Keluarga Wezumo adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Asia. Mereka menguasai pasar bisnis dan memiliki perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif, Fashion dan properti.
Darrel, putra sulung keluarga Wezumo terpaksa menikahi Hope Emilia, putri seorang sopir keluarganya. Dua tahun menikah, Darrel tidak pernah menyentuh Hope, hingga Darrel tidak sengaja meminum obat perangsang malam itu.
Hubungan keduanya makin dekat saat Darrel mengangkat Hope menjadi asisten dikantornya. Namun kemunculan seorang pria tampan yang amat berbahaya di dekat Hope memicu kesalahpahaman di antara keduanya.
Belum lagi Hope tidak sengaja mendengar fakta sebenarnya dibalik pernikahan mereka. Membuatnya berada dalam pilihan yang sulit. Meninggalkan Darrel, atau mempertahankan pria itu bersama anak Darrel yang ada dalam kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Penginapan yang akan mereka tinggali selama satu hari satu malam ini adalah penginapan milik salah satu kenalan Lina. Orangnya memang tinggal di Jakarta. Tapi dia punya bisnis penginapan di Malang. Salah satunya penginapan yang mereka sewa ini.
Penginapan tersebut berada di lokasi yang sejak, dan dekat danau. Pemandangannya indah. Hope suka. Jarang sekali dia keluar untuk liburan seperti ini. Dan wanita itu senang sekali. Dia menikmati hamparan angin sejuk yang menerpa tubuhnya dengan pandangan lurus ke ujung sana. Menatap danau. Wahh ... Jarang-jarang kan melihat pemandangan indah begini.
Sesaat kemudian ia merasakan sesuatu membungkus tubuhnya. Ternyata mas Darrel menyampirkan jaket lelaki itu ke tubuhnya. Hope tersenyum, ia kaget suaminya melakukan hal itu, namun tentu saja dia senang.
"Di sini dingin, anginnya kencang. Kau bisa masuk angin kalau hanya pakai kaos lengan pendek." gumam Darrel berdiri di sebelah sang istri. Ikut memandangi danau yang tak jauh dari jangkauan mereka. Tentu bisa di tempuh dengan jalan kaki.
"Aku bisa ambil jaket aku, mas Darrel pake ini aja biar nggak masuk angin." kata Hope, takut nantinya yang masuk angin malah suaminya.
"Daya tahan tubuhku kuat, tidak perlu khawatir. Pakai saja itu." balas Darrel. Hope pun mengangguk. Mereka berdiri bersebelahan dengan pandangan sama-sama lurus ke depan.
Lina dan kedua temannya katanya mau pergi ke pasar dekat penginapan ini. Mereka mau beli bahan makan untuk siang dan malam nanti. Sementara Keno dan teman wanitanya, habis pembagian kamar tadi, keduanya belum keluar-keluar kamar. Wanita yang Keno bawa tadi centil sekali, Hope bahkan sempat melihat dia melirik-lirik suaminya. Dasar wanita panggilan. Di mana ada kesempatan, mereka pasti akan mencari segala cara menggoda para lelaki.
"Bagaimana, kau suka di sini?" Darrel bertanya. Pandangan tetap lurus ke depan. Hope memiringkan kepala menghadap sang suami.
"Mm, aku suka iklim di sini. Sangat sejuk. Aku dengar di Malang banyak tempat-tempat bagus, bener mas?" makhlumlah Hope tidak terlalu tahu, dia kan jarang sekali keluar kandang.
Kali ini Darrel menatapnya.
"Nanti sore aku ajak kau jalan-jalan."
Yeah!
Hope berseru senang dalam hati. Jalan-jalan sama mas Darrel? Jelas dong dia senang. Kapan lagi ada kesempatan bagus begini. Terimakasih banget buat kak Lina yang sudah ngajakin liburan.
"Kau tidak mau jalan-jalan?" Darrel bertanya lagi karena isterinya tidak ada respon apa-apa, malah menundukkan wajah bengong.
"Mau kok mas, mau banget!" seru Hope. Reaksi tersebut membuat Darrel menyunggingkan bibir.
"Mas, mbak, mau beli es-nya?"
Lalu suara teriakan tukang jual ice cream keliling terdengar dari bawah sana. Pasutri tersebut sama-sama melirik.
"Kau mau makan ice cream?" Darrel bertanya ke Hope.
"Boleh?" wanita itu balik bertanya. Akhir-akhir ini suaminya kan paling banyak melarangnya makan sembarangan.
"Tunggu di sini. Aku turun pergi beli."
Hope mengangguk. Ia terus menatapi suaminya masuk kembali ke dalam penginapan untuk turun ke bawah. Tak ada jalan turun dari tempat mereka berdiri tadi, jadi hanya bisa masuk lagi ke dalam untuk turun.
"Suami saya lagi turun ke situ pak, tunggu sebentar ya." Hope berteriak ke si bapak-bapak penjual es keliling tersebut.
"Baik mbak," sahut bapak-bapak itu.
Hope pun menunggu suaminya dengan setia. Rasanya bahagia sekali mendapat perhatian dari seorang mas Darrel yang dingin, tapi akan jadi sangat panas kalau sedang bergulat di atas ranjang dengannya.
Sementara itu, saat Darrel melewati ruang tamu penginapan, langkahnya terhenti sebentar.
"A ... Aku bilang jangan di sini Gisel!"
"Ayolah, tidak ada orang yang liat. Bukankah kau membayarku untuk menemanimu bermain."
Gisel sudah membuka gesper Keno dan menurunkan resleting celana pria itu. Wanita itu memang sengaja melakukannya karena ia sudah lihat Darrel yang berjalan melewati tempat itu. Tapi lagaknya seolah tidak tahu ada orang yang melewati tempat itu.
Wanita itu menggapai batang Keno dan langsung melahapnya dengan ganas. Keno pun merem-melek tak bisa menolak kenikmatan. Saat matanya terbuka pandangannya bertemu dengan tatapan tajam Darrel.
Keno hanya tersenyum, menunjuk Gisel dengan dagunya sembari mengedikan bahu.
"Arghh ..." Ia memekik keras saat merasakan gigitan Gisel di bawah sana. Sialan, sakit. Ia menatap Gisel kesal.
Keno mau marah. Tapi cepat-cepat Gisel mengganti dengan kulu-man yang membuat lututnya bergetar hebat, dan dirinya serasa melayang tinggi. Selama ini dia memang menyewa wanita-wanita panggilan yang sudah sangat berpengalaman dan pintar memanjakan laki-laki. Gisel ini termasuk yang berpengalaman.
"Ahh ... Lebih cepat ... Ahh ..." Keno mende-sah keras. Matanya kadang melirik Darrel yang masih di situ. Dia tahu Darrel pasti tidak suka melihatnya melakukan terang-terangan di ruang tamu. Tapi apa boleh buat, Gisel yang menyerangnya duluan. Dan dia pun sudah keenakan.
"Mas Darrel, kenapa mas belum turun-turun ju ..."
Hope memutuskan menyusul suaminya karena laki-laki tersebut belum muncul-muncul di bawah. Ketika ia masuk dia melihat Darrel sedang berdiri di sana. Wanita itu belum melihat apa yang sedang terjadi di ruang tamu, saat ia makin dekat dan berbicara ke suaminya, suara terhenti begitu melihat dua orang lain di dekat sofa sana.
Kak Keno sedang berdiri sambil mengeluarkan suara erangan, sedang wanita yang dia bawah berlutut di depan laki-laki itu dengan wajah mengarah ke ...
Mata Hope melotot lebar. Sesaat kemudian ia semuanya gelap. Mas Darrel sudah menariknya ke dalam pelukan pria itu dan menutupi matanya. Sementara Keno buru-buru mendorong tubuh Gisel hingga wanita itu terlempar jauh dari dirinya dan Keno cepat-cepat memakai kembali celananya. Gisel kesal di dorong kasar begitu.
"Bawah ja-lang mu itu ke kamar atau tempat lain kalau mau begituan. Jangan mengotori mata istriku." sentak Darrel lantang. Tangannya masih setia menyembunyikan wajah Hope di dada bidangnya.
Keno terkekeh.
"Maaf, aku pikir tidak ada orang tadi. Aku tidak akan mengulanginya." ucap Keno.
Pandangan Darrel berpindah ke Gisel yang tersenyum sangat manis padanya. Laki-laki itu membalas tatapan itu dengan dingin dan ekspresi jijik.
Sesaat kemudian Darrel menuntun Hope keluar penginapan.
Gisel tersenyum kesal.
"Perempuan lebay. Sudah menikah berarti sudah tidak suci lagi, masa kaget melihat tontonan dewasa seperti tadi, lucu!" katanya julid.
"Dia itu wanita terhormat yang hanya melakukan hubungan intim dengan suaminya seorang, jangan samakan dia denganmu. Sudah aku peringatkan tadi bukan? Sekali lagi, jangan sampai kau sembarangan menyerangku seperti tadi lagi, kalau tidak aku akan langsung mengusirmu dari sini." Keno memberikan wanita itu peringatan.