Rindunya adalah hal terlarang. Bagaikan sebuah bom waktu yang perlahan akan meledak di hadapannya. Dia sadar akan kesalahan ini. Namun, dia sudah terlanjur masuk ke dalam cinta yang berada di atas kebohongan dan mimpi yang semu. Hanya sebuah harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan.
Ketika hubungan terjalin di atas permintaan keluarga, dan berakhir dengan keduanya bertemu orang lain yang perlahan menggoyahkan keyakinan hatinya.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan sepasang kekasih ini dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
"Tidak ada hal indah yang selamanya di dunia ini. Pelangi dan senja tetap pergi tanpa menjanjikan akan kembali esok hari"
Kesalahan yang dia buat, sejak hari dia bersedia untuk bersamanya. Ini bukan tentang kisah romantis, hanya tentang hati yang terpenjara atas cinta semu.
Antara cinta dan logika yang harus dipertimbangkan. Entah mana yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditemukan
Malam tahun baru telah tiba, suara kembang api yang menghiasi malam ini. Cahaya dan percikan apinya terlihat indah di langit malam. Semua anggota keluarga merayakan dengan bahagia menyambut pergantian tahun ini. Namun, seorang pria hanya berdiri diam di balkon kamarnya. Menatap letusan kembang api yang sama sekali tidak membuatnya bahagia.
Sudah hampir satu bulan Nirmala pergi dan belum diketahui keberadaannya. Dia sudah menggerakkan beberapa orang untuk mencari di setiap Negara di Eropa, sesuai petunjuk yang dia dapatkan. Namun, Eropa begitu luas dan tidak akan mudah ditemukan keberadaan Nirmala. Dan sampai sekarang, memang belum ada yang menemukan keberadaannya. Membuat Galen hampir gila saat ini.
"Sebenarnya kemana kamu pergi? Kenapa seperti sengaja menghilang tanpa jejak"
Di tempat berbeda, Laura memilih pergi keluar dari Rumahnya ketika tahun baru kali ini terasa tidak menyenangkan, karena dia hanya seorang diri. Tidak ada Nirmala yang selalu menemaninya.
Melajukan mobilnya tanpa arah tujuan yang pasti, hingga tanpa dia sadari dia malah pergi ke kedai pinggir jalan yang dulu sering dia kunjungi bersama Benji. Lagi-lagi kenangan tentang pria itu yang tekenang dalam ingatan.
Laura turun dari mobil, berjalan masuk ke dalam kedai dan memesan makanan untuknya. Karena malam tahun baru, maka kedai ini buka sampai pagi. Laura duduk lesehan di sebuah meja yang menghadap langsung ke arah jalan. Masih banyak kendaraan yang berlalu lalang, padahal hari sudah tengah malam. Letusan kembang api masih begitu terdengar dan percikan api terlihat indah di langit malam. Namun baginya, pergantian tahun kali ini bukan hal yang bahagia. Ketika pernikahannya akan segera dilaksanakan satu minggu lagi setelah ini.
"Apa tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya? Bahkan aku rasa tidak, karena aku harus menjalani kehidupan baru yang tidak aku inginkan"
"Semuanya akan lebih baik, percayalah Tuan punya rencana lain untuk kita dibalik semua cobaan yang ada"
Suara itu benar-benar membuat Laura rindu, dia menoleh dan benar saja jika dia adalah orang yang dia kira. Benji berdiri di dekat tempatnya duduk. Laura langsung berdiri dan tersenyum penuh semangat.
"Kamu disini juga?"
Benji tersenyum tipis, sebenarnya dia datang hanya untuk mencari udara segar dan makan malam. Tidak menyangka juga jika akan bertemu Laura disini.
"Makan sendirian? Kenapa tidak dengan kekasihmu?"
Pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin Laura dengar. Karena dia juga malas menjawabnya. Laura menghembuskan nafas kasar, dia kembali duduk.
"Bisakah kami disebut pasangan? Ketika hati saja seperti sudah mati rasa, tidak ada cinta diantara kami. Hanya ada sebuah obsesi keluarga yang membebani pundak kami, dan tidak bisa kami menolaknya"
Benji tersenyum tipis, dia ikut duduk di depan Laura. Melihat wajah gadis itu yang terlihat frustasi sekarang. Benji mengelus kepalanya dengan lembut, sebelum dia sadar dengan apa yang dia lakukan, segera dia menurunkan tangannya dari kepala Laura.
"Semuanya sudah menjadi takdir kalian. Jika takdir kita bisa bersama, Tuhan juga akan memberi cara agar kita bisa bersama. Tapi, jika Tuhan tidak mengizinkan kita bersama, maka sejauh apa kita berusaha, tetap tidak akan bisa bersama"
Laura mendongak dan menatap Benji dengan matanya yang berkaca-kaca. Perlahan air mata luruh begitu saja di pipinya, dan Benji langsung menghapus lembut air mata di pipi Laura.
"Tetap bertahan dengan semuanya, karena setidaknya aku akan baik-baik saja melihatmu masih menjalani kehidupan yang baik. Meski bukan kehidupan yang kamu inginkan"
Laura terisak, dia tidak bisa menahan lagi tangisannya. Tidak tega melihat gadisnya menangis, Benji langsung memeluknya. Membiarkan Laura menangis dalam pelukannya. Karena mungkin ini adalah masa terakhir saat dia bisa memeluk perempuan yang akan menjadi istri orang lain sebentar lagi.
*
Hari yang paling tidak diharapkan oleh dua orang ini, akhirnya tiba juga. Suasana Gedung yang sudah cukup ramai dengan anggota Perencana Pernikahan yang sedang sibuk mengecek semuanya sebelum acara dimulai.
Di dalam ruangan, anggota makeup juga sedang siap melakukan tugas mereka. Pengantin wanita yang akan membuat semua orang takjub melihatnya. Wajahnya yang memiliki keturunan Eropa, dan dirias dengan tangan-tangan ajaib dari anggota makeup. Maka sekarang Laura semakin terlihat cantik.
Gaun pengantin yang indah melekat di tubuh indahnya. Laura melihat pantulan dirinya di cermin, tidak ada senyuman kebahagiaan atau wajah yang gugup seperti kebanyakan orang yang akan menikah. Tapi, hanya ada wajah sendu dan sebuah kesedihan dibalik wajahnya.
"Akhirnya hari ini sampai juga"
Di dalam ruangan berbeda, calon pengantin pria hanya duduk diam di sofa. Sebuah kemeja dan tuxedo yang sudah dia kenakan begitu terlihat pas di tubuhnya. Bahkan jas belum dia pakai, masih tersampir begitu saja di sandaran sofa. Dia hanya terus menatap sebuah foto di ponselnya. Masih foto gadis yang sama.
"Apa tidak ingin pulang dan melihat aku menikah? Setidaknya aku bisa memelukmu sebelum aku resmi menjadi suaminya"
Rasanya sudah hampir menyerah saat semua orang suruhannya belum bisa menemukan keberadaan Nirmala. Bukan karena mereka bodoh, tapi karena keberadaan Nirmala yang seolah sengaja disembunyikan begitu rapat tanpa jejak.
"Bisakah kembali dan temui aku sekarang"
Galen terus melirik arloji di tangannya, setiap menit yang berlalu, membuat dia ingin sekali pergi dari tempat ini jika bisa. Setiap detik dan menit yang berlalu, seolah sebuah bom waktu yang akan merubah hidupnya.
"Tuan!"
Panggilan keras dan suara pintu yang dibuka dengan kasar, membuat Galen langsung mengalihkan pandangannya pada layar ponsel. Melihat Johan yang berjalan cepat padanya dengan wajah panik dan cemas.
"Nona telah ditemukan, dia berada..."
"Dimana? Kita kesana sekarang"
Galen sudah berdiri dan ingin segera pergi saat mendengar kabar dari Johan. Tapi tangannya langsung ditahan oleh Johan.
"Tunggu sebentar, kita tidak bisa pergi begitu saja sekarang. Akan ketahuan jika pakaian Tuan seperti ini dan kita keluar dari Gedung ini"
"Terus aku harus bagaimana? Aku tidak bisa hanya berdiam disini. Pernikahanku akan segera dilaksanakan, tapi aku tidak mau ini terjadi"
Johan terlihat kebingungan, dia tahu apa yang dirasakan Tuannya saat ini. Pasti dia sangat panik dan khawatir. Tapi, mereka juga tidak akan mungkin keluar dengan keadaan pakaian Galen yang seperti ini.
Tepat pada saat itu piintu ruangan terbuka, seorang anggota Perencana Pernikahan datang menghampirinya. Galen dan Johan langsung saling melempar tatapan. Dan dengan gerak cepat Galen langsung memegang tangan pria itu, dan Johan mengambil vas bunga untuk memukul bagian tengkuk lehernya sampai pria itu jatuh tak sadarkan diri.
*
Semuanya sudah siap, acara janji suci pernikahan ini akan segera dilaksanakan. Para anggota keluarga pergi untuk menjemput kedua mempelai pengantin.
Saat masuk ke dalam ruangan Galen, Papa dan Mama begitu terkejut saat melihat seorang anggota Perencana Pernikahan yang tangan dan kakinya terikat dan juga bibirnya yang ditutup sebuah kain.
"Galen Austin!"
Papa langsung sadar apa yang terjadi, jika anaknya itu melarikan diri di hari pernikahannya.
Bersambung
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪