Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertunangan Cinthya
Hari ini Egy memaksa Nabila sang sekretaris untuk makan siang dengannya. Alih-alih karna tugas Nabila adalah sekretarisnya, jadi harus menemani Egy kemanapun, termasuk makan siangnya saat ini. Padahal mareka tidak janji bertemu klien. Hadeh, kalau gini jadinya bukan lagi sekretaris namanya, tapi sudah asisten pribadi.
Padahal nyatanya Egy sedang mencoba mendekati Nabila, lalu bersembunyi dibalik kata pekerjaan. Tadinya Nabila juga sudah menolak diajak makan bersama, tapi Egy memaksanya dengan mengatakan berbagai alasan, yang tidak biasa makan sendirilah, tidak ada kawan mengobrollah, hingga akhirnya Nabila menuruti ajakan bosnya itu.
"Bil, kamu pergi sama siapa nantinya ke acaranya Cinthya?" Tanya Egy.
"Euhmm,,, sendiri kayaknya deh Pak." Jawab Nabila sambil menyendokkan makanan ke dalam mulut. "Emangnya kenapa ya Pak?" Balas tanya Nabila.
"Gak papa. Gimana kalau bareng saya?" Ajak Egy.
Dalam hati sangat berharap Nabila akan menjawab iya.
"Hah?"
"Iya loh Bil, soalnya saya juga gak ada pasangan, ayolah temani saya." Mohon Egy.
"Gimana ya Pak?" Nabila mulai menimbang, mungkin tidak ya dia menemani egy, inikan bukan lagi urusan pekerjaan. Begitu pikir Nabila.
"Lagian biasanyakan bareng saya juga, anggap saja ini ajakan pekerjaan." Rayu Egy.
"Gak janji ya Pak."
"Janji dong Nabila, nanti kamu malah jalan sama cowok lain."
"Saya gak punya cowok, adanya..." Nabila tidak melanjutkan kata-katanya lagi.
"Apa?"
Nabila menggeleng. Hampir saja ia keceplosan tentang dirinya. Nabila takut Pak Egy mengenali suaminya, dan jika sampai Nadeo tahu ada orang lain yang mengetahui tentang pernikahan mareka, habislah Nabila saat itu juga.
Kalau di pikir-pikir Egy tahu tidak sih tentang sang sekretarisnya, apa dia peduli sekretarisnya sudah menikah atau belum. Apa itu penting? Jika ingin tahu, akan sangat mudah ia mengetahuinya bukan. Pikir Nabila.
"Jadi gimana? Bisa kan?" Egy bertanya memastikan.
Nabila mengangguk "Iya."
"Saya jemput ke rumah ya?"
Nabila mengangguk saja, lagian ia menolak juga percuma, bosnya ini sangat keras kepala dan pemaksa.
...****************...
Hari ini adalah hari pertunangannya Cinthya, sahabat dari Nabila. Acara yang diadakan di sebuah hotel mewah bintang lima yang ada di Jakarta. Siapalah Cinthya, dia kan anaknya pemilik rumah sakit swasta yang ada di Jakarta, tempat Nadeo juga bekerja.
Nabila memakai gaun renda berwarna coklat keemasan, dipadukan dengan hijab yang senada yang membuat warna kulitnya lebih menonjol, dan menunjukkan kesan anggunnya sebagai seorang perempuan. Cantik, begitulah komentar yang akan didapatkan Nabila jika bertanya.
Acara berlangsung sangat lancar dan meriah. Acara yang didekor seindah mungkin dengan bunga-bunga dan pernak pernik lainnya. Semua disulap menjadi glamor dan mewah.
Egy menggandeng Nabila ke depan keluarganya, Nabila nampak menolak tangannya di gandeng oleh Egy. Nabila merasa tidak nyaman dan juga tidak pantas, terlebih ia juga adalah istri orang, apa kata orang jika mengetahui kalau dia sudah menikah, dan digandeng seenaknya oleh laki-laki lain. sungguh miris. walau pernikahan yang dijalani Nabila bukan seperti pernikahan pada umumnya, tapi dihadapan tuhan, ia benar-benar sah sebagai istri dari Nadeo Arga Winata.
"Eh siapa ini?" tanya Mama Yura saat melihat Nabila. Ia tersenyum pada Nabila, dan Nabila membalas walau agak canggung.
"Calon Ma!"
"Sekretaris tante!"
Egy dan nabila menjawab berbarengan membuat Mama Yura bingung dan melihat keduanya.
"Calon menantu kok Ma. Cuma emang sekretaris Egy juga." Ujar Egy seolah menjawab pertanyaan di benak Mamanya.
"Oh gitu,, yaudah ajak pacar kamu makan sana." Ucap Mama Yura ramah, ia tampak menyukai Nabila.
Mama Yura ini adalah Mama dari Egy, yang tak lain adalah Tante dari Cinthya juga. Usianya mungkin sekitar lima puluh lebih, namun jika dilihat dari wajahnya, seperti masih di angka tiga puluhan. maklum perawatan membuatnya terlihat awet muda.
"Mama kesana dulu ya?" Pamit Mama Yura dan meninggalkan Egy dan Nabila. Ia tampak menyambut tamu yang semakin berdatangan.
"Bapak kok ngomong gitu sih?" Protes Nabila. ia kesal pada Egy yang mengenalkannya sebagai pacar.
"Iya kan gak papa, siapa tahu jodoh." Jawab Egy santai seolah ia tidak sedang membuat kesalahan.
"Makan yuk?" Ajak Egy seraya menarik tangan Nabila ke meja prasmanan.
Sampai di meja prasmanan, Nabila melihat Nadeo dan juga Raya yang tak jauh dari mareka. Nabila berhenti. Raya tak menyadari bahwa ada Nabila di acara itu, sedangkan Nadeo yang awalnya tak menyadari, tanpa sengaja melirik ke arah Nabila. Nadeo mendapati Nabila sedang bersama Egy. Ada sesuatu yang terasa sakit di dalam hatinya Nadeo, namun Nadeo memilih berangsur pergi seolah tak menganggap kehadiran Nabila ada, ia bersikap seolah tak mengenal Nabila.
Egy juga menyadari bila Nabila sedang patah hati melihat suaminya membawa madunya. Egy pun menarik tangan Nabila menjauh dan membawanya duduk di tempat sepi.
"Aku tau kamu sakit hati." Ucap Egy lembut seraya menggenggam tangan Nabila. Wanita didepannya terlihat sedang tidak baik-baik saja.
"Aku tau semuanya kok." Ujar Egy lagi.
"Maksud Bapak?"
"Tentang kamu, Nadeo, dan,,," Egy tidak melanjutkan lagi kata-katanya. Egy yakin Nabila sudah paham maksudnya.
Nabila memasang ekspresi bingung, dan mengharapkan penjelasan dari Egy.
"Cinthya yang cerita." Kata Egy seolah menjawab pertanyaan yang ada di benak Nabila.
Ternyata Cinthya sudah tidak sopan membeberkan masalah rumah tangganya pada orang lain.
"Aku punya kesempatan gak buat dapetin hati kamu?" Tanya Egy penuh harap.
Pertanyaan itu sekaligus mewakili ungkapan hati Egy yang selama ini memang menyukai Nabila. egy berharap perasaannya akan terbalas, walau Nabila masih berstatuskan istri orang.
Nabila juga kaget mendengar pertanyaan Egy, entah itu pertanyaan atau ungkapan, yang jelas Egy sedang memintanya untuk bisa membalas perasaannya kan? Nabila bingung harus menjawab apa, terlepas dari statusnya yang masih sah sebagai istri Nadeo, ia juga masih bingung dengan perasaannya pada Egy. Cintakah dia pada Egy? Atau hanya sekedar nyaman saja? Cinta dan nyaman itu berbeda kan?
"Pak,,," Ucap Nabila pelan.
"Nabila, izinin aku menghapus kesedihan kamu ya, kamu gak perlu jawab sekarang, aku tau kamu butuh waktu." Ujar Egy menatap Nabila, seolah menunjukkan bahwa ia serius pada Nabila.
Seolah belum siap mendengar jawaban Nabila, Egy langsung memotong ucapan Nabila. Takut akan ditolak. Egy akan memberikan waktu Nabila untuk berpikir dan menimbang lagi, biarlah hati Nabila suatu saat mantap menerimanya. Tak perlu terburu-buru, Egy akan membuat nabila senyaman mungkin dengannya.
"Satu lagi Nabila, jangan panggil saya Bapak dong, kok kesannya saya lagi ngobrol sama anak-anak sih?"
Nabila terkekeh. "Jadi manggilnya apa dong, kan Bapak Bos saya, gak sopan kan manggil dengan sebutan Egy, apalagi di kantor."
"Panggil Mas saja ya, kayaknya lebih akrab dan satu tingkat lagi nantinya akan dipanggil sayang"
...****************...
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan