NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ide Bodoh

FLASHBACK

Tiga bulan yang lalu.

Ayah Bianca memijit pelipisnya sembari mengamati ekpresi wajah Leo yang terlalu serius. Mereka baru saja membahas sesuatu yang manusia waras mungkin tidak akan menyangka. Pasalnya, Leo jujur mengaku dia tergila-gila pada Bianca dan kesulitan mengendalikan diri untuk tidak merebutnya dari Gavin.

Aneh tapi harus diakui lelaki paruh baya itu menyukai kejujurannya yang lancang. “Aku pernah memberitahumu aku tidak menyukai Gavin karena semua yang mereka lakukan hanyalah bertengkar tapi tidakkah kau terlalu lancang?”

Leo mengelus tengkuk yang tak gatal sembari tertawa kikuk. “Aku sangat tidak tahu malu ya?” Leo malu tapi dia lebih tidak kuat menahan perasaannya yang terus membesar untuk Bianca.

“Sebenarnya iya, tapi aku tidak akan berkomentar,” jawab lelaki itu. “Aku belum merestui hubungan mereka tapi Bianca terlalu keras kepala aku tidak bisa menghentikannya. Maka dari itu aku memberitahunya, jika dia berniat menikah maka lakukan saja semaunya.” Singkat kata, sang ayah angkat tangan.

“Aku mengatakannya hanya untuk berjaga-jaga, Paman.”

Leo mudah disukai karena senyumnya yang menawan, bahkan ayah Bianca menyukainya setiap kali dia tersenyum meski kata-kata yang dia lontarkan terdengar tidak sesuai. Lelaki itu bertanya, “kau bilang akan melakukan apa pun untuk putriku dan kau sanggup memberi dia segalanya.”

“Tentu saja!” Ekpresi Leo berubah serius. Dia mengulang, “aku akan memberi dia semua yang aku miliki bahkan aku akan mengambil bintang dan menguras air laut jika dia menginginkannya.”

“Bagimana jika dia memintamu untuk meninggalkannya?” Pertanyaan itu spontan menghapus senyuman Leo dan mengubah ekpresi wajahnya menjadi datar. “Bagaimana jika dia mengusirmu dan memintamu untuk tidak muncul di hadapannya lagi?”

Membayangkan hal itu … tidak, Leo menggeleng kasar karena tidak sanggup membayangkan hal itu terjadi. Dia dengan percaya diri menjawab, “Bianca tidak akan pernah meminta demikian. Aku yakin itu.”

Sang lawan bicara menyunggingkan senyuman geli, berkomentar, “kau terlalu percaya diri sementara Bianca terlalu keras kepala. Menurutmu, siapa yang pada akhirnya akan mengalah?”

FLASHBACK END

Leo diam-diam menarik nafas guna menenangkan diri. Pada akhirnya hari ini terjadi, bahkan lebih cepat dari yang dirinya kira.

Leo memilih mengabaikan, bersikap seolah-olah Bianca tidak pernah mengatakan apa pun. “Keringkan dulu bajumu.” Dia merogoh keluar sapu tangan dari aaku celana, berniat membantu Bianca mengeringkan baju di bagian lengan yang basah tapi dia malah menepis tangannya.

Dingin sikap Bianca seolah ikut menampar hati Leo, rasanya sangat menyakitkan. Meski begitu Leo dapat mengerti perlakuannya mengingat semua ini juga salahnya. Dia dengan tenang berucap, “maafkan aku. Seharusnya aku memilih tempat yang lebih baik.”

Bianca sakit kepala, tidak mengerti mengapa Leo masih saja bisa mengabaikan apa maunya. Bianca mendorong tas tangannya ke dada Leo, Leo reflek menahannya sebelum terjatuh.

Bianca melepas heels dan melemparkannya ke bawah kaki Leo. Dia berbalik dan mengambil langkah setelah kalimat, “aku pergi.”

Satu langkah. Dua langkah. Tiga langkah. Semakin jauh dia, semakin sakit hati Leo seolah ditarik keluar dari tempatnya. Leo tidak bisa menahan diri dari melontarkan, “sudah aku katakan aku sangat siap dibenci olehmu.” Ekpresi wajah Leo lirih dan terkesan sedikit serius. “Jika kau mengambil satu langkah lagi, aku akan menyeretmu kembali.”

Ancaman Leo selalu berhasil menghentikan Bianca. Perempuan itu memejam erat matanya dan menahan diri dari menjerit sepenuh hati. “Jangan buat aku mengancammu, aku mohon, Bian,” pinta lelaki itu.

Bianca ingin lari detik itu juga tapi apa ada jaminan dirinya akan berhasil lolos? Mau tidak mau Bianca hanya berdiri bak patung sembari mengutuk di dalam hati.

Leo mendekat dan berhenti di depan Bianca. Dia bersimpuh di hadapannya sembari meletak heels tadi di depannya. “Kakimu akan terluka,” katanya. “Maafkan aku.” Dia mengambil pergelangan kaki Bianca dan menyapu bagian telapak menggunakan tangan.

Bianca kehilangan keseimbangan, spontan memegang pundak Leo untuk dijadikan pegangan. Setelahnya, Leo berdiri dan memberi Bianca senyuman manis seperti biasanya.

Perasaan yang aneh …, Bianca berpikir. Biasanya ketika bertengkar dengan Gavin, lelaki itu hanya akan diam dan membiarkannya seolah dirinya tidak terlahir di dunia, tapi berbeda dengan Leo. Lelaki itu mengejarnya, menghibur dan bahkan tersenyum untuknya. Dia juga menggengam tangan Bianca dan mengajaknya pergi. “Ayo pulang.”

Bianca terlalu banyak terbengong, dia diam dan membiarkan Leo menariknya. Mereka tidak sadar bahwa tidak jauh di belakang, Viona masih mengamati. Matanya baru saja memicing tajam.

Leo membukakan pintu mobil untuk Bianca, dia perlu sedikit paksaan untuk membuatnya masuk. Setelahnya, dia duduk di bangku setir.

Leo menyalakan mobil tapi tidak mengeluarkannya dari area parkiran. Dia berbicara, “soal Viona—“

Bianca memotong, “kau tidak harus menjelaskan apa pun. Ini tidak seperti kita punya hubungan.”

“Aku tahu,” balas Leo. Dia menatap langsung mata Bianca. “Aku tidak berharap kau marah apalagi cemburu. Aku hanya ingin kau dengar.”

Bianca tidak menolak. Dia diam dan mendengar apa yang coba Leo katakan. “Aku dan Viona dijodohkan sedari kami kecil. Namun, kami sama-sama menolak perjodohan itu dan pertama kali kami bertemu adalah empat bulan lalu, tepatnya aku meminta dia untuk bertemu.”

Itu adalah kesalahan paling bodoh yang pernah Leo lakukan. “Aku menawarkan kontrak untuknya di mana kami hanya akan menikah pura-pura untuk batas waktu tertentu.”

“Mengapa kau ingin menikah pura-pura di saat kalian sudah dijodohkan?”

“Karena aku dengan bodoh berpikir aku bisa membuatmu cemburu jika kau tahu aku akan menikahi perempuan lain. Aku berharap kau menyadari bahwa sebenarnya kau jatuh cinta padaku.” Leo malu mengatakannya tapi itulah yang pernah dia pikirkan.

“Kemudian aku mengakhiri kontrak secara sepihak tanpa memulai, Viona sangat marah dan tidak bisa menerimanya. Bisa aku lihat dia masih kesal soal itu, makanya dia datang dan mengacau kencan kita.”

Bianca terdiam dikejutkan oleh kejujuran Leo. Kemudian, dia tergelak. Leo pun dikejutkan, dia menceritakan kebodohan itu untuk mengeluarkan beban, tapi mengapa Bianca malah menertawakannya?

Perut Bianca seolah digelitik ribuan jari munggil, matanya melengkung indah mengatakan bahwa itu bukan tawa pura-pura. “Darimana datang sikap percaya dirimu, Leo?” Bianca bertanya di sela-sela tawa. “Kau benar-benar berpikir aku akan cemburu jika kau menikahi perempuan lain? Tidak! Aku akan bahagia untukmu.”

Sekarang, Bianca mengerti mengapa Viona sangat marah. Dia pasti merasa dipermainkan oleh kelabilan Leo. Bianca tidak bisa menyalahkannya, namun haruskah dia menyalahkan Leo atas tamparan yang dirinya terima secara tidak pantas?

“Aku … benar-benar mencintaimu, Bian,” ungkap Leo. Keseriusannya mengubah suasana menjadi senyap seketika. Tidak ada lagi tawa, hanya dua pasang mata yang saling mengunci. “Sangat bodoh untuk mengaku tapi itu yang aku harapkan.” Dia menyentuh lembut pipi Bianca dan mengelusnya menggunakan jari jempol. “Jika aku bertanya bagaimana perasaanmu ketika mendengar dia memanggilku tunangan …, kau benar-benar tidak merasakan apa pun?”

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!