu yang menyakitkan itu. Namun sekuat tenaga ia berlari, belenggu itu semakin melukainya. Dengan langkah gontai Arham meninggalkan tempat itu.

1
Rubiyanti
Luar biasa
Umi Maryam
ih aku ko benci banget yah ama org yg sombong ilmu tinggi jabatan di sen tapi ahlak maines ,kenapa ga kroscek dulu main di tnah org aja .
Ayu galih wulandari
Laki laki ,suami DZOLIM itu cocok buat kamu Arnold semoga kamu masuk neraka 😡😡
Ayu galih wulandari
manusia iblis alex 😜😜😜
Ayu galih wulandari: Maaf maksudnya Arnold manusia iblis itu kakaknya Alex ,mana ada kaka yg nyiksa adiknya 😭
total 1 replies
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak🤗🤗😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut doong kak Author ,masak ceritanya bgt aja langsung end ke gantung kyk jemuran blm keriiing krg seruuu mana kita tahu kelanjutannya.Hayooo SEMANGAT DOONG kak ...💪💪💪💪💪
Gavra Ariella
Kecewa
Gavra Ariella
Buruk
Ayu galih wulandari
lanjuuut
dalla.dalla
gimane mau 'pulang',kan dia kagak tahu alamat lo udin...
Yanti86
Luar biasa
sharvik
aduh in tdk shrus y d lkukn arham . . jhat mu tdk ad obat y lg . .wlpun prank ttp kau jhat
sharvik
jd kesal dg dara trlalu mmpertahan kn khmilan y it . .
Ayu galih wulandari
Suatu saat Arham akan menyesal seumur hidupnya ,sdh ada bidadari tk bersayap dibrmhnya msh jahat ,arigon 😏😏
Anonymous
ok
sri Hartati_
untuk2 bagus bikin penasaran. Lanjuttt❤️
Ayu galih wulandari
😝😝😝 msh aja atigan si arkham
Ayu galih wulandari
Dara sakit krn Arkham bercocok tanam terus
Ayu galih wulandari
Giliran begini kyk orang bodoh su Arkhan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!