Malang benar nasib Kanaya setelah ia melawan Papanya sendiri dan tidak mendapatkan restu dari sang Papa.
Kanaya nekat menikah dengan Adrian yang ia harap bisa membahagiakannya. Harapan itu ternyata hanyalah harapan semata yang Kanaya bisa bayangkan. Sebab Adrian ternyata tega menjual Kanaya hanya demi uang untuk menyelamatkan perusahaannya.
Kanaya di jual, dan ceraikan oleh Adrian. Namun siapa sangka setelah terusir dan diceraikan, Kanaya kini terbelenggu oleh cinta seorang keturunan mafia, Adam De Costa.
Lantas bagaimana kehidupan Kanaya selanjutnya ? akankah Kanaya bisa menerima Adam dalam hidupnya ?
Ikuti ceritanya dalam novel "Oh My Kanaya" karya Dewi KD. Jangan lupa untuk memberikan support dalam bentuk Like dan Komen yang sebanyak-banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Adam melihat Kanaya yang hendak terjatuh, ia dengan cepat berlari dan meraih tangan Kanaya lalu memeluknya. Ia yakin wanitanya itu tengah syok atas apa yang sudah terjadi.
“Hiks..hiks…”
Kanaya menangis dalam pelukan Adam. Adam berusaha menenangkan Kanaya dengan membawanya pergi dari sana.
Mungkin Kanaya bisa bersikap kuat di hadapan Adrian, namun nyatanya ia tak sekuat itu, ia rapuh karena dunianya Kendra sudah tak ada lagi di sisinya.
Adam membawa Kanaya masuk ke dalam mobil dan membawanya pergi. Saat ia membawa Kanaya pergi, Kayana melihat hal itu. Ia hanya diam memperhatikan, entah perasaan apa yang ada di dalam dirinya, sulit untuk di deskripsikan.
“Mereka mau kemana ?”
Adam membawa Kanaya ke mansion nya, Kanaya hanya diam saja dan menurut kemana Adam membawanya.
Begitu mereka berada di mansion, Kanaya ada di kamar Adam. Dengan duduk berdiam diri di bibir tempat tidur. Tiba-tiba dua orang pelayan datang dengan membawakan Kanaya makan malam. Adam memerintahkan mereka, karena ia pikir mungkin Kanaya belum makan malam ini.
Cacing di perut Kanaya seketika meronta-ronta, melihat makanan yang lezat tersebut. Ia kemudian tanpa malu di hadapan Adam, memakan makanan tersebut satu persatu. Adam sampai menggelengkan kepalanya, melihat Kanaya yang ternyata banyak makan.
“Apa masih kurang ?” Adam mengeluarkan suaranya.
Kanaya mengangkat pandangannya pada Adam.
“Kenapa ? Kau malu punya wanita yang banyak makan ?” kata Kanaya ketus, ucapan Adam barusan seolah mengejek baginya.
“Bukan begitu ! Kau punya selera makan yang bagus, Ku pikir makanan itu masih kurang untuk mu !” kata Adam menjelaskan maksud ucapannya.
“Iya, selera makan ku bagus ! Tapi bukan berarti Aku rakus !” kata Kanaya semakin ketus.
“Astaga !” kata Adam dalam hati, ia mengusap kasar wajahnya.
“Bukan Aku, mengatakan Kau rakus, hanya saja Aku menawarkan makanan lagi, siapa tahu Kau masih lapar dan belum kenyang.” Kata Adam
“Nah, benar kan ? Kau mengatai Aku rakus !” Kanaya menatap tajam pada Adam.
“Hei ada apa dengan mu ? Apa Kau tengah datang bulan ?” kata Adam, ia menjadi frustasi sendiri menghadapi seorang wanita yang moodnya mungkin berubah-ubah. Apalah daya dirinya pria yang tak pernah menjalin asmara dengan wanita, mana tahu Adam cara memenangkan hati wanita.
Kanaya menghela nafasnya, ia pikir pria yang ia sukai itu akan bersikap membujuk atau apalah yang bisa menenangkan hati seorang wanita. Namun ternyata Kanaya salah, Adam tidak seperti itu. Dan Kanaya semakin menyukai Adam, Adam yang to the poin tidak pernah bertele-tele. Ia tak bermulut manis namun bertindak dengan penuh kepastian.
“Aku kenyang !” kata Kanaya dengan santainya. Dan membuat Adam langsung melongo melihat sikap Kanaya yang tidak lagi ketus padanya.
Memang wanita tidak bisa di tebak !
Tak lama ponsel Kanaya berdering, dimana adik laki-lakinya menelponnya, mungkin khawatir dengan keberadaannya saat ini.
“Kakak dimana ?”
“Kakak sudah pulang !”
“Ke mansion ?”
“Tidak ! Di rumah teman ! Jangan khawatir, Kakak baik-baik saja !”
“Kakak serius ? Apa Kakak berencana menginap disana ?”
Kanaya mengalihkan tatapan matanya pada Adam yang tengah duduk di hadapannya. Ia merasa seolah Adam tidak ingin membiarkannya pergi malam ini.
“Kau ingin Kakak menginap disini ?” tanya Kanaya balik.
“Aku hanya memastikan, jika Kakak merasa aman disana, menginap lah disana. Sebab Papa dan Mama menginap di hotel malam ini, Aku dan Kayana akan pulang ke mansion !”
“Oh begitu, baiklah ! Kakak akan pulang besok pagi !”
Mendengar ucapan Kanaya yang akan pulang besok pagi. Membuat Adam merasa menang dan bahagia. Itu artinya malam ini ia bisa bersama Kanaya tanpa ada penghalang.
“Kenapa dengan mu ?” tanya Kanaya pada Adam setelah ia menaruh kembali ponselnya di atas meja.
“Tidak ada ! Ayo Ku antarkan Kau pulang !” kata Adam beranjak dari duduknya yang membuat Kanaya diam menatap Adam.
“Kau mengusirku ?” tanya Kanaya
“Mana mungkin !” jawab Adam
“Ya sudah, Aku numpang tidur disini !” kata Kanaya dengan santainya yang membuat Adam ingin terkekeh melihat tingkah Kanaya yang begitu menggemaskan baginya.
“Kemarin Kau yang tidak mau tinggal di mansion Ku. Sekarang Kau malah tidak mau pulang ! Kanaya, Oh Kanaya !”
...****************...
3 bab gaes...jangan lupa komen yang banyak yaa..🤗
pasti kayana ada rasa sm adam.......
jangan lukai perasaannya.
apa mau melarikan diri 🤣🤣🤣🤣