NovelToon NovelToon
My Ex Crush

My Ex Crush

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.

Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.

Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gangguan Agni

"Om, tante,,,,, aku ngga usah ikut wawancara, ya," rayu Agni dengan suara manjanya.

Cleora melemparkan senyum ejekannya karena sudah bisa menebak maksud terselubung adik sepupunya itu.

"Iya, ngga usah, sayang," kekeh Khanza sambil merangkul keponakan manjanya itu.

"Bener, ya, tante," Agni berseru senang.

"Iya," kekeh Khanza.

Kalil pun terkekeh.

Cleora menahan dengusan kesalnya.

Dasar manja, batinnya mengejek.

Zoya pun ngga bisa menahan senyumnya. Tanpa dia kehendaki, dia menoleh pada Nathan yang juga tersenyum samar dan sedang menatapnya tajam.

Tapi Zoya cepat mengalihkan tatapannya.

Kenapa dia tersenyum, gerutu Zoya dalam hati dengan jantung berdebaran ngga menentu.

"Tante, Om, kenapa kakak ini lama banget dikontraknya sampai lima tahun. Katanya ngga boleh lagi dipecat sama Bang Nathan. Padahal aku ingin jadi personal asisten Bang Nathan," todong Agni langsung.

Zoya yang kena sindir secara telak tetap mengulaskan senyum tenangnya.

Pengalamannya diprotes atau dikomplain oleh pengunjung restoran steaknya membuatnya lumayan kebal terhadap sindiran dan kata kata pedas.

Benar benar anak yang berkemauan keras, batinnya memuji.

Cleora menggelengkan kepalanya gemas.

Anak ini pengen diketok jidatnya biar otaknya lebih benar apa...., batinnya menahan tangannya agar tetap di tempatnya.

"Karena nilanya sempurna, sayang. Seratus loh. Kamu nilainya berapa?" tanya Khanza membuat Agni terdiam.

"Tante benar. Selisih nilainya cukup jauh. Jika saja nomer dua dan nomer kesekian bernilai sekitar sembilan puluh lima, Om ngga akan membuat kebijaksanaan begitu. Anggaplah ini appreciate buat peringkat satu," sambung Kalil panjang lebar.

Kadang Kalil suka heran dengan dirinya sendiri. Seperti bukan dirinya saja jika adik iparnya memintanya menasehati ponakannya ini. Dia bisa tampil bijaksana saat menghadapi ponakannya, tapi ngga berlaku buat istri dan anak anaknya.

Hanya saja ponakannya ini lebih mendengarnya dan Khanza dari pada orang tuanya sendiri yang selalu pusing dengan kekeraskepalaannya

Zoya merasa agak tersanjung akan pujian yang tersirat untuknya

Dia pun merasa sangat beruntung mendapat nilai seratus setelah sekian lama ngga berkutat dengan angka angka.

Tapi saat menghadapi soal soal tadi, pikiran dan tangannya berkolaborasi begitu saja dalam menjawab soal soal yang diberikan.

"Jadi kak Zoya ngga bisa digantikan sampai lima tahun ke depan," manyun Agni.

"Sebentar, sebentar. Kenapa kamu memanggilnya Kak Zoya, tapi denganku hanya nama saja," kesal Cleora. Nathan pun dipanggil abang, dengusnya dalam hati.

"Karena aku merasa kita sebaya, Cleo," jawab Agni dengan senyum mengejeknya.

Nathan kembali tersenyum samar.

"Sebaya dengkulmu. Aku ini kembarannya Nathan yang kamu panggil abang. Zoya ini seumuran denganku, tau," omel Cleora panjang lebar dalam satu nafas.

Agni ngga membalas tapi hanya mencebikkan bibirnya cuek, ngga peduli. Kembali Cleora mendengus melihat wajah adik sepupunya yang ngga merasa bersalah.

"Tapi aku mau di dekat Bang Nathan," rajuknya lagi.

"Kamu, kan, bisa bebas nemuin, Nathan, sayang," kekeh Khanza paham kini kenapa adiknya selalu merasa sangat pusing menghadapi putri sulungnya.

"Tapi aku inginnya sambil kerja, tante."

"Bawa aja kerjaan kamu ke ruanganku," lerai Nathan menengahi.

"Bener, ya, Bang Nathan," serunya girang.

"Kalo kamu nempel terus sama Nathan, apa pacar kamu ngga cemburu?" ejek Cleora sinis.

"Aku belum punya pacar."

"Kalo nanti punya," tandas Cleora mulai kesal dengan kengeyelan Agni.

"Kamu yang selalu musuhan sama Nathan aja ngga punya pacar. Ngapain ngurusin aku."

Cleora menghembuskan nafas kesal. Selalu saja begitu, kalo ada Agni di dekat mereka, serasa dirinya yang bertukar tempat jadi sepupu Nathan.

Sabar, Cleo.

Sabar.

Zoya hampir terkikik melihat wajah kesal Cleora. Sekarang dia baru mengerti kenapa Cleora ngga menganggap Agni ponakannya yang manis, tapi malah ponakan yang menyebalkan.

Kalil dan Khanza terkikik dan menatap putrinya dengan isyarat memintanya agar dia lebih bersabar.

"Zoya, kamu bisa nanya ke Nathan, apa saja yang nantinya akan menjadi tugas kamu," kata Khanza mengalihkan topik.

Zoya ngga bisa menyembunyikan kekagetannya.

Bertanya dengan Nathan?.Zoya langsung speechless.

Selama ini mereka hampir ngga pernah berkomunikasi dengan baik. Malah cenderung diam diaman dan saling menghindar. Tapi sekarang bagaimana dia akan memulainya untuk mengajak Nathan berbicara? Lidahnya terasa berat.

Harusnya dia sudah memikirkan dan menyiapkan dirinya jika nantinya sudah sampai sejauh ini.

Tanpa sadar Zoya menatap Cleora, tapi gadis itu seperti menggodanya dengan tatapan herannya.

Dasar, umpat Zoya dalam hati. Katanya mau ditolongin kalo dia udah diterima, batinnya mengungkit kesal.

Cleora menahan tawanya melihat wajah meringis Zoya.

Selalu begitu. Padahal apa salahnya, sih, langsung nanya ke Nathan. Nathan, kan, bukan macan. Dia ngga akan nerkam kamu, Zoya, batinnya ngikik.

"Kamu sudah tau, kan jobdesk kamu, sayang?" tanya Khanza yang menyadari kecanggungan Zoya. Apalagi Nathan juga membisu.

"Tau, tante." Zoya, kan, udah browsing browsing di gugel tentang tugas dan tanggungjawab personal asisten apa aja. Tapi sebenarnya dia belum tau dengan tepat kerjaannya seperti apa dengan Nathan. Apa juga bakal mengurus hal pribadinya juga selain kerjaan? Karena di gugel hanya menjabarkan secara umum saja.

"Ya, udah kamu ikut Nathan ke ruangannya biar tau lebih jelas kerjaan kamu besok," tukas Khanza penuh arti. Kalil tersenyum melihat taktik Khanza untuk mendekatkan keduanya.

Apa akan berhasil? Karena dulu saja Nathan dan Zoya selalu saling menghindar jika di rumahnya. Di sekolah pun Kalil juga merasa begitu.

Putranya seperti memusuhi Zoya. Mungkin karena selalu lebih unggul walau dengan jarak nilai yang sangat tipis darinya.

Kalil tau, gengsi Nathan terluka.

Kalo sekarang sudah jelas, Nathan lah bosnya. Sepintar apa pun Zoya, tetaplah bawahannya. Apa sekarang Nathan sudah bisa membuang permusuhan bodohnya dulu?

"Iya, Om," ucap Zoya seraya berdiri. Tapi kembali rikuh melihat Nathan masih tetap tenang dalam duduknya.

Melihat Nathan yang masih diam saja membuat Khanza gemas.

"Nathan, kenapa kamu masih duduk saja. Ayo, tunjukin ruangan kamu sama Zoya. Sekalian kasih tau mejanya Zoya juga," perintah Khanza sambil memutar bola matanya geregetan.

"Iya, Mam," sahut Nathan nurut. Dia pun bangkit dari duduknya

"Aku ikut," seru Agni ngga mau ketinggalan. Dari tadi dia merasa keanehan dengan kekakuan personal asisten yang baru ini terhadap abang sepupunya.

Katanya teman? batinnya curiga.

"Nggak. Kamu tetap di sini. Ingat kata kata kamu yang mau nurut sama aku," cegah Cleora dengan kalimat ancamannya.

Agni langsung manyun. Teringat akan permintaannya pada Cleora tadi dan juga janjinya.

*Kenap*a dia mudah sekali berjanji, batinnya menyesali mulutnya yang terlalu lemes.

"Permisi, Om, Tante," pamit Zoya kemudian melirik Cleora agar ikut bersamanya.

"Ya, Zoya," sahut Khanza senang sedangkan Kalil hanya tersenyum.

Tapi Cleora menggeleng sambil mengisyaratkan tatapannya pada tangannya yang menahan lengan Agni agar ngga mengganggu mereka.

"Duluan, Dad, Mam."

Terpaksa Zoya mengikuti langkah kaki Nathan, keluar menuju ruangannya. Hanya berdua

Terasa seperti dejavu. Dulu sekali mereka juga pernah jalan berdua, meyusuri lorong kelas dengan masing masing membawa buku pe-er dan buku ulangan ke ruangan guru.

Rasanya sama seperti ini. Hening karena mereka saling diam.

Tapi waktu dulu dia bisa langsung terbebas setelah menaroh buku teman temannya di atas meja gurunya. Tapi sekarang dia pasti akan terpenjara cukup lama karena selain harus serah terima dan memeriksa pekerjaan pekerjaan asisten Nathan yang dulu, juga ditambah dengan pekerjaan pekerjaan baru yang diperoleh Nathan setelah dia sempat mandiri tanpa asisten.

Apakah nanti Nathan akan mengajaknya bicara juga?

Tanpa sadar Zoya menghembuskan nafas panjang.

1
Ira Zamiah
mampiirrr
shimaizha
Luar biasa
15_01 RD
Cerita Kalil-Khanza judulnya apa thor ?
Rahma AR: hehe......
15_01 RD: oke makasih thor, abis selasai ini langsung kesana
urutannya salah ya ? harusnya baca cerita emak bpknya dulu 🤭
total 3 replies
15_01 RD
sintingg ni aki2, orang tuanya aja anteng2 aja laahh dia sok sibuk sendiri 😤
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
15_01 RD
cewek sintingg 😔
15_01 RD
Harusnya jangan dulu diterima Cleo biarkan Jeff benar" memutuskan dulu pertunangannya sama si ulet bulu 😐
15_01 RD
good boy 🥰
15_01 RD
Zoya terlalu banyak melamun
Frida Fairull Azmii
cerita nya gk fokus k Zoya SMA Nathan,malah LBH banyak interaksi SMA Agni🥱
Frida Fairull Azmii: trus cleora SMA Jeff jg😋
total 1 replies
15_01 RD
buseettt, itu sarapan apa makan siang 😅
Paksi Winata
Luar biasa
Linda Ani
baru ini baca cerita yang seru. semoga selalu dalam keberkahan Allah sehingga bisa menghasilkan cerita yang bagus, aamiin
Rahma AR: aamiin... makasih
total 1 replies
MJ
wow .. ternyata emang sudah digilir
MJ
sepertinya lebih kepada harapan yg bg Nath
L😇
Luar biasa
Hana Nisa Nisa
kerennnnnnn
Hana Nisa Nisa
😭😭😭😭
Hana Nisa Nisa
nyimak dulu
Luchi Chipoedanz Sihite
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!