Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sehari bersama anakku
Satu bulan sudah Naina bekerja di perusahaan Alexander. Dan selama itu pula Naina lewati dengan perasaan tidak tenang karena takut akan bertemu secara tidak langsung dengan Daniel. Namun keberuntungan selalu berpihak kepadanya. Karena satu bulan ini ia belum pernah dipertemukan sama sekali dengan Daniel selama bekerja di perusahaan Alexander sehingga ketakutan Naina perlahan menyurut.
Dan hari ini setelah satu bulan bekerja, Naina pun berniat untuk membawa putrinya berjalan-jalan karena kebetulan sehari setelah ia gajian adalah hari tanggal merah.
Di pagi harinya, Naina yang sedang fokus memasak sarapan di dapur dikejutkan oleh kedatangan Zeline secara tiba-tiba.
"Tak... Jadi main kan, Tak?" Tanya Zeline dengan begitu bersemangat saat memasuki dapur. Gadis kecil itu masih terlihat memakai piyama tidurnya dan rambut yang sedikit berantakan.
"Zeline... Kau sudah bangun?" Naina begitu terkejut. Karena tak biasanya Zeline terbangun namun tidak menangis karena tidak melihat keberadaannya di dalam kamar.
"Dah... Jadi main kan, Tak?" Tanyanya lagi sambil menarik ujung piyama Naina.
"Iya, jadi... Lepasin baju Kakak, Zel... Kakak lagi masak ini..." Perintah Naina karena tarikan Zeline semakin kencang.
"Hole..." Zeline begitu senang. Gadis kecil itu nampak melompat-lompat sangking senangnya.
"Udah bilang sama Ibu belum mau main sama Kakak?" Tanya Naina.
"Dah... Boyeh kan Bu main sama Tatak??" Tanya Zeline menatap neneknya dengan mata berkedip-kedip.
Ibu tersenyum lucu. "Iya... Boleh..."
"Asyik... Leh loh Tak..." Ucapnya semakin tidak jelas.
"Iya, iya... Duduk di kursi dulu. Kakak masih masak ini... Sebentar lagi kita mandi, ya..." Ucap Naina yang diangguki Zeline dengan cepat.
*
Pukul sembilan pagi Naina pun sudah bersiap untuk mengajak Zeline pergi jalan-jalan bersamanya. Satu harian ini Naina berencana untuk menghabiskan waktu dengan putrinya dan membelikan mainan apa saja yang Zeline suka menggunakan uang gaji pertamanya.
"Tak... Ayo pelgi..." Ajak Zeline yang sudah nampak cantik dengan baju kaos bermotif bunga dan celana jeansnya yang serasi dengan baju dan celana yang dikenakan Naina. Jika dilihat dari jauh atau pun dekat, Naina dan Zeline memang terlihat seperti adik dan kakak pada umumnya.
"Tunggu sebentar Kakak kunci pintunya dulu." Ucap Naina. Kebetulan hari itu Amara sudah ada janji pergi bersama teman-temannya dan Ibu sudah berangkat pukul tujuh pagi untuk membantu Ayah berjualan di tokonya.
"Asyik... Jalan-jalan ya, Tak!" Seru Zeline begitu bersemangat.
Naina tersenyum. Tangannya pun mulai memasangakn helm kecil di kepala Zeline. Lalu mendudukkan Zeline di kursi bonceng yang sudah ia pasang di jok depan motornya.
"Blangkat..." Seru Zeline begitu bersemangat.
Naina tersenyum senang. Lalu mulai menghidupkan mesin motornya.
"Jangan tidur di jalan ya, Dek." Ucap Naina mengingatkan.
"Inda, Tak!" Balas Zeline.
Motor pun mulai melaju menyusuri jalanan. Selama dalam perjalanan Zeline terlihat begitu senang. Sesekali gadis kecil itu bertanya tentang apa saja yang dilihatnya. Beberapa menit berlalu, motor Naina pun memasuki salah satu mall yang cukup terkenal di kotanya.
"Main sini, Tak?" Tanya Zeline menatap gedung di depannya.
"Iya..." Balas Naina.
Setelah memarkirkan motornya, Naina pun mengajak Zeline untuk masuk ke dalam mall. Setelah mengetahui lantai tempat bermain anak berada, Naina pun segera mengajak Zeline untuk bermain di sana.
"Asyik... Main bola sana ya, Tak!" Pinta Zeline pada area bermain bola di depannya.
"Iya... Ayo!" Ajak Naina menuntun Zeline memasuki area permainan.
***
Selamat membaca☺
lanjut??
Mohon beri dukungan untuk karya author dengan cara memberikan like, komen dan votenya☺
Semakin banyak dukungannya... Maka author juga makin semangat upnya, hihi☺☺
Buat mengetahui jadwal update, kalian bisa bergabung di grup chat author, ya☺
sini tak bikin pusing beneran....
Aku getok kepala mu pake palu gada.. hhuuhhh....
DASAR KUDANIL
tan tadi tatanya beli boneta telinci.. tok tetalang dadi boneta bel uang? 🤣🤣🤣