EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 - Terlihat Pucat
Saat terbangun pagi harinya, Binar merasakan tubuhnya terasa lemah dan nyeri di salah satu sisi bagian perutnya.
"Eugh... sakit," cicit Binar yang wajahnya tampak sedikit pucat.
Akhirnya tangannya dengan cepat langsung berusaha meraba laci di sebelah ranjangnya sekuat tenaga yang ada. Dan ia pun berhasil meminum obat yang terdapat di dalamnya.
"Apa aku terlalu kecapekan akhir-akhir ini jadinya kambuh dan semakin sakit ya Tuhan. Nanti aku coba meminta pembatalan jadwal lembur biar aku bisa banyak istirahat. Aku mohon panjangkan umurku ya Tuhan. Demi keluargaku dan juga cintaku," batin Binar.
Walaupun dalam keadaan kurang enak badan, Binar tetap menjalankan kewajibannya dengan baik di rumah. Ia baru saja selesai memasak sarapan untuk suami dan anak-anaknya.
"Mami cakiit?" tanya Disya yang dikenal banyak bersuara dan manja namun sangat perhatian pada ibu sambungnya itu. Sedangkan Devina lebih pendiam dan cukup mandiri.
"Enggak sayang," jawab Binar singkat dan berusaha tersenyum di depan si kembar.
Ketiganya tengah berada di meja makan. Binar sedang sibuk menata sarapan. Dion masih belum keluar dari kamarnya.
"Ogg ucat muka na Mami kayak antuu," cicit Disya seraya menatap wajah Binar.
Mendengar obrolan sang adik dengan tantenya yang kini berubah status menjadi ibunya, Devina melirik sekilas dan memang wajah Binar terlihat pucat.
"Haha... ada-ada saja anak Mami satu ini. Hantu mana mungkin bisa bicara dengan manusia, sayang. Ayo cepat dimakan sarapannya. Nanti keburu telat masuk sekolahnya," ucap Binar seraya berusaha tersenyum dan menutupi rasa sakit yang timbul tenggelam mendadak datang padanya.
"Aciaaapp Mami taa," cicit Disya bersemangat.
Saat si kembar menyantap sarapan buatan Binar, Dion keluar dari kamar dengan setelan kemeja yang sudah rapi. Pagi ini dirinya ada rapat di kampus. Sudah beberapa tahun ini dirinya menjadi Dekan.
Tidak setiap hari ia ke kampus. Terlebih ada asistennya yakni Reni, sahabat mendiang Berliana, yang membantu dirinya jika ada urusan kampus yang mendesak dan jadwal pertemuan penting atau kedinasan luar kota.
Ya, Reni telah lulus lebih cepat daripada Berliana dan dia juga mendapatkan nilai yang cukup tinggi. Alhasil saat Dion membutuhkan asisten di kampus, Berliana menawarkan padanya untuk mempekerjakan Reni. Terlebih saat itu sahabat Berliana itu sedang membutuhkan uang untuk biaya adik-adiknya sekolah di kampung.
☘️☘️
Dion pun berjalan perlahan menuju meja makan.
"Pagi malaikat kecil Papi. Devina dan Disya yang cantik jelita. Mmuach..." sapa Dion seraya mencium pipi Devina dan Disya. Bahkan saking gemasnya Dion pada Disya, ia sampai mencubit pipi putrinya itu.
"Ih Papi !!" pekik Disya dengan bibir yang sudah mengerucut lucu ke depan.
"Hehe...habisnya pipimu kayak bakpao. Kamu lihat pipi kakakmu saja enggak gembul begini kayak kamu," ledek Dion seraya tertawa kecil.
"Papi ce man kak Depiii. Acuu ce man cama Mami. Uhh !!" keluh Disya karena ia menganggap sang Ayah selalu pro dengan Devina. Sedangkan dia adalah kubu Binar, ibu sambungnya.
"Kakak mau sarapan nasi goreng apa roti panggang?" tanya Binar pada Dion.
"Sayang, Papi pamit dulu ya. Soalnya sudah buru-buru mau ada rapat di kampus. Belajar yang pintar ya sayang dan jangan nakal di sekolah. Oke ?"
"Ocleee..." jawab Devina dan Disya kompak namun suara Disya yang terdengar paling lantang.
Dion pun tak menggubris pertanyaan istrinya tadi. Ia sibuk berpamitan dengan kedua buah hatinya. Usai Devina dan Disya bersalaman padanya, Dion pun langsung berjalan ke depan meninggalkan area meja makan.
Binar yang akhirnya tahu bahwa suaminya tak bisa sarapan bersama, ia langsung dengan cepat memasukkan nasi goreng dan roti bakar pada dua kotak bekal yang berbeda. Lalu ia masukkan ke dalam tas khusus makanan dan tak lupa juga susu putih hangat kesukaan suaminya yang ia tahu dari mendiang sang kakak sejak dulu ketika Berliana sering bercerita padanya tentang apa saja yang disukai oleh Dion.
Dengan langkah buru-buru, Binar berusaha mengejar Dion yang sudah masuk ke dalam mobil.
Tuk...tuk...tuk...
Binar mengetuk kaca mobil Dion. Dan akhirnya mau tak mau Dion pun membukanya.
"Apa?" tanya Dion seperti biasa dengan nada datar dan tatapan dingin pada Binar.
"Ini Kak, bekalnya. Jangan lupa sarapan biar enggak sakit," ucap Binar tulus seraya menyerahkan tas bekal pada suaminya.
"Gak perlu," ucap Dion yang sejujurnya gengsi menerima bekal dari Binar.
Dan Binar pun tak kehilangan akal. Ia langsung menaruh tas bekal tersebut di atas pangkuan Dion. Walaupun sang empunya belum menerimanya.
"Sudah aku buatin, Kak. Terserah kakak mau dimakan apa enggak. Kalau enggak suka, nanti buang saja tapi jangan di hadapanku. Hati-hati di jalan, Kak. Assalammualaikum," ucap Binar seraya melangkah masuk kembali ke dalam rumah untuk mengantarkan anak-anaknya sekolah lalu ia berangkat kerja. Dikarenakan hari ini dirinya mendapat shift pagi.
"Waalaikumsalam," jawab Dion dalam hati.
"Tunggu. Sepertinya sepintas aku lihat, wajah dia sedikit pucat hari ini. Apa dia sakit atau marah karena ucapanku semalam?" batin Dion.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Hi Sobat Safira 💋
Pengumuman Kuis Receh Othor Tidak Solehot kemarin, pemenangnya adalah...
Selamat buat Sobat Safira yang namanya tertera di atas, Mohon DM othor ya untuk ambil hadiahnya🙏
Buat Sobat Safira lainnya yang belum beruntung, semoga beruntung di lain waktu. Othor Tidak Solehot suka tahu bulat di goreng dadakan kalau menerbitkan kuis atau GA. Yang sudah lama menjadi pembaca setiaku pasti paham karakter Othor.
Jadi pantengin terus karya Othor Tidak Solehot dan jangan lupa like dan komen setiap chapternya💋
*Jangan tanya Binar dan Dion kapan belah duren. Othor masih nunggu dengan setia si durennya mateng dalam kuali😆
Haturnuhun💋