'Ketika nona arogan berubah'
Apakah kalian berfikir bahwa aku akan berubah menjadi gadis yang baik,sopan,ramah,rendah hati?
Kalian salah,aku akan berubah menjadi malaikat pencabut nyawa untuk orang-orang yang menghancurkan kehidupan ku.
***
Alana Blanchard meninggal di usia 18 tahun karna tertabrak mobil truk yang membuat tubuhnya hancur dan tak berbentuk,bahkan hanya kepalanya yang terkubur karna keluarganya tak mau repot-repot mencari bagian tubuh lainnya.
Bahkan semua orang menganggap kematiannya adalah sebuah berkat,termasuk keluarga dan juga tunangannya.
Namun Tuhan memberikannya kesempatan kedua,hingga ia kembali ke satu tahun lalu dimana setahun kemudian adalah hari kematiannya.
Namun Alana hanya sendiri melawan keluarganya yang berpengaruh besar,belum lagi dengan keluarga tunangannya yang punya organisasi mafia.
Akhirnya Alana meminta bantuan Paman kecil dari tunangannya,yang ia tahu adalah orang terpenting dan paling berpengaruh dikeluarga besar mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karna aku sudah sadar
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
Berbeda dengan Rafael yang tampak frustasi,Alana tampak santai dan tak ada emosi dalam dirinya dan Rafael benci itu.
"Jawab aja pertanyaan gue Alana!",sentak Rafael."Kenapa lho tiba-tiba membenci gue sampai-sampai melepaskan gue Alana dan meminta Perjodohan kita di batalkan?"
"Karna aku sudah sadar"
"Sadar bagaimana?",tanya Rafael lagi terdengar tidak sabaran dan serak.
Alana menarik nafas dadanya tiba-tiba sesak bagaimana pun juga pria di depannya itu adalah cinta pertamanya,pria yang paling di cintai dalam hidupnya bahkan rela melakukan apapun untuk pria itu,"Kau tahu sendiri kan bagaimana besarnya cinta yang ku miliki pada mu sebelumnya bukan?,bagaimana aku lebih mencintai mu dibandingkan hidup ku sendiri",ia menjeda ucapannya hanya untuk melihat Rafael yang saat ini menatapnya dengan begitu lekat dan serius.
"Lalu bagaimana denganmu?,apakah selama aku mencintaimu kau pernah sekalipun mencintai ku hm?"
Jleb
Ucapan Alana langsung menusuk jantung pria itu,karna benar ia tidak pernah sekalipun mencintai perempuan di hadapannya itu,tapi entah kenapa ia resah dan tidak terima dengan Alana yang mengabaikannya.
Melihat keterdiaman Rafael Alana kembali melanjutkan,"Tidak kan.Selama ini aku mempermalukan diri ku sendiri karna mencintaimu namun tak pernah kau respon lalu untuk apa aku harus bertahan lagi?", ucapnya terhenti sebelum akhirnya kembali melanjutkan,"Dan kau sendiri yang meminta ku untuk berhenti mencintaimu,kau juga berharap kalau perjodohan kita di batalkan sehingga kau bisa mendapatkan perempuan yang kau cintai dan menikah dengannya"
"Itu kan yang kau inginkan?"
Rafael tak seagresif sebelumnya,tubuhnya terlihat melemas ia juga tidak seperti sebelumnya memasang wajah angkuh dan penuh amarah,raut wajahnya terlihat penyesalan yang begitu dalam sampai-sampai tak berani menatap wajah Alana, semua ucapan Alana mampu membuat nya bungkam.
Saat pertama kali Alana mengabaikannya ia merasa senang dan bahagia akhirnya lepas dari kekangan perempuan yang ia benci itu,bahkan saat Alana memutuskan untuk membatalkan perjodohan ia juga sangat senang karna pada akhirnya Seperti yang di katakan Alana barusan ia bisa menikah dengan perempuan yang ia cintai,yaitu Celine.
Tapi setelahnya ada kehampaan di hatinya dimana semakin hari ia menyadari Alana benar-benar menjauhinya,ia merasa kekosongan dalam dirinya karna ketidak hadiran Alana di hari-harinya lagi dimana sudah bertahun-tahun gadis itu selalu mengusiknya.Puncaknya ia melihat perubahan besar dalam diri Alana yang tidak seperti dulu lagi saat melawan keluarganya bahkan memutuskan keluar dari rumah.
Rasa tidak terima memenuhi dirinya,ia juga menjadi sadar kalau ia sudah terbiasa dengan kehadiran Alana selama ini dalam hidupnya,ia merasa kesepian meskipun ada Celine yang selalu menghiburnya,dan saat ini ia juga jadi sadar kalau Celine hanyalah pelarian dirinya karna selalu kesal dengan tingkah Alana,tapi entahlah namun ia yakin itulah kenyataannya.
"Alana...mungkin ini sudah terlambat tapi aku meminta maaf aku benar-benar bodoh telah menyia-nyiakan mu selama ini,tapi...tapi tolong jangan mengabaikan ku seperti ini aku tidak bisa Alana,aku sudah terbiasa dengan kehadiran mu dalam hidup ku!"
Isakan kecil keluar dari mulut Rafael, tangannya yang menggenggam kedua tangan Alana saat ini juga bergetar hebat,ini adalah pertama kalinya Alana melihat pria itu menangis selama mengenalnya dari mereka kecil.
Pria itu benar-benar menyedihkan saat ini tapi nasi sudah jadi bubur,Alana sudah lelah karna pria itu terlalu banyak menyakitinya selama ini,ia juga tidak akan mau jatuh ke lobang yang sama lagi yang akan berakhir tragis lagi,tapi ia juga tidak akan melepaskan pria itu begitu saja hidup dengan bahagia.
Tanpa keduanya sadari Celine ternyata bersembunyi di balik tembok yang tak jauh dari mereka,dan samar-samar mendengar semua apa yang keduanya bicarakan.
"Alana gadis sialan!,Rafael hanya milik ku kau tidak berhak lagi atas Rafael!"
"Tidak akan ku biarkan kau merebut Rafael dariku,lihat saja apa yang akan ku lakukan!",Celine menggeram kesal,ia mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.
"Halo,aku ingin kau melakukan sesuatu untuk ku!"
"*##+#+#(($$+;_;_:$+$("
"Baiklah aku akan melakukan apapun yang kau inginkan baby,itu tugas yang sangat mudah"
Tut...
Celine memutuskan panggilan kemudian kembali melihat ke arah Alana dengan senyum licik,"Ku pastikan Rafael akan jadi jijik dan membenci mu lagi Alana"
***
"Rafael,Fadil!!",teriak Dino yang membuat kedua pria beralmamater osis itu langsung menoleh padanya.
"Din lo bisa gak sih ngomong pelan-pelan gak usah teriak-teriak pekak tau gak telinga gue!",protes Dinda yang juga ada di sana.
"Gudang belakang sekolah,lho semua ikut gue ke belakang sekolah",ucap Dino dengan nafas tersengal-sengal.
"Kenapa emangnya?",tanya Rafael.
"Gak usah banyak nanyak ayok!",Dino kembali berlari membuat ketiga orang itu dan juga beberapa OSIS lainnya yang ada di sana jadi ikut karna penasaran dan membuat mengikuti mereka.
Sesampainya di gedung belakang sekolah tepatnya di gudang,enam atau sekitar delapan orang osis itu berhenti saat mendengar suara-suara...
Dinda dan dua orang osis perempuan lainnya saling bertatapan dan merinding, begitupun dengan osis laki-laki.
"Ini sudah jam pulang sekolah,siapa lagi yang berada di sini bahkan melakukan hal tidak senonoh!",geram Fadil yang lebih dulu melangkah dari mereka semua yang tiba-tiba membeku.
kemudian yang lainnya juga mengikuti langkah Fadil begitupun dengan Rafael.
Namun langkah mereka semua terhenti saat Fadil berhenti.
Namun suara Des**an semakin terdengar dekat yang saling bersahut-sahutan,namun juga suara tangisan perempuan terdengar.
"Menjijikkan!",Fadil tiba-tiba berteriak membuat yang lainnya yang penasaran mendekati Fadil dan semuanya serentak syok.
"Hiks!!hiks!!!hikss!!"
Bersambung...